Mengenal Pola Makanan Sehat sesuai Petunjuk Al-Qur'an
loading...
A
A
A
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah : 173)
Dengan melihat dalil-dalil tersebut dikengetahui bahwa Allah menghalalkan segala makanan yang baik dan mengharamkan sesuatu yang dapat mendatangkan keburukan bagi umat manusia apabila dikonsumsi. Allah Ta’ala juga telah membolehkan kepada hamba-Nya untuk menikmati semua makanan, kecuali ada sebagian kecil yang mutlak diharamkan Allah.
Seperti dalam Firman Allah :
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al A'raf : 31)
Karena itu, ada sebagian kelompok masyarakat ada yang hanya membolehkan makan tumbuh-tumbuhan saja. Mereka menolak daging. Menurut Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, meski tumbuh-tumbuhan kaya akan unsur penting semisal mineral, karbohidrat, dan vitamin, tapi porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilakn kalori dan pertumbuhan jaringan, jauh lebih banyak dari makanan tumbuh-tumbuhan itu.
Oleh karena itu, sebaiknya seseorang jangan mengonsumsi hanya sayuran saja. Harus menngonsumsi makanan seimbang dari unsur nabati dan hewani yang bisa mendorong sekaligus membantu kerja anggota tubuh. Sebab, biasanya para vegetarian menderita pengakit anemia dam kekurangan vitamin B1, zat besi, yodium, kalsium, seng, yablupamin, dan vitamin D yang kesemuanya banyak terkandung di dalam makanan hewani.
Di samping itu, protein hewani memiliki kemiripan tingkat tinggi dengan protein manusia, sehingga pemanfaatannya pun bisa masksimal. Begitulah Islam tampak dengan jelas dalam nash yang menyerukan pentingnya keseimbangan dalam hal makanan. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS At Thur : 22)
Juga di ayat yang lain Allah Ta’ala menegaskan :
َ
"Dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih. Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan." (Al Waqi'ah : 20-21)
Dalam kedua ayat di atas, tergabung secara sempurna bahwa antara makanan hewani dan nabati adalah termasuk makanan seimbang yang dibutuhakn manusia.
Wallahu’Alam
Dengan melihat dalil-dalil tersebut dikengetahui bahwa Allah menghalalkan segala makanan yang baik dan mengharamkan sesuatu yang dapat mendatangkan keburukan bagi umat manusia apabila dikonsumsi. Allah Ta’ala juga telah membolehkan kepada hamba-Nya untuk menikmati semua makanan, kecuali ada sebagian kecil yang mutlak diharamkan Allah.
Seperti dalam Firman Allah :
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al A'raf : 31)
Karena itu, ada sebagian kelompok masyarakat ada yang hanya membolehkan makan tumbuh-tumbuhan saja. Mereka menolak daging. Menurut Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, meski tumbuh-tumbuhan kaya akan unsur penting semisal mineral, karbohidrat, dan vitamin, tapi porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilakn kalori dan pertumbuhan jaringan, jauh lebih banyak dari makanan tumbuh-tumbuhan itu.
Oleh karena itu, sebaiknya seseorang jangan mengonsumsi hanya sayuran saja. Harus menngonsumsi makanan seimbang dari unsur nabati dan hewani yang bisa mendorong sekaligus membantu kerja anggota tubuh. Sebab, biasanya para vegetarian menderita pengakit anemia dam kekurangan vitamin B1, zat besi, yodium, kalsium, seng, yablupamin, dan vitamin D yang kesemuanya banyak terkandung di dalam makanan hewani.
Di samping itu, protein hewani memiliki kemiripan tingkat tinggi dengan protein manusia, sehingga pemanfaatannya pun bisa masksimal. Begitulah Islam tampak dengan jelas dalam nash yang menyerukan pentingnya keseimbangan dalam hal makanan. Allah Ta’ala berfirman :
وَأَمْدَدْنَٰهُم بِفَٰكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS At Thur : 22)
Juga di ayat yang lain Allah Ta’ala menegaskan :
َ
فَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ - وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ
"Dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih. Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan." (Al Waqi'ah : 20-21)
Dalam kedua ayat di atas, tergabung secara sempurna bahwa antara makanan hewani dan nabati adalah termasuk makanan seimbang yang dibutuhakn manusia.
Wallahu’Alam
(wid)