5 Fakta Penyerangan Kantor Al Jazeera oleh Israel, Konflik Palestina Israel Semakin Tinggi
loading...
A
A
A
Pada minggu pagi kemarin, kantor berita Al Jazeera diserbu oleh pasukan Israel di Ramallah, Tepi Barat Palestina. Penyerbuan tersebut direncanakan oleh pemerintah Israel untuk mengambil hak jurnalis Al Jazeera di saat Israel memberi larangan kepada Al Jazeera selama 4 bulan.
Kejadian itu menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi jurnalis yang sedang meliputi bagian Tepi Barat Palestina. Inilah 5 fakta tentang penyerangan kantor Al Jazeera oleh Israel.
Aksi dari penyerbuan Israel membuka wujud asli negara tersebut. Bukan hanya suatu negara yang melakukan penyerbukan tanpa memikirkan kemanusiaan, tetapi juga mengancam kesejahteraan hak jurnalis dan media itu sendiri. (MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra)
Baca juga: Israel Larang Operasional Stasiun Televisi Al Jazeera
Kejadian itu menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi jurnalis yang sedang meliputi bagian Tepi Barat Palestina. Inilah 5 fakta tentang penyerangan kantor Al Jazeera oleh Israel.
5 Fakta Penyerangan Kantor Al Jazeera oleh Israel
1. Pengeluaran Informasi 45 Hari Penutupan
Setelah penyerbuan tentara Israel terhadap kantor Al Jazeera di Ramallah. Salah satu tentara Israel menyatakan bahwa “Ada putusan pengadilan untuk menutup Al Jazeera selama 45 hari”. Pernyataan diberikan kepada kepala biro Al Jazeera Tepi Barat, Walid al-Omari dimana pernyataan tersebut terbukti bahwa pemerintahan Israel ingin menutupi liputan yang diberikan oleh Al Jazeera. Hal ini diperkuat lagi dengan keputusan tersebut dibuat oleh salah satu general Israel dan disahkan oleh parlemennya. Alasan Israel ingin menutup kantor Al Jazeera selama 45 hari masih kurang jelas.2. Pemerintah Menuduh Al Jazeera Menghasut Aksi Teror
Israel menuduh kantor berita Al Jazeera sebagai outlet berita yang menghasut aksi teror kelompok Hamas dan Hizbullah untuk melakukan aksi teror terhadap negara Israel. Akan tetapi bukti bahwa Al Jazeera menghasut kedua kelompok tersebut untuk melakukan aksi teror tidak dapat dibuktikan sehingga pernyataan ini tidak bisa dipastikan. Jurnalis Al Jazeera pun berhasil mencela tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka tidak akan terintimidasi dari “aksi kriminal” Israel.3. Al Jazeera Meliput dari Jordan
Sejak Aksi penyerbuan ini tidak menghentikan Al Jazeera dalam meliputi berita konflik Palestina - Israel. Al Jazeera mulai meliput berita di Jordan dimana jurnalis Al Jazeera sendiri memiliki hak pers untuk meliput berita konflik di timur tengah terutama konflik palestina. jurnalis Al Jazeera menjelaskan bahwa tahun ini adalah tahun yang paling mematikan bagi negara palestina dimana tingkat penyerbuan pasukan israel semakin banyak dari skala dan ukuran. Sekitar 700 rakyat palestina meninggal hanya di Tepi Barat Palestina sendiri oleh pasukan Israel.4. SANEF Mengutuk Israel karena Aksi Mereka
Forum Editor Nasional Afrika Selatan (SANEF) adalah suatu organisasi non profit Afrika Selatan dimana anggota dari organisasi tersebut adalah editor senior, jurnalis senior, dan guru jurnalistik di sekitar Afrika Selatan. Tujuan dari organisasi tersebut menginginkan Afrika Selatan untuk menyuarakan kebebasan untuk berekspresi rakyat Afrika Selatan. Organisasi tersebut mengutuk aksi penyerbuan Israel kepada Al Jazeera dengan alasan bahwa serbuan Israel ke kantor tersebut adalah serangan terhadap kebebasan media. mereka beranggapan bahwa aksi tersebut adalah salah satu cara Israel untuk mengintimidasi jurnalis Qatar. SANEF menyatakan banyak ahli PBB yang semakin waspada terhadap keamanan jurnalis.5. Al Jazeera Media Satu-Satunya Liputan Langsung Konflik Palestina
Satu hal yang menjadi faktor memprihatinkan dari penyerbuan Israel tersebut adalah Al Jazeera dibandingkan oleh berita lainya adalah satu-satunya tempat berita yang dapat meliputi berita konflik Palestina-Israel secara langsung. Tim Al Jazeera selalu mempertaruhkan nyawa mereka demi meliput berita secara langsung perang Gaza. Aksi yang dilakukan oleh Israel dengan menyerbu kantor Al Jazeera dapat meresikokan berita langsung yang diberikan oleh Al Jazeera terganggu atau kasus buruk berhenti. Israel juga melarang untuk jurnalis asing dalam hal ini diluar timur tengah untuk meliputi berita yang terjadi di Gaza, Palestina.Aksi dari penyerbuan Israel membuka wujud asli negara tersebut. Bukan hanya suatu negara yang melakukan penyerbukan tanpa memikirkan kemanusiaan, tetapi juga mengancam kesejahteraan hak jurnalis dan media itu sendiri. (MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra)
Baca juga: Israel Larang Operasional Stasiun Televisi Al Jazeera
(wid)