Israel Bunuh 10.000 Pelajar di Jalur Gaza dan Tepi Barat
loading...
A
A
A
Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan lebih dari 10.000 pelajar di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki telah dibunuh oleh Israel sejak dimulainya perang genosida rezim tersebut di Gaza pada Oktober lalu.
"Kementerian Palestina mengatakan pada hari Selasa bahwa 16.000 pelajar lainnya terluka sejak saat itu," lapor Press TV. "Lebih dari 500 guru dan administrator juga tewas, dan 3.000 lainnya terluka. Lebih dari 107 ilmuwan, profesor universitas, dan peneliti juga tewas."
Sejauh ini, 62 sekolah hancur di Jalur Gaza dan 119 lainnya rusak parah.
Bahkan sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pun tak luput dari serangan Israel.
Lebih dari 6.000 siswa dilarang bersekolah di Gaza, dan banyak dari mereka menderita trauma psikologis.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa Israel telah membunuh sedikitnya 16.000 anak di wilayah yang terkepung sejak Oktober. Ribuan lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
Gerakan perlawanan Hamas Palestina mengecam keras rezim Israel yang menargetkan sekolah-sekolah yang menampung pengungsi internal di Jalur Gaza, dan menggambarkan hal tersebut sebagai kelanjutan dari “genosida mirip Nazi” yang dilakukan entitas pendudukan.
“Tujuan rezim pendudukan di balik pembantaian ini, berupa terorisme, intimidasi, dan pengungsian, akan hancur oleh ketabahan dan perlawanan mereka,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Serangan udara Israel menghantam dua sekolah di Kota Gaza pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 30 orang.
Rekaman yang beredar di media Palestina menunjukkan mayat-mayat berserakan di halaman salah satu dari dua sekolah tersebut ketika warga bergegas membawa korban, termasuk anak-anak, dan memasukkan mereka ke dalam kendaraan ambulans yang membawa mereka ke setidaknya dua rumah sakit terdekat.
Perang Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari sepuluh bulan, telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang terkepung. Pasukan pendudukan Israel secara khusus menargetkan sekolah, perguruan tinggi, universitas dan rumah sakit.
Hampir 40.000 orang telah terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya hilang atau diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
"Kementerian Palestina mengatakan pada hari Selasa bahwa 16.000 pelajar lainnya terluka sejak saat itu," lapor Press TV. "Lebih dari 500 guru dan administrator juga tewas, dan 3.000 lainnya terluka. Lebih dari 107 ilmuwan, profesor universitas, dan peneliti juga tewas."
Sejauh ini, 62 sekolah hancur di Jalur Gaza dan 119 lainnya rusak parah.
Bahkan sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pun tak luput dari serangan Israel.
Lebih dari 6.000 siswa dilarang bersekolah di Gaza, dan banyak dari mereka menderita trauma psikologis.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa Israel telah membunuh sedikitnya 16.000 anak di wilayah yang terkepung sejak Oktober. Ribuan lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
Gerakan perlawanan Hamas Palestina mengecam keras rezim Israel yang menargetkan sekolah-sekolah yang menampung pengungsi internal di Jalur Gaza, dan menggambarkan hal tersebut sebagai kelanjutan dari “genosida mirip Nazi” yang dilakukan entitas pendudukan.
“Tujuan rezim pendudukan di balik pembantaian ini, berupa terorisme, intimidasi, dan pengungsian, akan hancur oleh ketabahan dan perlawanan mereka,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Serangan udara Israel menghantam dua sekolah di Kota Gaza pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 30 orang.
Baca Juga
Rekaman yang beredar di media Palestina menunjukkan mayat-mayat berserakan di halaman salah satu dari dua sekolah tersebut ketika warga bergegas membawa korban, termasuk anak-anak, dan memasukkan mereka ke dalam kendaraan ambulans yang membawa mereka ke setidaknya dua rumah sakit terdekat.
Perang Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari sepuluh bulan, telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang terkepung. Pasukan pendudukan Israel secara khusus menargetkan sekolah, perguruan tinggi, universitas dan rumah sakit.
Hampir 40.000 orang telah terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya hilang atau diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
(mhy)