Adam dan Hawa Terpedaya Karena Ingin Hidup Kekal di Surga

Senin, 04 Mei 2020 - 17:14 WIB
loading...
A A A
Di surga, Adam suka meminum arak. Apabila dia meminumnya, maka dia mendapat kebahagiaan yang bertambah. Barangsiapa meminum arak dunia, maka dia tidak akan bisa meminum arak dari surga. Abu Nuwwas mengatakan:

Arak (merah) takkan bisa mengurangi kesedihan di sekitarnya.
Ketika orang yang meminumnya terkena marabahaya,
yang terasa olehnya adalah kebahagiaan.

Dia mengatakan, orang yang menanam gandum senantiasa tertimpa kepayahan dan kelelahan, baik dalam menanam maupun menuainya, hingga membuatnya menjadi tepung karena buah tersebut pertama kali dimakan secara durhaka.

Diriwayatkan bahwa makanan yang pertama kali dimakan oleh orang-orang mukmin di surga adalah anggur. An-Naisaburi mengatakan, “Yang pertama kali dimakan oleh mereka adalah hati ikan yang memikul bumi sehingga penduduk surga tahu bahwa dunia telah musnah.”

Dia mengatakan, di surga, Adam suka berkeliling-keliling. Ketika sampai ke tempat pohon hinthah (gandum), dia menjauhinya karena perjanjian yang telah dibuatnya dengan Allah untuk tidak memakan buah pohon itu. Pohon gandum ini merupakan pohon terbesar yang ada di surga. Tangkainya penuh dengan biji-bijian. Setiap bijinya seukuran kepala unta dan rasanya lebih manis daripada manisnya madu. Warnanya lebih putih dari susu.

Ketika Iblis mengetahui Adam dan Hawa masuk ke dalam surga dan dia tahu bahwa Adam dilarang memakan buah dari pohon gandum, dia datang mendekati pintu surga. Berdiri di sana sekitar 300 tahun dengan perhitungan waktu akhirat.

Iblis menunggu yang datang ke arah pintu surga. Setelah beberapa lama, datanglah seekor burung berbulu indah bernama Thawus (burung merak). Burung itu merupakan raja burung yang ada di surga. Setelah melihatnya, si Iblis mendekatinya seraya berkata, “Wahai burung yang diberkahi, dari mana engkau datang?” Burung itu menjawab, “Dari kebunnya Adam.”

“Aku mempunyai nasehat untukmu dan aku ingin engkau membawaku masuk ke sana bersamamu,” ujar Iblis membujuk.

“Mengapa engkau tidak masuk saja sendiri?” tanya Thawus.

“Aku ingin masuk secara sembunyi-sembunyi,” jawab Iblis.

“Tidak ada cara untuk itu, tetapi aku bisa membawamu kepada yang bisa memasukkanmu secara sembunyi-sembunyi,” ujar Thawus menjanjikan.

Maka, berangkatlah Thawus menuju seekor ular yang di surga tidak ada yang lebih indah bentuknya daripadanya. Kepalanya berasal dari yakut merah. Kedua matanya berasal dari zabarjud hijau. Lidahnya berasal dari kafur, dan posturnya seperti postur unta.

Thawus berkata kepadanya, “Di pintu surga ada seorang malaikat yang dimuliakan yang mempunyai nasehat untukmu.”

Dengan cepat si ular datang kepadanya. Maka, si Iblis berkata, “Bisakah engkau memasukkanku ke dalam surga secara sembunyi-sembunyi, aku punya nasehat untukmu.”

“Bagaimana cara mengakali malaikat Ridwan?” ular bertanya.

“Bukakan mulutmu,” pinta iblis. Si ular membuka mulutnya lalu Iblis masuk ke dalamnya dan berkata kepadanya, “Letakkan aku di dekat pohon gandum.”

Kemudian si ular meletakkan Iblis di dekat pohon tersebut. Setelah keluar dari mulut ular, Iblis mengeluarkan seruling dan membunyikannya.

Adam dan Hawa mendengar suara seruling itu. Mereka pun mendatangi asal suara itu. Ketika keduanya telah sampai ke tempat pohon gandum, si Iblis berkata, “Wahai Adam, mendekatlah ke pohon ini.”

“Aku dilarang mendekatinya,” jawab Adam menolak.

Iblis kemudian berkata, “Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” (QS Al-A’raaf:20). Sebab, orang yang telah memakan buah dari pohon ini tidak akan menua dan tidak akan pikun.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)