Menjadi Istri Penyayang Adalah Perintah Rasulullah
loading...
A
A
A
Dalam kehidupan berumah tangga selalu ada suka dan dukanya. Bahkan tak jarang kesalahan kecil bisa memicu perdebatan antar suami istri. Demi mencegah ketidakharmonisan suami-istri, Islam menganjurkan untuk memilih pasangan yang baik dan lemah lembut akhlaknya.
Misalnya, untuk calon istri, maka yang diutamakan dalam diri perempuan untuk dijadikan istri bagi pria-pria mukmin adalah yang taat terhadap syariat agama. Karena perempuan yang taat beragama, ia akan patuh dan tunduk kepada Allah Sang Khaliq dan akan menjaga akhlaknya pada suami.
Bagi perempuan, salah satu ciri istri saleha ialah penuh kasih sayang dan tidak mudah marah. Istri yang baik tidak cepat marah, terutama atas perbuatan salah yang mungkin sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh suami. Sebab manusia memang tidak ada yang sempurna, pasti ada saja perbuatan salah yang dilakukannya.
(Baca juga : Kisah di Medan Perang yang Bikin Baper )
Insya Allah, tiada perempuan yang bertakwa kepada Allah akan berlaku kasar kepada suaminya kelak karena perempuan yang taat dan bertakwa kepada Allah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Jika perempuan sudah sayang dan cinta kepada agamanya, Insya Allah dia akan sayang dan lembut pada suaminya. Seorang istri yang saleha tidak akan berbuat lalai terhadap apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Senantiasa bersikap lemah lembut, bertutur kata yang baik dan terpuji, serta bersikap sopan dan santun terhadap suami.
Itulah sebabnya mengapa Islam menganjurkan untuk memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama , karena perempuan saleha adalah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Terlebih untuk membangun rumah tangga dalam Islam yang sakinah, mawadah warahmah.
(Baca juga : Pentingnya Mengajarkan Adab Makan Kepada Anak )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa, Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah).
Sebagai istri hendaknya tidak mudah terpancing emosi serta tidak menghakimi suami atas kesalahan yang dibuatnya. Istri shalehah akan berutur kata lembut dan memaafkan perbuatan salah suami, kemudian memberitahukannya dengan baik-baik bahwa perbuatan suami itu adalah salah sehingga suami bisa mawas diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Dengan demikian, perselisihan pun bisa dihindari.
(Baca juga : Mengharapkan Pahala dari Setiap Aktivitas )
Dalam kitab 'Man Takhtarin? Man Takhtar?', karya Syaikh Nada Abu Ahmad, disebutkan bahwa seorang istri yang penyayang yaitu perempuan yang mengasihi dan mencintai suaminya, serta mengerahkan segenap kemampuan untuk membuatnya ridha.
Seorang istri yang penyayang selalu berusaha memperhatikan suaminya, meliputinya dengan kasih sayang, cinta dan perhatian, bersungguh-sungguh untuk patuh dan mendapat ridhanya, demi terwujudnya tujuan utama pernikahan yaitu ketentraman.
Allah Ta’ala berfirman :
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧)
“Lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta dan sebaya umurnya.” (Qs. Al Waqi’ah: 36-37)
Secara bahasa, Al ‘Arub adalah istri yang mencintai suaminya), banyak hadits yang menegaskan keharusan memperhatikan adanya sifat ini pada diri seorang perempuan. Di antaranya adalah:
Pertama, Abu Dawud meriwayatkan, bahwasanya Ma’qil bin Yasar berkata, Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَزَوَّجُوا الوَدُوْدَ الوَلُوْدَ, فَإِنِّي مُكَاثِرُ بِكُمُ الأُمَمَ
“Menikahlah dengan perempuan yang penyayang dan subur, sebab aku membanggakan banyaknya jumlah kalian kepada seluruh umat.”
(Baca juga : Sri Mulyani: Saya Siap Hadapi Resesi Indonesia )
Kedua, Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نساء قريش خير نساء ركبن الإبل : أحناه على طفل في صغره ، وأرعاه على زوج في ذات يده
“Kaum perempuan Quraisy adalah sebaik-baik kaum perempuan yang mengendarai unta. Mereka paling menyayangi anak-anak selagi masih kecil, dan paling menjaga harta benda suami.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammenyifati mereka sebagai perempuan yang penuh kasih sayang, mencintai dan bersikap lembut kepada anak-anak mereka, kemudian mereka memperhatikan kondisi suami, mengasihinya dan ikut mengurangi bebannya. Masing-masing perempuan dari mereka, menjaga harta suami, memeliharanya dengan amanah dan menjauhkan diri dari tindakan menghambur-hamburkannya. Jika suami sedang mengalami kesusahan, ia menjadi penolong dan sandaran baginya, bukan menjadi musuh dan pengacau.
