UAS Ceritakan Sejarah Kalender Hijriyah dan Kisah Hijrah Nabi yang Menakjubkan

Rabu, 26 Agustus 2020 - 23:05 WIB
loading...
UAS Ceritakan Sejarah Kalender Hijriyah dan Kisah Hijrah Nabi yang Menakjubkan
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW bersama Sayyidina Abu Bakar RA ke Madinah 14 abad yang lalu. Foto Ilustrasi/Ist
A A A
Ustaz Abdul Somad (UAS) menceritakan sejarah penanggalan kalender Hijriyah dan Hijrah Rasulullah SAW ketika mengisi kajian di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Gunung Putri Bogor. Tausiyah UAS kali ini mengusung tema "Hijrah Sebagai Momentum Kebangkitan Umat".

Pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) tidak ada tahun. Makanya kelahiran beliau disebut pada tahun gajah karena penamaan tahun tergantung musim dan peristiwa yang terjadi kala itu. Dulu belum ada tahun seperti sekarang ini. Sayyidina Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu (RA) pun melakukan musyawarah sebagaimana yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an . (Baca Juga: Sejarah Kalender Hijriyah dan Arti 12 Bulan Islam)

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka berkat rahmat Allah lah engkau ( Muhammad ) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS Ali-'imran: 159)

"Dari dasar musyawarah inilah diadopsi Pancasila. Makanya dalam Pancasila itu ada tauhiid. Jadi yang menyusun Pancasila itu ulama dan pendiri bangsa. Sekarang mau dibenturkan siapa yang berteriak Allahu Akbar dibenturkan dengan nasionalis," kata Dai lulusan S3 Oumdurman Islamic University, Sudan itu.

Dikisahkan, di masa Sayyidina Umar ada surat dari gubernur Abu Musa Al-asy'ari RA tentang bagaimana penanggalan Hijriyah. Ide pertama yang diusulkan adalah saat Nabi Muhammad SAW maulid. Tetapi ditolak oleh sahabat. Mereka yang bergelar radhiyallaahu 'anhum apabila musyawarah ada yang ditolak dan diterima. Itu sudah hal lumrah.

Pelajaran pertama musyawarah. Pelajaran kedua, sekalipun pendapatnya ditolak sahabat tak sakit hati karena ini musyawarah. Pendapat kedua diusulkan, bagaimana kalau tanggal 1 dari turunnya wahyu.

اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَ‌ۚ (1) خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍ‌ۚ‏ (2) اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ (3)
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ (5)

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al-'alaq: 1-5)

Pendapat ini pun ditolak. Lalu ada pendapat lain, bagaimana kalau setelah Nabi Muhammad SAW wafat dimulai tanggal 1. Sebagian sahabat pun menolaknya karena nanti jadi tahun baru Ta'ziah.

Ada yang mengatakan pendapat Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah disetujui. Ada yang mendukung pendapat Sayyidina Umar bahwa momentum Hijrah Nabi ke Madinah dijadikan penanggalan awal. Maka pemisah yang haq dan batil adalah Hijrah. Alhasil, dipakailah penanggalan hijriyah berdasarkan Hijrah Nabi ke Madinah. ( )

Peristiwa Saat Hendak Hijrah
Ketika Nabi SAW hendak Hijrah ke Madinah, berkumpullah para kepala suku di Makkah pada hari Kamis pagi menggelar rapat agenda tertutup bagaimana cara membunuh Nabi Muhammad SAW karena mereka sudah terganggu 13 tahun lamanya.

Pelajaran di sini, orang musyrik jahiliyah juga melakukan musyawarah. Ada yang tidak setuju. Dia ini orang kharismatik punya kepemimpinan luar biasa, kalau di sana dia punya pengikut nanti kita dihancurkan.

Akhirnya rapat dilanjutkan. Bagaimana apakah ada usul? Bagaimana kalau kita buat kerangkeng dan masukkan dia ke dalam dan diletakkan di samping Ka'bah agar dia mati kekeringan. Kala itu cuaca Kota Makkah sangat panas.

Suku lain memberi usul agar Nabi Muhammad dimasukkan ke dalam rumahnya malam-malam dan kepalanya dipancung. Kemudian ada yang tidak setuju. Kalau ketahuan ada yang membunuhnya, satu suku akan dihabisi.

