Penaklukkan Yerusalem oleh Pasukan Salib Bukan Sekadar Misi Agama

Senin, 19 Agustus 2024 - 05:15 WIB
loading...
Penaklukkan Yerusalem...
Penaklukkan Yerusalem dan usaha pasukan Salib atas restu Kepausan di Roma dalam mempertahankan Yerusalem tidaklah sederhana. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Salib di Timur Tengah memakan waktu 269 tahun, dimulai dari tahun 1096 hingga 1365. Itu jika Perang Salib X dihitung. Jika tidak, maka selama 176 tahun, yaitu dari tahun 1096 hingga 1272.

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut penaklukkan Yerusalem dan usaha pasukan Salib atas restu Kepausan di Roma dalam mempertahankan Yerusalem tidaklah sederhana.

Banyak anggapan mengatakan bahwa misi merebut Yerusalem oleh pasukan Salib disebabkan Yerusalem adalah tempat lahirnya Kristen . Yerusalem pula tempat meninggal dan bangkitnya Yesus setelah disalib, sehingga umat Kristen merasa berkewajiban merebut kota itu dari Islam .



"Anggapan sederhana itu seharusnya diluruskan. Kira-kira logika seperti ini: Jika dinasti Islam berbuat kejam dan tidak adil pada waktu mereka memerintah, Yerusalem dan sekitarnya seharusnya sudah menjadi kota Islam (seluruh penduduknya memeluk Islam)," ujar Jati Pamungkas.

Sementara kenyataannya tidak begitu, karena baik Kristen dan Yahudi tetap menghuni Yerusalem dan kota-kota di sekitarnya seperti Bethlehem, Acre, Hebron, Yeriko, dan lain-lain.

Adanya kekerasan yang terekam dalam sejarah oleh Islam tidak lain karena kekuatan mayoritas yang selalu unggul daripada minoritas, dan itu terjadi di seluruh dunia.

Hal itu dapat dihindari dengan adanya undang-undang dan perjanjian yang telah disepakati berdasarkan kebenaran kemanusiaan.

Perjanjian Umar atau Uqdah al-Umariah adalah jawaban dari masalah tersebut. Sangat disayangkan perjanjian tersebut tidak dapat dipakai lagi karena Perang Salib terjadi pada tahun 1096.

Perdagangan

Jati Pamungkas mengatakan merebut Yerusalem bagi Pasukan Salib bukan hanya masalah kejayaan dan agama, namun juga karena adanya faktor ekonomi di dalamnya.



Penaklukkan Yerusalem adalah langkah awal menaklukkan Damaskus. Bukan sesuatu yang mustahil kota-kota penting di Timur Tengah seperti Bagdad, Alexandria, dan Kairo akan dikuasai pasukan Salib.

Eropa sangat membutuhkan barang-barang dari Timur Tengah seperti rempah-rempah, minyak wangi, dan produk pertanian seperti gandum.

"Ketika Turki Seljuk dan Dinasti Fatimiyah berkuasa di Timur Tengah, barang-barang perdagangan dari dan menuju Eropa sebenarnya tidak terganggu, tetapi Eropa mengharapkan sesuatu yang lebih ketika Kristen mempunyai kekuasaan wilayah di Timur Tengah dengan Kerajaan Surga-nya.



Komoditas perdagangan pada waktu itu dapat masuk ke Eropa umumnya melalui jalur laut. Laut yang dilalui adalah Laut Mediterania .

Jalur perdagangan laut pada waktu itu, Eropa mengandalkan kota-kota seperti Venesia, Bari, dan Palermo untuk menjadi pelabuhan bagi kapal-kapal yang berlayar dari Alexandria, Acre, dan Antiokhia.

Jalur darat yang umum hanya dua, yaitu Anatolia ke Konstantinopel, dan Tangier ke Tarifa atau Gibraltar. Khusus perdagangan darat keduanya pun harus melalui selat, yaitu Selat Bosporus dan Selat Gibraltar.

Komoditas perdagangan masuk ke Eropa didominasi dari Timur Tengah daripada Maroko. Oleh sebab itu menguasai Timur Tengah sama halnya menguasai dan mengamankan ekonomi bagi Eropa.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2765 seconds (0.1#10.140)