Lirik Syair Tob Tobi Tob (Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli) Arab, Latin dan Artinya

Sabtu, 08 Maret 2025 - 09:55 WIB
loading...
Lirik Syair Tob Tobi...
Tob Tobi Tob karya Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli adalah salah satu syair klasik yang hingga kini tetap menarik perhatian para pecinta sastra. Foto ilustrasi/youtobe
A A A
Tob Tobi Tob karya Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli adalah salah satu syair klasik yang hingga kini tetap menarik perhatian para pecinta sastra. Keindahan bahasanya yang penuh irama serta makna mendalam menjadikannya warisan sastra yang terus dikagumi sepanjang zaman.

Syair ini bukan sekadar untaian kata indah, tetapi juga memiliki sejarah unik yang berkaitan dengan kejayaan sastra Arab di era keemasan Islam.

Dikenal sebagai ujian bagi para penyair, Tob Tobi Tob disebut-sebut memiliki struktur bahasa yang kompleks dan berisi permainan kata yang menantang. Tidak hanya menjadi bukti kecerdasan penyairnya, tetapi juga memperlihatkan kekuatan bahasa Arab dalam membangun ritme serta estetika sastra. Lantas, bagaimana sejarah di balik syair ini? Apa makna tersembunyi dalam liriknya? Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang Tob Tobi Tob, mulai dari lirik, sejarah, hingga pesan yang terkandung di dalamnya.

Tob Tobi Tob adalah bagian dari syair Arab klasik berjudul Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli yang kembali viral di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Syair ini dikenal karena liriknya yang unik dan ritme yang menarik, membuatnya populer di kalangan pengguna media sosial. Ternyata syair Arab klasik yang unik dan viral ini sudah diciptakan 1300 tahun yang lalu. Yuk intip sejarahnya.

Sejarah Syair Tob Tobi Tob: Dari Tantangan Khalifah hingga Warisan Sastra

Tob Tobi Tob, atau lebih dikenal dengan Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli, adalah salah satu syair klasik Arab yang memiliki sejarah panjang dan unik. Syair ini dikaitkan dengan sosok penyair legendaris Al-Asma’i (740-831 M), yang hidup pada masa Kekhalifahan Abbasiyah (abad ke-8 hingga ke-9 M) di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Ja’Far AL Manshur (766-809 M).

Pada masa kejayaan Kekhalifahan Abbasiyah, istana menjadi pusat perkembangan sastra dan ilmu pengetahuan. Khalifah Abu Ja’Far AL Manshur dikenal sebagai penguasa yang gemar mendukung para penyair dan cendekiawan, sering mengadakan pertemuan sastra di istananya di Baghdad. Dalam dunia sastra Arab klasik, nama Abu Ja’far sering dikaitkan dengan kecerdasan luar biasa dalam menghafal. Salah satu kisah yang terkenal menceritakan bagaimana ia memanfaatkan kemampuannya dalam sebuah sayembara syair.

Dalam salah satu pertemuan tersebut, sang khalifah mengajukan tantangan kepada para penyair di istananya untuk menciptakan sebuah syair yang begitu kompleks hingga sulit untuk ditiru atau dihafal oleh para pencatat kerajaan. Namun dibalik sayembara syair yang ia adakan, ada trik yang digunakan oleh Khalifah Abu Ja’Far Al Manshur. Setiap kali seorang penyair membacakan syairnya, Abu Ja’far segera mengulanginya dengan mengatakan bahwa ia telah mendengar syair tersebut sebelumnya. Dengan kemampuannya menghafal dalam waktu singkat, ia berhasil meyakinkan para peserta bahwa karya mereka bukanlah sesuatu yang orisinal.


Menanggapi tantangan tersebut, Al-Asma’i menciptakan sebuah syair dengan struktur linguistik yang luar biasa rumit, penuh dengan permainan kata, ritme yang cepat, serta rima yang sulit diingat oleh orang biasa. Ketika syair ini dilantunkan di hadapan khalifah dan para pencatat kerajaan, mereka kesulitan untuk mencatatnya secara lengkap karena susunan kata-kata yang sangat unik dan berulang-ulang dengan tempo cepat.