Akhirnya rapat waktu itu alot luar biasa. Akhirnya ide datang dari Abu Jahal. Dia mengusulkan agar setiap suku mengirim anak muda dan semua dikasih pedang dan ramai-ramai membunuhnya. Alhasil semua suku setuju mengirimkan anak muda yang siap membunuh Rasulullah SAW . Rapat hari Kamis memutuskan mengirim anak muda dan ditutup.

Siang itu datanglah Nabi SAW menemui Sayyidina Abu Bakar radhiyallahu 'anhu (RA). "Assalamu'alaikum. Nanti malam kita hijrah?" kata Nabi. "Kenapa malam ini ya Rasulullah?" tanya Abu Bakar .

Nabi berkata: "Karena anak-anak muda akan datang ke rumahku dan memancung kepalaku, sebelum itu kita jalan".

Kenapa Rasulullah SAW bisa tahu? Allah mengirimkan Malaikat jibril untuk memberi tahu. Sayyidina Abu Bakar pun siap. Yang diajak hijrah adalah Abu Bakar karena beliau yang selalu siap dan setia menemani Nabi SAW .

"Kemudian Nabi SAW tidur setelah salat Isya. Makanya mudah bangun jam 2 malam. Kita tidurnya jam 1 malam gimana mau bangun jam 2 malam? Disetel jam jatuh, mati. Gimana mau salat Subuh? Tidur jam orang dulu berbeda dengan sekarang," kata UAS.

UAS melanjutkan ceritanya, ketika Nabi selesai salat Tahajjud, malam itu datanglah anak-anak muda menyusup ke dalam. Ketika mereka berada di depan pintu, Nabi Muhammad membuka pintu.

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

"Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat." (QS Yaasiiin: Ayat 9)

Mereka seperti patung terpukau. Rasulullah SAW ambil pasir dan berlalu pergi menuju rumah Sayyidina Abu Bakar RA . Lalu mereka tersadar masuk ke kamar Nabi dan hendak membunuhnya. Ternyata ketika selimut dibuka, yang tidur di atas tempat tidur Nabi adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallaahu wajhah.

"Ini bukan Muhammad . Siapa? Sayyidina Ali. Bangunkan. Waktu itu jarak usia antara Nabi SAW dengan Sayyidina Ali sekitar 30 tahun. Mendapat wahyu umur 40 tahun, berdakwah di Mekkah 13 tahun. Jika waktu hijrah, umur Nabi Muhammad SAW adalah 53 tahun. Umur Sayyidina Ali ketika itu berusia 23 tahun.

Begitulah pengorbanan besar Sayyidina Ali kepada Rasulullah SAW . Andai selimut itu tidak dibuka, Sayyidina Ali tentu akan menjadi korban keganasan para kafir Quraisy. Tapi Allah punya kehendak dan DIA sayang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallaahu wajhah.

Sembunyi di Jabal Tsur
Itu pula cerdasnya Nabi Muhammad SAW . Shiddiq, tabligh, fathanah, amanah. Beliau tidak langsung pergi karena apabila malam itu langsung jalan ke Madinah beliau akan ditangkap. Tapi beliau transit dulu di jalan (gua) Tsur. Kalau menerima wahyu Jabal Nur. Bersembunyi sebelum hijrah Jabal Tsur.

Berapa lama Nabi di Jabal Tsur? Beliau transit 3 malam yaitu malam Jum'at, malam Sabtu, malam Ahad. Apa pelajaran dari sini? Pelajaran dari hijrah, transitlah 3 hari.

Lalu kemudian kata Sayyidina Abu Bakar : "Ya Rasulullah , jangan masuk biar aku dulu. Kenapa? Takut di dalam ada singa sedang menunggu mangsa, mana tahu ada ular berbisa di dalam ya Rasulullah , biarkan aku saja masuk duluan. Kalau engkau masuk duluan meninggal wahyu tidak tersebar ke alam semesta. Kalau aku yang meninggal yang bersedih hanya anak, istriku saja".

Ketika Sayyidina Abu Bakar membersihkan gua itu, maka Nabi SAW pun dipersilakan masuk. Di gua itu terdapat sebuah lubang. Sayyidina Abu Bakar pun meluruskan kakinya dan Nabi Muhammad meletakkan kepalanya di paha Sayyidina Abu Bakar. Sayyidina Abu Bakar meletakkan kepalanya di dinding batu menduduki lubang yang ada di atas.