Ketiga, Seorang perempuan yang penuh dengan kasih sayang bersikap patuh kepada suaminya, tidak menyelisihi suami terkait diri dan hartanya, dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak disukai suami.
(Baca juga : PKS Minta APBN 2021 Fokus Pada Kesehatan dan Dampak Ekonomi-Sosial )
Iman an-Nasai dan Hakim meriwayatkan hadits yang dinyatakan hasan oleh al-Albani, dari Abu Hurairah radhiyallah ’anhu, ia bertanya, ”Siapakah perempuan yang paling baik?” Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
”Istri yang menyenangkah hati suami bila dipandang, yang menaati jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami terkait dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan tindakan yang tidak disukai suami.”
Keempat, Baihaqi meriwayatkan dari Abu Uzainah as-Shadafi bahwasanya nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ نِسَاءِكُمُ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ، الْمُوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ، إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ
”Sebaik-baik istri kalian adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, sejalan lagi pandai menghibur (suaminya), apabila ia bertakwa kepada Allah.”
(Baca juga : Vaksin Massal Jadi Sentimen Positif Sektor Pariwisata )
Kelima, Nasa’i meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas dan disebutkan oleh Albani dalam kitab Silsilah ash Shahihah, bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
نِسَاءِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوْقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى
”Istri kalian yang termasuk penghuni surga adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, memberi manfaat kepada suami, yang apabila suami marah maka ia datang kemudian meletakkan tangannya pada tangan suami dan berkata, ”Aku tidak merasakan tidur nyenyak hingga kamu ridha.”
Perempuan yang penyayang adalah perempuan yang dikenal memiliki karakter mencintai dan mengasihi suaminya, serta mengerahkan segenap kemampuannya demi meraih ridha suami. Sehingga, ia dikenal sebagai perempuan dengan emosi yang stabil, pembawaan yang tenang, terjauh dari penyimpangan psikologis, mengasihi anak-anak, dan memelihara hak suami.
Begitulah, tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang shalehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan roman picisan melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang saleha, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi ini.
(Baca juga : Pengangkatan 2 Mantan Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan Dikritik )
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, yang artinya :
“Wanita (istri) shalehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34).
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari).
Wallahu A'lam
Misalnya, untuk calon istri, maka yang diutamakan dalam diri perempuan untuk dijadikan istri bagi pria-pria mukmin adalah yang taat terhadap syariat agama. Karena perempuan yang taat beragama, ia akan patuh dan tunduk kepada Allah Sang Khaliq dan akan menjaga akhlaknya pada suami.
Bagi perempuan, salah satu ciri istri saleha ialah penuh kasih sayang dan tidak mudah marah. Istri yang baik tidak cepat marah, terutama atas perbuatan salah yang mungkin sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh suami. Sebab manusia memang tidak ada yang sempurna, pasti ada saja perbuatan salah yang dilakukannya.
(Baca juga : Kisah di Medan Perang yang Bikin Baper )
Insya Allah, tiada perempuan yang bertakwa kepada Allah akan berlaku kasar kepada suaminya kelak karena perempuan yang taat dan bertakwa kepada Allah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Jika perempuan sudah sayang dan cinta kepada agamanya, Insya Allah dia akan sayang dan lembut pada suaminya. Seorang istri yang saleha tidak akan berbuat lalai terhadap apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Senantiasa bersikap lemah lembut, bertutur kata yang baik dan terpuji, serta bersikap sopan dan santun terhadap suami.
Itulah sebabnya mengapa Islam menganjurkan untuk memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama , karena perempuan saleha adalah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Terlebih untuk membangun rumah tangga dalam Islam yang sakinah, mawadah warahmah.
(Baca juga : Pentingnya Mengajarkan Adab Makan Kepada Anak )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa, Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah).
Sebagai istri hendaknya tidak mudah terpancing emosi serta tidak menghakimi suami atas kesalahan yang dibuatnya. Istri shalehah akan berutur kata lembut dan memaafkan perbuatan salah suami, kemudian memberitahukannya dengan baik-baik bahwa perbuatan suami itu adalah salah sehingga suami bisa mawas diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Dengan demikian, perselisihan pun bisa dihindari.
