5 Fakta Sejarah Masjid Ibn Uthman, Hancur Lebur Kena Serangan Udara Israel
loading...
A
A
A
Masjid Ibn Uthman, yang terletak di distrik Shejaiya (Shuja’iyya), Gaza, Palestina , merupakan salah satu masjid bersejarah yang lagi-lagi telah hancur akibat serangan udara Israel pada 2 Juli 2024. Sebagai simbol dan identitas Palestina, masjid ini memiliki makna sejarah dan budaya yang mendalam.
Masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga merupakan warisan UNESCO yang memiliki nilai penting bagi arsitektur Islam. Tentunya kehancuran masjid ini semakin memicu emosi masyarakat Gaza, karena bangunan tersebut telah berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial dan religius warga selama berabad-abad. Serangan Israel terhadap tempat-tempat bersejarah di Gaza terus menunjukkan bahwa tentara Israel bukan saja ingin mengusir rakyat Palestina dari Gaza, namun juga menghapus sejarah dan identitas nasional Palestina.
Dalam proses pembangunannya, Emir Aqbugha ibn al-Tulutumari, penguasa Gaza pada masa itu, memprakarsai pendirian masjid untuk memperkuat posisi Islam di wilayah tersebut. Emir Alam al-Din Sanjar, yang memimpin Gaza pada fase pembangunan akhir, menyelesaikan pembangunan pada tahun 1430. Dengan detail-detail artistik seperti menara yang menjulang dan ornamen indah di mihrab, masjid ini menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur Mamluk di kawasan tersebut, melengkapi situs-situs bersejarah lainnya di Gaza, seperti Masjid Agung Gaza dan Masjid Sayed Hashim.
Dengan area lahan yang luas, masjid ini memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan distribusi bantuan sosial. Para ahli sejarah menilai bahwa Masjid Ibn Uthman, bersama dengan Masjid Agung Al-Omari, menyimpan bukti konkret tentang warisan Islam yang terpelihara dengan baik di wilayah tersebut.
Selama berabad-abad fungsi pendidikan ini diperkuat, dengan masjid ini menjadi salah satu dari sedikit lembaga yang tetap berjalan. Fasilitas pendidikan di masjid ini, termasuk kuttab (sekolah dasar), memungkinkan anak-anak Gaza mendapatkan pendidikan dasar Islam. Masjid juga sering menjadi tempat berlangsungnya kegiatan sosial seperti distribusi zakat dan bantuan makanan bagi warga miskin di daerah tersebut, yang terutama didukung oleh wakaf-wakaf dari dermawan lokal.
Hamas, yang didirikan pada periode tersebut, menjadikan masjid ini sebagai salah satu titik pusat strategis untuk memperkuat dukungan dari masyarakat lokal. Telah lama Masjid Ibn Uthman menjadi pusat perlawanan terhadap pasukan Israel. Warga setempat bahkan memandang masjid ini sebagai simbol ketahanan di tengah serangan terus-menerus, dan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi di saat-saat krisis.
Serangan tersebut tidak hanya merusak bagian-bagian fisik masjid, tetapi juga menghancurkan salah satu peninggalan paling penting dari arsitektur Mamluk di Palestina. Kehancuran akibat serangan udara Israel pada tahun 2024 merusak masjid ini secara permanen, menghilangkan salah satu contoh terbaik arsitektur Islam di Gaza. Sebagai salh satu contoh arsitektur Islam di Gaza, masjid ini selama berabad-abad telah menjadi saksi perjuangan panjang sejarah Gaza, dari zaman Mamluk hingga perjuangan Palestina melawan serangan Israel di era saat ini. MG/Patrick Daniel H.W.
Masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga merupakan warisan UNESCO yang memiliki nilai penting bagi arsitektur Islam. Tentunya kehancuran masjid ini semakin memicu emosi masyarakat Gaza, karena bangunan tersebut telah berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial dan religius warga selama berabad-abad. Serangan Israel terhadap tempat-tempat bersejarah di Gaza terus menunjukkan bahwa tentara Israel bukan saja ingin mengusir rakyat Palestina dari Gaza, namun juga menghapus sejarah dan identitas nasional Palestina.
5 Fakta Sejarah tentang Masjid Ibn Uthman
1. Berdiri Semenjak Zaman Mamluk, Telah Menjadi Warisan Arsitektur Islam
Masjid Ibn Uthman pertama kali dibangun pada akhir abad ke-14, pada masa Dinasti Mamluk yang berkuasa di wilayah Timur Tengah, termasuk di Palestina. Didirikan oleh Sheikh Ahmad ibn Muhammad ibn Uthman, seorang ulama terkenal asal Nablus, masjid ini memiliki keindahan arsitektur khas Mamluk. Masjid ini juga terletak di kawasan strategis Shuja'iyya, yang sejak dulu dikenal sebagai pusat kegiatan masyarakat dan keagamaan.Dalam proses pembangunannya, Emir Aqbugha ibn al-Tulutumari, penguasa Gaza pada masa itu, memprakarsai pendirian masjid untuk memperkuat posisi Islam di wilayah tersebut. Emir Alam al-Din Sanjar, yang memimpin Gaza pada fase pembangunan akhir, menyelesaikan pembangunan pada tahun 1430. Dengan detail-detail artistik seperti menara yang menjulang dan ornamen indah di mihrab, masjid ini menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur Mamluk di kawasan tersebut, melengkapi situs-situs bersejarah lainnya di Gaza, seperti Masjid Agung Gaza dan Masjid Sayed Hashim.
