10 Contoh Kultum Ramadan Singkat 5-7 Menit: Cocok untuk Tarawih, Subuh, dan Buka Puasa
loading...
A
A
A
Ayat ini menekankan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, serupa dengan kewajiban yang diberikan kepada umat-umat sebelumnya, dengan tujuan meningkatkan ketakwaan. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritual.
Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena alasan kesehatan atau sedang dalam perjalanan. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama kondisi tersebut, dengan kewajiban menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan dalam ajaran Islam, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:
Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena alasan kesehatan atau sedang dalam perjalanan. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama kondisi tersebut, dengan kewajiban menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan dalam ajaran Islam, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ[arabClose
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Surah Al-Baqarah ayat 184 menegaskan kewajiban puasa bagi umat Islam dengan tujuan mencapai ketakwaan. Namun, bagi mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti sakit atau dalam perjalanan, Islam memberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain sebagaimana tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 185. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan umatnya dalam menjalankan ibadah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, Surah Ad-Dhuha, surah ke-93 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat yang diturunkan di Makkah. Surah ini memberikan penghiburan kepada Nabi Muhammad SAW serta mengajarkan umat Islam untuk memperhatikan kaum dhuafa, termasuk anak yatim, dan untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah.
Dalam ayat 9 hingga 11 dari Surah Ad-Dhuha yang berbunyi:
Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Maka dari ayat tersebut ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan
Larangan Berlaku Sewenang-wenang terhadap Anak Yatim (Ayat 9): Allah SWT melarang umat-Nya untuk berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Ini berarti kita harus memperlakukan mereka dengan baik, tidak mengambil hak-hak mereka, dan memberikan perlindungan serta kasih sayang yang mereka butuhkan. Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, kita harus memuliakan anak yatim dan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin anak kita diperlakukan jika kita tiada.
Larangan Menghardik Peminta-minta (Ayat 10): Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak menghardik atau mengabaikan orang yang meminta-minta. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk membantu mereka sesuai kemampuan kita atau setidaknya menolak dengan cara yang baik tanpa menyakiti perasaan mereka. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah menekankan pentingnya memberikan makan dan memenuhi hajat mereka tanpa menghardik.
Perintah Mensyukuri Nikmat Allah (Ayat 11): Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu menyebut-nyebut nikmat yang telah diberikan-Nya sebagai bentuk syukur. Ini dapat diwujudkan dengan menceritakan nikmat tersebut kepada orang lain atau dengan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan. Tafsir dari NU Online menjelaskan bahwa menampakkan nikmat kepada orang lain merupakan bentuk syukur terhadap Allah.
Pada bulan Ramadan, ketika umat Islam meningkatkan ibadah dan kepedulian sosial, pesan-pesan dalam Surah Ad-Dhuha menjadi sangat relevan. Kita diajak untuk lebih peka terhadap kebutuhan anak yatim dan fakir miskin, serta selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan mengamalkan ajaran-ajaran ini, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat tali silaturahmi dalam masyarakat.
Demikianlah kultum singkat mengenai Surah Ad-Dhuha yang mengajarkan kita untuk tidak berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, tidak menghardik orang yang meminta-minta, dan selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Semoga kita dapat mengamalkan nilai-nilai mulia ini, terutama di bulan suci Ramadan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Surah Al-Baqarah ayat 184 menegaskan kewajiban puasa bagi umat Islam dengan tujuan mencapai ketakwaan. Namun, bagi mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti sakit atau dalam perjalanan, Islam memberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain sebagaimana tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 185. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan umatnya dalam menjalankan ibadah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Kultum 7 Menyayangi Anak Yatim dan Selalu Bersyukur
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, Surah Ad-Dhuha, surah ke-93 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat yang diturunkan di Makkah. Surah ini memberikan penghiburan kepada Nabi Muhammad SAW serta mengajarkan umat Islam untuk memperhatikan kaum dhuafa, termasuk anak yatim, dan untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah.
Dalam ayat 9 hingga 11 dari Surah Ad-Dhuha yang berbunyi:
فَأَمَّا ٱلۡيَتِيمَ فَلَا تَقۡهَرۡ ٩ وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنۡهَرۡ ١٠ وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ
Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Maka dari ayat tersebut ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan
Larangan Berlaku Sewenang-wenang terhadap Anak Yatim (Ayat 9): Allah SWT melarang umat-Nya untuk berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Ini berarti kita harus memperlakukan mereka dengan baik, tidak mengambil hak-hak mereka, dan memberikan perlindungan serta kasih sayang yang mereka butuhkan. Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, kita harus memuliakan anak yatim dan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin anak kita diperlakukan jika kita tiada.
Larangan Menghardik Peminta-minta (Ayat 10): Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak menghardik atau mengabaikan orang yang meminta-minta. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk membantu mereka sesuai kemampuan kita atau setidaknya menolak dengan cara yang baik tanpa menyakiti perasaan mereka. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah menekankan pentingnya memberikan makan dan memenuhi hajat mereka tanpa menghardik.
Perintah Mensyukuri Nikmat Allah (Ayat 11): Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu menyebut-nyebut nikmat yang telah diberikan-Nya sebagai bentuk syukur. Ini dapat diwujudkan dengan menceritakan nikmat tersebut kepada orang lain atau dengan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan. Tafsir dari NU Online menjelaskan bahwa menampakkan nikmat kepada orang lain merupakan bentuk syukur terhadap Allah.
Pada bulan Ramadan, ketika umat Islam meningkatkan ibadah dan kepedulian sosial, pesan-pesan dalam Surah Ad-Dhuha menjadi sangat relevan. Kita diajak untuk lebih peka terhadap kebutuhan anak yatim dan fakir miskin, serta selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan mengamalkan ajaran-ajaran ini, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat tali silaturahmi dalam masyarakat.
Demikianlah kultum singkat mengenai Surah Ad-Dhuha yang mengajarkan kita untuk tidak berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, tidak menghardik orang yang meminta-minta, dan selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Semoga kita dapat mengamalkan nilai-nilai mulia ini, terutama di bulan suci Ramadan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. Kultum 8 Memohon Ampun kepada Allah SWT atas segala Dosa dan Perbuatan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Artikel Terkait
Rekomendasi
Artikel Terkini
More Content
7 jam yang lalu
Terpopuler
Terpopuler