Islam Tidak Senang Umatnya Merasa Cukup Bertani Saja dan Mengikuti Ekor Lembu

Senin, 29 Juli 2024 - 11:51 WIB
loading...
Islam Tidak Senang Umatnya...
Islam menekankan umatnya supaya bercocok tanam dan mengangkat ke derajat yang tinggi serta memberikan pahala kepada pelakunya. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan Islam menekankan umatnya supaya bercocok tanam dan mengangkat ke derajat yang tinggi serta memberikan pahala kepada pelakunya.

"Akan tetapi, di balik itu Islam sangat benci kalau umatnya itu membatasi aktivitasnya hanya pada bidang pertanian atau terbatas bergelimang di dasar laut," tulis Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang diterjemahkan H. Mu'ammal Hamidy berjudul "Halal dan Haram dalam Islam" (PT Bina Ilmu, 1993).

Menurutnya, Islam tidak senang umatnya menganggap cukup dalam bertani saja dan mengikuti ekor lembu. "Ini dapat mengurangi keperluan umat yang sekaligus dihadapkan kepada suatu bahaya," kata Al Qardhawi.



Oleh karena itu tidak mengherankan kalau Rasulullah SAW pernah menegaskan, bahwa cara semacam itu merupakan sumber bencana dan bahaya serta kehinaan yang meliliti umat.

Kendati demikian, menurut al-Qardhawi, kenyataan ini dapat dibenarkan oleh keadaan.

Untuk itu maka Rasululiah SAW telah menyabdakan:

"Apabila kamu jual-beli dengan lenah dan kamu berpegang pada ekor-ekor sapi, dan senang bercocok-tanam serta meninggalkan jihad, maka Allah akan memberikan suatu kehinaan atas kamu yang tidak dapat dilepaskan dia, sehingga kamu kembali kepada ajaran agamamu." (Riwayat Abu Daud)

Kalau begitu, kata al-Qardhawi, maka sudah seharusnya di samping bercocok-tanam ada juga perusahaan dan mata-pencaharian lain yang kiranya dapat memenuhi unsur-unsur penghidupan yang baik dan standar umat yang tinggi dan bebas, serta negara yang kuat dan kaya raya.



Mata-pencaharian dan perusahaan-perusahaan ini bukan hanya dipandang mubah oleh Islam, bahkan sesuai dengan penegasan para ulama dipandangnya sebagai fardhu kifayah'.

Hal ini dengan pengertian, bahwa masyarakat Islami harus memperbanyak dari kalangan umatnya orang-orang yang berpengetahuan, memperbanyak perusahaan dan mata pencarian yang kiranya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat itu dan dapat mengatasi segala urusannya.

Maka apabila terjadi suatu kekosongan baik dari segi pengetahuan ataupun perusahaan dan tidak ada yang mengurusnya, maka seluruh masyarakat Islam itu akan berdosa, khususnya ulil amri (kepala eksekutif) dan ahlul hili wal aqdi (lembaga legislatif).

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2912 seconds (0.1#10.140)