(Baca juga : Mengharapkan Pahala dari Setiap Aktivitas )
Dalam kitab 'Man Takhtarin? Man Takhtar?', karya Syaikh Nada Abu Ahmad, disebutkan bahwa seorang istri yang penyayang yaitu perempuan yang mengasihi dan mencintai suaminya, serta mengerahkan segenap kemampuan untuk membuatnya ridha.
Seorang istri yang penyayang selalu berusaha memperhatikan suaminya, meliputinya dengan kasih sayang, cinta dan perhatian, bersungguh-sungguh untuk patuh dan mendapat ridhanya, demi terwujudnya tujuan utama pernikahan yaitu ketentraman.
Allah Ta’ala berfirman :
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧)
“Lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta dan sebaya umurnya.” (Qs. Al Waqi’ah: 36-37)
Secara bahasa, Al ‘Arub adalah istri yang mencintai suaminya), banyak hadits yang menegaskan keharusan memperhatikan adanya sifat ini pada diri seorang perempuan. Di antaranya adalah:
Pertama, Abu Dawud meriwayatkan, bahwasanya Ma’qil bin Yasar berkata, Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَزَوَّجُوا الوَدُوْدَ الوَلُوْدَ, فَإِنِّي مُكَاثِرُ بِكُمُ الأُمَمَ
“Menikahlah dengan perempuan yang penyayang dan subur, sebab aku membanggakan banyaknya jumlah kalian kepada seluruh umat.”
(Baca juga : Sri Mulyani: Saya Siap Hadapi Resesi Indonesia )
Kedua, Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نساء قريش خير نساء ركبن الإبل : أحناه على طفل في صغره ، وأرعاه على زوج في ذات يده
“Kaum perempuan Quraisy adalah sebaik-baik kaum perempuan yang mengendarai unta. Mereka paling menyayangi anak-anak selagi masih kecil, dan paling menjaga harta benda suami.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammenyifati mereka sebagai perempuan yang penuh kasih sayang, mencintai dan bersikap lembut kepada anak-anak mereka, kemudian mereka memperhatikan kondisi suami, mengasihinya dan ikut mengurangi bebannya. Masing-masing perempuan dari mereka, menjaga harta suami, memeliharanya dengan amanah dan menjauhkan diri dari tindakan menghambur-hamburkannya. Jika suami sedang mengalami kesusahan, ia menjadi penolong dan sandaran baginya, bukan menjadi musuh dan pengacau.
Ketiga, Seorang perempuan yang penuh dengan kasih sayang bersikap patuh kepada suaminya, tidak menyelisihi suami terkait diri dan hartanya, dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak disukai suami.
(Baca juga : PKS Minta APBN 2021 Fokus Pada Kesehatan dan Dampak Ekonomi-Sosial )
Iman an-Nasai dan Hakim meriwayatkan hadits yang dinyatakan hasan oleh al-Albani, dari Abu Hurairah radhiyallah ’anhu, ia bertanya, ”Siapakah perempuan yang paling baik?” Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
”Istri yang menyenangkah hati suami bila dipandang, yang menaati jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami terkait dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan tindakan yang tidak disukai suami.”
Keempat, Baihaqi meriwayatkan dari Abu Uzainah as-Shadafi bahwasanya nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ نِسَاءِكُمُ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ، الْمُوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ، إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ
”Sebaik-baik istri kalian adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, sejalan lagi pandai menghibur (suaminya), apabila ia bertakwa kepada Allah.”
(Baca juga : Vaksin Massal Jadi Sentimen Positif Sektor Pariwisata )
Kelima, Nasa’i meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas dan disebutkan oleh Albani dalam kitab Silsilah ash Shahihah, bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
نِسَاءِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوْقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى
”Istri kalian yang termasuk penghuni surga adalah perempuan yang penyayang, banyak melahirkan anak, memberi manfaat kepada suami, yang apabila suami marah maka ia datang kemudian meletakkan tangannya pada tangan suami dan berkata, ”Aku tidak merasakan tidur nyenyak hingga kamu ridha.”
Perempuan yang penyayang adalah perempuan yang dikenal memiliki karakter mencintai dan mengasihi suaminya, serta mengerahkan segenap kemampuannya demi meraih ridha suami. Sehingga, ia dikenal sebagai perempuan dengan emosi yang stabil, pembawaan yang tenang, terjauh dari penyimpangan psikologis, mengasihi anak-anak, dan memelihara hak suami.
Begitulah, tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang shalehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan roman picisan melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang saleha, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi ini.
(Baca juga : Pengangkatan 2 Mantan Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan Dikritik )
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, yang artinya :
“Wanita (istri) shalehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34).
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari).
Wallahu A'lam
(wid)