Kisah Tentara Mongol Dipimpin Hulagu Khan Membantai 1,8 Juta Muslim Baghdad
loading...
A
A
A
Kekejaman tentara Mongol sampai saat ini tak bisa dihapuskan dari sejarah . Peristiwa ini terjadi ketika Genghis Khan meninggal, lalu digantikan oleh cucunya Hulagu Khan. Kala itu, pasukan Mongol sukses menaklukkan beberapa negeri Islam, dari Asia Tengah sampai ke negeri Syam bagian selatan dengan politik kekerasan dan kebiadaban.
Hulagu Khan berharap dapat menguasai Baghdad dan memusnahkan Daulah Abbasiyah . "Kala itu, Daulah Abbasiyah dalam posisi lemah karena adanya perpecahan antara Khalifah yang berhaluan Ahlus Sunnah dengan Amir Umaranya yang berpaham Syiah ," tulis Dr Syamruddin Nasution, M.Ag. dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
Untuk memenuhi ambisinya itu, Hulagu Khan mengirim surat kepada Khalifah al-Mukta’sim yang berisi tekanan agar dia menghancurkan benteng-benteng pertahanan, menimbun parit-parit jebakan, serta menyerahkan kekuasaan kepada dirinya.
Khalifah al-Mukta’sim menolak semua tuntutan itu dan menyatakan siap untuk menangkal serangan Hulagu Khan. Penolakan tersebut menimbulkan reaksi yang hebat, dan dia segera mempersiapkan pasukannya untuk menyerang kota Baghdad.
Selanjutnya, pasukan Mongol mengepung Baghdad dari segala penjuru. Akhirnya, dengan terpaksa khalifah al-Mukta’sim meminta agar Hulagu Khan mau berdamai.
Maka pada tanggal 10 Februari 1258, khalifah dengan dikawal 3.000 orang pasukan perang membawa hadiah barang-barang perhiasan yang amat berharga, datang menuju pangkalan Hulagu Khan agar dia mau menerima permintaan damainya.
Hadiah-hadiah tersebut diterima oleh Hulagu Khan, akan tetapi permohonan damai khalifah ditolaknya.
Kemudian Hulagu Khan memerintahkan agar khalifah mengumumkan kepada rakyatnya untuk meletakkan senjata.
Dengan leluasa Hulagu Khan menghancurkan Baghdad beserta rakyatnya dalam tempo satu minggu. Tidak kurang dari 1.800.000 orang tewas di tangan pasukannya, termasuk khalifah sendiri.
Salah seorang putera khalifah berhasil melarikan diri ke Syiria dan mambawa seluruh atribut kebesaran khalifah dari Baghdad. Dialah kelak yang akan diangkat oleh Baybars I Raja Dinasti Mamluk di Mesir sebagai khalifah.
Dengan jatuhnya kota Baghdad ke tangan Mongol, hancurlah kekuasaan Bani Abbas bersamaan dengan hancurnya berbagai peninggalan ilmu dan peradaban Islam yang luhur, yang pernah dibangun oleh para khalifah.
Dengan serangan tentara Mongol terakhir inilah yang secara langsung menyebabkan hancurnya kekhalifahan Daulah Abbasiyah pada tahun 1258 M.
Kenyataan pahit ini harus diterima oleh umat Islam saat itu. Betapa tidak, kekuasaan yang telah dibentuk sekitar 5 abad dan dibangun dengan pengorbanan yang tidak sedikit, ternyata lenyap begitu saja dalam waktu sekejab.
Para sejarawan menggambarkan bahwa dengan runtuhnya Baghdad sebagai ibu kota Negara Islam, merupakan lembaran sejarah yang sangat menyedihkan dan menyakitkan sepanjang sejarah Islam. Bahkan mereka menyebutkan bahwa dalam perjalanan sejarah, tidak ada peristiwa yang lebih buruk dan menyakitkan hati selain daripada peristiwa runtuhnya kota Baghdad.
Hulagu Khan berharap dapat menguasai Baghdad dan memusnahkan Daulah Abbasiyah . "Kala itu, Daulah Abbasiyah dalam posisi lemah karena adanya perpecahan antara Khalifah yang berhaluan Ahlus Sunnah dengan Amir Umaranya yang berpaham Syiah ," tulis Dr Syamruddin Nasution, M.Ag. dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
Untuk memenuhi ambisinya itu, Hulagu Khan mengirim surat kepada Khalifah al-Mukta’sim yang berisi tekanan agar dia menghancurkan benteng-benteng pertahanan, menimbun parit-parit jebakan, serta menyerahkan kekuasaan kepada dirinya.
Khalifah al-Mukta’sim menolak semua tuntutan itu dan menyatakan siap untuk menangkal serangan Hulagu Khan. Penolakan tersebut menimbulkan reaksi yang hebat, dan dia segera mempersiapkan pasukannya untuk menyerang kota Baghdad.
Selanjutnya, pasukan Mongol mengepung Baghdad dari segala penjuru. Akhirnya, dengan terpaksa khalifah al-Mukta’sim meminta agar Hulagu Khan mau berdamai.
Maka pada tanggal 10 Februari 1258, khalifah dengan dikawal 3.000 orang pasukan perang membawa hadiah barang-barang perhiasan yang amat berharga, datang menuju pangkalan Hulagu Khan agar dia mau menerima permintaan damainya.
Hadiah-hadiah tersebut diterima oleh Hulagu Khan, akan tetapi permohonan damai khalifah ditolaknya.
Kemudian Hulagu Khan memerintahkan agar khalifah mengumumkan kepada rakyatnya untuk meletakkan senjata.
Dengan leluasa Hulagu Khan menghancurkan Baghdad beserta rakyatnya dalam tempo satu minggu. Tidak kurang dari 1.800.000 orang tewas di tangan pasukannya, termasuk khalifah sendiri.
Salah seorang putera khalifah berhasil melarikan diri ke Syiria dan mambawa seluruh atribut kebesaran khalifah dari Baghdad. Dialah kelak yang akan diangkat oleh Baybars I Raja Dinasti Mamluk di Mesir sebagai khalifah.
Dengan jatuhnya kota Baghdad ke tangan Mongol, hancurlah kekuasaan Bani Abbas bersamaan dengan hancurnya berbagai peninggalan ilmu dan peradaban Islam yang luhur, yang pernah dibangun oleh para khalifah.
Dengan serangan tentara Mongol terakhir inilah yang secara langsung menyebabkan hancurnya kekhalifahan Daulah Abbasiyah pada tahun 1258 M.
Kenyataan pahit ini harus diterima oleh umat Islam saat itu. Betapa tidak, kekuasaan yang telah dibentuk sekitar 5 abad dan dibangun dengan pengorbanan yang tidak sedikit, ternyata lenyap begitu saja dalam waktu sekejab.
Para sejarawan menggambarkan bahwa dengan runtuhnya Baghdad sebagai ibu kota Negara Islam, merupakan lembaran sejarah yang sangat menyedihkan dan menyakitkan sepanjang sejarah Islam. Bahkan mereka menyebutkan bahwa dalam perjalanan sejarah, tidak ada peristiwa yang lebih buruk dan menyakitkan hati selain daripada peristiwa runtuhnya kota Baghdad.
(mhy)