Dokter Soetomo: PKU Muhammadiyah Perlawanan terhadap Darwinisme

Minggu, 01 Desember 2024 - 08:15 WIB
loading...
Dokter Soetomo: PKU...
Kegiatan lembaga ini fokus pada pertolongan terhadap mereka yang menderita akibat kemiskinan, kebodohan dan tidak sehat atau penyakitan. Foto: Ist
A A A
Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) Muhammadiyah lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap Darwinisme. Hal ini seperti telah disebutkan, pada rapat istimewa anggota Muhammadiyah 17-18 Juni 1920, yang dipimpin Kiai Ahmad Dahlan . Dalam rapat ini muncul gagasan pembentukan lembaga yang kemudian dikenal dengan PKU (Penolong Kesengsaraan Umum).

"Kegiatan lembaga ini fokus pada pertolongan terhadap mereka yang menderita akibat kemiskinan, kebodohan dan tidak sehat atau penyakitan," tulis Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan dalam dalam buku "KH Ahmad Dahlan (1868-1923)" bab "Kiai Ahmad Dahlan Mengganti Jimat, Dukun, dan Yang Keramat Dengan Ilmu Pengetahuan Basis Pencerahan Umat Bagi Pemihakan Terhadap Si Ma’un"

Buku ini diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Abdul Munir Mulkan adalah Guru Besar tetap UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta..



Menurut Abdul Munir Mulkhan, kegiatan demikian semata-mata didorong oleh rasa kemanusian bersumber pada makna dalam ayat-ayat Surat Al-Ma’un .

Pidato Dokter Soetomo

Bagaimana PKU ini bekerja, bisa dilihat dari azas PKU yang juga tampak dari pidato dokter Soetomo pada saat meresmikan rumah sakit (poliklinik) PKU yang kedua pada 1924 di Surabaya, mewakili Hoodbestuur Muhammadiyah.

Jika kita amati isi pidato dokter Soetomo tersebut, kata Abdul Munir Mulkhan, jelaslah bahwa ke-PKU-an bukan sekadar mengangkat derajat si Ma’un dari lapis sosial paling bawah ke lapis menengah, namun terbersit gagasan besar mengenai proposal pengembangan kehidupan dunia.

Dokter Soetomo secara terbuka menyatakan bahwa ke-PKU-an merupakan sekaligus pertolongan bagi si Ma’un, juga suatu perlawanan terhadap paradigma kehidupan Barat modern yang dikenal dengan Darwinisme.



Dokter Soetomo dalam Suara Muhammadiyah tersebut menyatakan: “Meskipun perserikatan kami itu kelihatannya dan wujudnya ada berlainan dengan perserikatan lainnya, yang timbul di dunia pada waktu yang kurang lebih bersama-sama, yakni Perserikatan kami ini ada bersifat Islam, tetapi pada hakikatnya Perserikatan kami itu tiada lain hanya satu dari pada beberapa pertunjuk lahirnya pikiran baru, yang menggetarkan bahagian antero dunia yang berpikir.”

Dokter Soetomo selanjutnya menyatakan: “Lagi pula boleh dikatakan akan timbangan atau perlawanan pengajaran Darwin. Bukankah pengajaran Darwin itu berasas peperangan hidup?"

"Sudah tentu saja kejadiannya pengajaran ini menindas dan memusnahkan yang bersifat lembek. Karena bermaksud untuk diri sendiri, supaya dalam dunia ini mendapat tempat yang baik. Sedang pikiran baru itu timbul dari pada asas yang lain, yakni asas cinta kasih."

Asas cinta-kasih ini sudah barang tentu tiada mengizinkan, tiada memberi kesempatan, beberapa untuk keperluan diri sendiri. Akan tetapi mewajibkan berkurban untuk mencapai hidup mulia bagi umum.”

Dokter itu berikut berkata: “Dan kalau begitu, apakah yang disebut cinta kasih pada orang-tua, pada istri dan anak atau lainnya?

Tiada lain hanyalah mengurbankan diri untuk keselamatan dan kebahagiaan orang lain.



Begitu juga Perserikatan kami ini kemasukan (kentelan, Jawa) pikiran cinta-kasih, yang akan kita curahkan kepada sesama manusia, supaya dengan cinta-kasih dan kurban dapatlah tercapai hidup mulia yang kita maksud seperti tersebut di atas.”

Dalam acara yang sama, dokter Soetomo berkata: “Kita mendirikan sekolahan, kita ada mendirikan Hizbul Wathan untuk memajukan badan kita. Anak yatim pun dapat pemeliharaan dari kita. Banyaklah jalan yang hendak kita jalani. Tetapi, haruslah disebutkan di sini, bahwa start kita ada sempit.

Dokter tersebut juga menghimbau kepada publik untuk membantu dan berpartisipasi ketika rumah sakit itu didirikan tidak hanya untuk umat pemeluk Islam warga bumi putra, tapi juga bagi siapa saja warga bangsa dunia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2166 seconds (0.1#10.140)