2. Berdiri Selama 600 Tahun, Menjadi Masjid Kedua Terbesar setelah Masjid Agung Al-Omari
Masjid Ibn Uthman merupakan masjid arkeologis terbesar kedua di Jalur Gaza setelah Masjid Agung Al-Omari yang terletak di kawasan Al-Daraj di pusat Kota Gaza. Keberadaan masjid ini menjadi bukti kuat akan sejarah panjang dan peradaban kuno yang pernah berkembang di Gaza. Berdiri selama lebih dari 600 tahun, Masjid Ibn Uthman tidak hanya dikenal karena ukurannya yang luas, tetapi juga sebagai simbol arsitektur dan budaya yang mencerminkan kejayaan pada masa Mamluk.Dengan area lahan yang luas, masjid ini memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan distribusi bantuan sosial. Para ahli sejarah menilai bahwa Masjid Ibn Uthman, bersama dengan Masjid Agung Al-Omari, menyimpan bukti konkret tentang warisan Islam yang terpelihara dengan baik di wilayah tersebut.
3. Menjadi Pusat Pendidikan dan Kegiatan Sosial Semenjak Abad ke-14
Sejak masa pendiriannya, Masjid Ibn Uthman telah menjadi pusat pendidikan Islam yang penting di Gaza. Di bawah naungan wakaf yang dikelola oleh Dinasti Mamluk, masjid ini mendirikan madrasah yang menyediakan pendidikan agama bagi masyarakat setempat. Masjid juga menjadi tempat berkumpul bagi para ulama dan cendekiawan Muslim, yang membahas isu-isu teologis dan hukum Islam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Selama berabad-abad fungsi pendidikan ini diperkuat, dengan masjid ini menjadi salah satu dari sedikit lembaga yang tetap berjalan. Fasilitas pendidikan di masjid ini, termasuk kuttab (sekolah dasar), memungkinkan anak-anak Gaza mendapatkan pendidikan dasar Islam. Masjid juga sering menjadi tempat berlangsungnya kegiatan sosial seperti distribusi zakat dan bantuan makanan bagi warga miskin di daerah tersebut, yang terutama didukung oleh wakaf-wakaf dari dermawan lokal.
4. Sejak Dahulu Menjadi Pusat Pertahanan Terhadap Israel
Tak hanya menjadi tempat berteduh dan ibadah para pengungsi di saat-saat kritis, masjid ini juga pernah menjadi pusat pertahanan dan perlawan terhadap serangan Israel selama masa intifada pertama tahun 1987. Kawasan Shuja'iyya terkenal sebagai salah satu basis kuat perlawanan, dan masjid ini menjadi tempat di mana warga berkumpul untuk mengorganisir demonstrasi dan aksi-aksi protes.Hamas, yang didirikan pada periode tersebut, menjadikan masjid ini sebagai salah satu titik pusat strategis untuk memperkuat dukungan dari masyarakat lokal. Telah lama Masjid Ibn Uthman menjadi pusat perlawanan terhadap pasukan Israel. Warga setempat bahkan memandang masjid ini sebagai simbol ketahanan di tengah serangan terus-menerus, dan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi di saat-saat krisis.
5. Peninggalan Indah Khas Mamluk yang Kini Telah Hilang
Masjid Ibn Uthman dikenal karena keindahan arsitektur Mamluk-nya, dengan fitur-fitur seperti mihrab, menara, dan pintu masuk berornamen yang rumit. Bagian-bagian penting dari masjid ini dibangun dalam beberapa tahap antara tahun 1399 hingga 1430. Keindahan arsitektur masjid ini sangat berperan dalam mendefinisikan karakter historis dan budaya kawasan Shejaiya di kota Gaza, yang dikelilingi oleh pasar tradisional dan jalur perdagangan penting pada masa lampau.Serangan tersebut tidak hanya merusak bagian-bagian fisik masjid, tetapi juga menghancurkan salah satu peninggalan paling penting dari arsitektur Mamluk di Palestina. Kehancuran akibat serangan udara Israel pada tahun 2024 merusak masjid ini secara permanen, menghilangkan salah satu contoh terbaik arsitektur Islam di Gaza. Sebagai salh satu contoh arsitektur Islam di Gaza, masjid ini selama berabad-abad telah menjadi saksi perjuangan panjang sejarah Gaza, dari zaman Mamluk hingga perjuangan Palestina melawan serangan Israel di era saat ini. MG/Patrick Daniel H.W.
(wid)