Tiba-tiba air menetes ketika terjaga. "Kenapa engkau menangis wahai Abu Bakar ?" Abu Bakar berkata: "Ada binatang berbisa menyengatku dari dalam lubang dan aku tak bisa menahan air mata saking sakitnya."

Itulah pengorbanan Sayyidina Abu Bakar untuk baginda Rasulullah SAW yang dicatat dalam sejarah Islam. Kalau pengorbanan kita tidak ada apa-apanya dibanding beliau.

Pertanyaannya, siapa yang mengantar makanan ke Jabal Tsur? Makanannya dibawa oleh Sayyidatuna Asma'. Siapa yang menyampaikan berita ini? Sayyidina Abdullah anak Sayyidina Abu Bakar . Sayyidina Abdullah malam-malam tidur di atas, menjelang pagi turun ke bawah.

"Malam-malam ke atas sampaikan berita wahai Rasulullah , berita hiruk pikuk di Mekkah yang membully si anu. Di bawah ada penjaga, kalau ada musuh naik ke atas kasih tanda. Yang menjaga namanya Sayyidina Amir bin Fuhairah. Yang menemani di atas Sayyidina Abu Bakar . Yang membawa makanan Sayyidatuna Asma'. Yang membawa berita Sayyidina Abdullah. Penunjuk jalan Ibnu Uraiqith. Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Job description," terang UAS.

Berangkat Menuju Madinah
Ahad Malam (malam Senin), Nabi SAW dan Sayyidina Abu Bakar meninggalkan Jabal Tsur menuju Yatsrib (Madinah). Jalan yang ditempuh bukan jalan biasa, tetapi jalan luar biasa yang tidak biasa dilewati manusia. Yang mengerti jalan itu Ibnu Uraiqith, agamanya musyrik non muslim. Sepakat semua ahli sirah bahwa penunjuk jalan itu non muslim.

"Apa pelajaran dari sini? Boleh berteman dengan non muslim. Boleh memakai jasa non muslim selama tidak membahayakan agama. Siapa yang bilang ini beda agamanya pancung kepalanya? Tidak begitu. Ente baca buku sejarah yang nulis siapa?" kata UAS.

Pelan-pelan mereka naik unta selama 8 hari 8 malam. Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba dari kejauhan tampak debu naik ke atas. Apabila debu gurun pasir naik ke atas berarti ada orang mengejar dari belakang dengan kuda yang sangat kencang.

Ketika mendekati Nabi yang saat itu naik unta, tiba-tiba kaki kuda terperosok ke dalam pasir jatuh berguling. Seumur hidup penungga kuda itu tidak pernah jatuh dari kuda karena dia adalah pembunuh bayaran namanya Suraqah bin Malik. Ketika jatuh dia berkata: "Aku belum pernah jatuh seumur hidup naik kuda. Sekali ini jatuh, maka aku yakin engkau bukan manusia biasa, apa yang ingin kau minta dariku?" kata Suraqah.

Nabi SAW berkata: "Sembunyikan berita tentang kami, dan pulanglah engkau ke Mekkah".

Akhirnya Suraqah kembali ke Mekkah dengan membawa iman. Padahal dari rumah membawa kekafiran niatnya memancung dan membunuh Nabi Muhammad SAW karena dijanjikan 100 ekor unta. Kalau 1 unta dihargai Rp70 juta, coba kalikan 100 ekor berapa uangnya.

Suraqah mendapat hidayah ketika bertemu Nabi SAW. Dia pulang membawa keimanan. Apa pelajaran dari sini? Aku berangkat ingin memancung kepala Nabi Muhammad SAW , tapi aku tinggalkan 100 ekor unta karena aku melihat kebenaran.

Singkat cerita, Nabi SAW dan Sayyidina Abu Bakar pun selamat sampai di Madinah disambut kaum Anshar dan Muhajirin. Di Madinah, Rasulullah SAW pertama kali mendirikan Masjid yang kini kita kenal dengan Masjid Nabawi.

Demikian sejarah penanggalan kalender Hijriyah dan kisah Hijrah Nabi Muhamamad SAW yang menakjubkan. Semoga dengan bergantinya tahun ini dapat membawa perubahan dan kebangkitan bagi umat. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1158 seconds (0.1#10.140)