Raihlah Berkah dari Ibrah Ibunda Para Rasul

Jum'at, 18 September 2020 - 18:40 WIB
loading...
Raihlah Berkah dari Ibrah Ibunda Para Rasul
Siti Maryam, Ibunda Nabi Isa alaihissalam, salah satu ibunda Rasul Allah yang ketulusan dan kasih sayangnya menjadi potret heroik seorang ibu terhadap anaknya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Peran seorang ibu melampaui batas-batas kebiasaan manusia. Islam pun kerap kali membahas tentang dahsyatnya doa seorang ibu bagi anak-anaknya. Ibu sejati hanya punya satu niat yang tulus, yaitu ingin membahagiakan anaknya. Karena itu Allah Ta'ala memberikan karomah secara khusus kepara para ibu. Allah Ta'ala memberikan kemuliaan kepada ibu, melebihi kemuliaan yang diberikan kepada ayah.

Ingat hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ ‏ “‏ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ ‏‏

Dalam Kitab Sahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,siapa yang paling berhak untuk aku berbakti? Rasulullah berkata; Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang-orang yang terdekat denganmu.”

(Baca juga : Salah Satu Tanda Dekatnya Kiamat : Perhatikan Pakaian Perempuan )

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memosisikan derajat seorang ibu melebihi ayah. Karena itu Rasulullah mengingatkan pentingnya kepatuhan anak terhadap orang tua perempuan. Ibu sejati hanya punya satu tujuan yang tidak pernah berhenti untuk diperjuangkan, yaitu mengantarkan anak meraih mimpi-mimpinya.

Ibu adalah karomah bagi anak-anaknya. Bukti karomah itu ialah bahwa ibu selalu bisa memberikan apa saja yang terbaik untuk anaknya. Ibu selalu ada untuk anaknya dan bisa menghadirkan keajaiban di saat anak-anaknya dalam bahaya. Ustadz Muchyidin Zainudin menjelaskan dalam tausiyahnya bahwa kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri, adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita.

Dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan dalam surah Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

(Baca juga : Kebodohan, Asal Mula dari Segala Keburukan )

Banyak kisah-kisah ketulusan, kasih sayang dan sikap heroik ibu terhadap anaknya. Yang pertama, adalah peristiwa saat Nabi Isa alaihissalam berbicara saat masih bayi. Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah Ta'ala.

Namun kelahiran Nabi Isa alaihissalam sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surah Maryam ayat 27-28, yang artinya: "Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”

Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

"Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."

(Baca juga : Gelar-gelar bagi Perempuan yang Menjaga Kemaluannya )

Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3882 seconds (0.1#10.140)