Melihat hal ini, Khalifah Abu Ja’Far Al Manshur terkesan dan mengakui kecerdasan serta keunggulan Al-Asma’i dalam seni sastra. Syair tersebut kemudian menjadi terkenal di kalangan sastrawan dan penyair, menandai salah satu puncak keemasan sastra Arab pada masa Abbasiyah. Keunikan dan keindahan syair ini membuatnya terus diwariskan secara lisan maupun tertulis, sehingga tetap lestari hingga zaman modern.

Seiring berjalannya waktu, Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli menyebar ke berbagai wilayah dan menjadi bagian dari tradisi sastra Arab. Bahkan, dengan perkembangan teknologi digital dan media sosial, syair ini mengalami kebangkitan kembali dan menjadi viral di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, menarik minat generasi muda terhadap kekayaan sastra klasik Arab. Syair Tob Tobi Tob yang sekarang sedang viral di berbagai platform terkenal kembali setelah dinyanyikan ulang oleh seorang penyanyi bernama Ahmed El Qatane pada 2012 lalu.

Syair Tob Tobi Tob bukan sekadar karya sastra, tetapi juga sebuah bukti kejayaan budaya dan intelektual pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. Dari tantangan seorang khalifah hingga menjadi warisan abadi dalam dunia sastra, syair ini tetap dikenang sebagai simbol kreativitas dan kejeniusan para penyair klasik Arab.

Lirik dan Arti Syair Tob Tobi Tob (Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli)

Arab:

صوت سفير البلبل الحج القلبي الثماليو

المأة والزهر معان مئة زهر ليحزي المقلي

وأنت يا سيدي ومولاي

فقم فقم تيمالي غزيل عقيقالي
قطافة من وجنات مان لثيم ورد الخجلي

فقال لا لا الفقد غدان محاريلي

وخذ مالك من فعل هذا الرجل

فوللت ووللت ولي ولي يا ويلي

فقلت لا تلوحوا وبيني الأولولي

قلعة له هين كذا عينهيد وجد بالعنقلي

وفاطيات سقوناني قهوة كالوسلالي

شمامتها بيانفي العزعة من القرانافيلي

في واسطة بستان هوليين بيزهر والسرور لي

وليد دين دين لي والطبل الطببليون

طب طب طب طب طب لي

والسقف سقى سقي لي والرقس قاد طاب العلايا

شوا شيوا واشاشي علاء وراق سيفاريجلي

وغراد القمر بساية والا ينفي منايع

ولاو تاراني ركيبان علاء حمار أحزال

يامشي إيلا ثالاث كاميشيات أليرينجالي

ولنا ترجام جمالي في الصوق بالقلاقلي

والكل كعكع كعِكَع خلفي ومن حويللي

لاكين ماشيت هاريبان من خاشيات العقالي

الإيلاء ليقة" ملك معظم مبليون

ياموروني بخليات حمرة كلدام دامالي

أجر فيها ماشيا مبغددا للذيلي

أنا الأديب العلميو من حياء أرض المسلم

نظم قطيان زخرفت يجاز عنها العدبليو

عقل في مطليحة صوت سفير البلبالي


Latin:
Sawt safir al bulbul hij qalbi althamaliu

Alma’ walzuhr maean mae zahr lihazi almaqli

Wa’ant ya siadli wasidi wamulili

Fakam fakum taymali ghazil eaqiqali

Qatafath min wajnat man lathim ward alkhajali

Faqal la la la la la faqad ghadan muharuili

Walkhud malt taraban man faeal hadh alrajlii

Fulult wwlult wli wali ya wylli

Faqult la tululi wabini alluwluly

Qalat lah hin kadha ‘iinhid wujid bialnaqlii

Wafatiat suqunani qahwat kaleuslalii

Shamamtuha bi’anfi ‘azkaa min alqaranafilii

Fi wasat bustan huliyin bialzahr walsurur li

Waleud dindan din li waltabl tabtab tabaliun

Tab tabtab tibi tabtab tib tabtab tabtab li

Walsaqf saqu saqi siqi li walraqs qad tab ‘iilaya

Shawaa shiwaa washahshi ealaa waraq sifarijali

Wagharad alqamar bisayh wala yanfi manayiy

Walaw tarani rakiban ealaa himar ‘ahzal

Yamshi ealaa thalathat kamishyat alearinjali

Walnaas tarjam jamali fi alsuwq bialqalaqalali

Walkulu kaeakae kaeakae khalfi wamin huaylli

Lakin mashit hariban min khashyat aleaqanqali

‘Iilaa liqa’ malik muezam mubjiliun

Yamuruni bikhaleat hamra’ kaldam damali

‘Ajara fiha mashya mubghadudan lildhiyli

‘Ana al’adib al’almaeiu man hayi ‘ard almuslim

Nazamt qatean zakhraft yaejaz eanha al’adbaliu

‘Aqul fi matlaeiha sawt sufayr albalbalii

Terjemahan
Suara kicauan burung bulbul menggetarkan hatiku yang mabuk cinta

Air dan bunga menjadi teman bagi bunga di kebun ini

Dan engkau, wahai kekasihku, datanglah padaku dengan cinta dan kasih sayangmu

Betapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk merenungkan keindahan batu akikku (simbol cinta)

Dia memetik dari dahan-dahan pohon yang penuh dengan bunga-bunga indah

Lalu dia berkata, “Tidak, tidak, tidak,” karena esok hari aku akan pergi meninggalkanmu

Dan ambillah pelajaran dari orang yang melakukan perjalanan ini

Aku telah berbicara, aku telah berkata, wahai kekasihku, wahai pilihanku

Lalu aku berkata, “Jangan menangis, karena aku adalah milikmu

Dia berkata kepadanya, “Pada saat seperti ini, jiwamu ada dalam bahaya”

Dan aku minum kopi dengan aroma yang menyegarkan

Aku menciumnya dengan napasku, lebih harum daripada cengkeh

Di tengah kebun yang dipenuhi bunga dan kebahagiaan untukku

Dan nyanyian burung bulbul terdengar, “Tab tab tibi tab tab”

Bunyi siulan burung bulbul mengiringi suasana

Dan penyair berkata, “Tuangkanlah minuman untukku,” sementara tarian telah dimulai

Burung-burung berkicau di atas daun-daun segar

Bulan bersinar terang, namun tak ada yang bisa menandingi keindahannya

Dan jika engkau melihatku menunggang keledai kecil

Berjalan di atas tiga jalur dengan langkah yang anggun

Orang-orang memuji kecantikanku di pasar dengan pujian yang tinggi

Dan mereka semua berteriak, “Kaeakae,” di belakangku dan dari tempat tinggalku

Namun aku pergi dengan diam-diam karena takut pada mata-mata yang mengintai

Menuju pertemuan dengan seorang raja yang mulia dan berwibawa

Mereka memberiku gaun merah yang mirip dengan darah

Sebuah perjalanan yang sulit dilakukan di malam hari

Akulah penyair yang haus, yang datang dari tanah kaum Muslim

Aku telah menulis sebuah puisi tentang keindahan yang tak tergantikan oleh apapun.

Aku berkata di awal mula, "Dengarkanlah suara kicauan burung bulbul."

Keindahan makna dan keunikannya dibalik lirik syair Tob Tobi Tob

Syair ini menggambarkan perasaan cinta dan kekaguman melalui analogi keindahan alam, khususnya kicauan burung bulbul. Dalam budaya Arab, burung bulbul sering dijadikan simbol romantisme dan keindahan. Melalui liriknya, penyair mengekspresikan perasaan jatuh cinta yang mendalam, di mana suara merdu burung bulbul menjadi metafora untuk perasaan bahagia dan gembira saat mencintai seseorang.

Salah satu keunikan syair ini adalah kompleksitas permainan kata dan kefasihan bahasa yang digunakan oleh penyair. Syair ini tidak hanya menampilkan keindahan lirik, tetapi juga menunjukkan kemampuan penyair dalam merangkai kata-kata dengan ritme dan rima yang harmonis. Selain itu, penggunaan analogi alam, seperti kicauan burung bulbul, memberikan dimensi estetika yang mendalam, mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Dengan keindahan makna dan keunikan yang dimilikinya, tidak mengherankan jika syair “Tob Tobi Tob” berhasil menarik perhatian global dan menjadi simbol keemasan sastra Arab. Karya ini tidak hanya menawarkan estetika bahasa yang tinggi tetapi juga menggambarkan perasaan universal yang dapat dirasakan oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang budaya.M/G Alya Ramadhanty Vardiansyah

Bacaja juga: Lirik Nadhom Alfiyah Ibnu Malik, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4014 seconds (0.1#10.24)