Perang Irak di Era Khalifah Umar bin Khatab Bukan Perang Agama
loading...
A
A
A
Perintah Khalifah Umar
Akhirnya Rustum dan Fairuzan mengadakan perundingan dan meminta Kaisar Boran menulis surat untuk mendatangkan istri-istri dan gundik-gundik Kisra. Setelah mereka datang, diketahui bahwa keturunan Kisra yang laki-laki sudah tak ada lagi selain Yazdigird bin Syahriar bin Kisra. Dulu ibunya menyembunyikannya di tempat saudara-saudara ibunya ketika Syiri dulu membunuhi semua anak laki-laki keturunan ayahnya.
Mereka datang membawa anak itu, yang ketika itu sudah berumur dua puluh satu tahun. Sesudah kemudian mereka sepakat hendak mengangkatnya ke takhta kerajaan leluhurnya dan berlomba memberikan bantuan, Persia sekarang kembali tenang, dan mulai mengadakan persiapan baru untuk menuntut balas mengembalikan harga diri dan kehormatannya. ( )
Sudah tentu berita-berita mengenai Persia ini sampai juga kepada Musanna. Ia gelisah karena yakin penduduk Sawad akan memberontak kepada pasukan Muslimin bilamana pasukan Persia memasuki tempat-tempat mereka. Ditulisnya surat kepada Khalifah Umar di Madinah melaporkan segala yang diketahuinya itu serta kemungkinan akan timbulnya pemberontakan. Tetapi surat itu terlambat sampai ke tangan Umar.
Pihak Persia sendiri sudah bersiap-siap dan persiapan demikian sudah pula membuat gempar desa-desa dan kota-kota di Irak. Tak ada jalan lain buat Musanna ia harus menarik pasukannya sekali lagi ke perbatasan Semenanjung dan membawanya ke Zu Qar kemudian mengumpulkan mereka dalam satu markas sambil menunggu bala bantuan dari Khalifah untuk meneruskan rencananya membebaskan Mada'in.
Tatkala surat Musanna sampai ke tangan Khalifah Umar bin Khattab dan ia mengetahui persiapan Persia sesudah ada persepakatan, ia berkata: "Akan kuhajar Raja-raja Persia itu dengan raja-raja Arab!"
Ia membalas surat Musanna dengan perintah agar segera berangkat ke perbatasan Irak dan terpencar di beberapa mata air yang berdekatan dengan Persia, dan meminta bantuan penduduk supaya bersama-sama di pihak mereka supaya tidak disergap mendadak oleh Persia tanpa ada persiapan tenaga manusia dan perlengkapan.
Musanna bermarkas di Zu Qar. Belum terpikir oleh pihak Persia hendak berangkat menghadapinya. Musanna tinggal di sana sampai kemudian datang Sa'd bin Abi Waqqas menyusul. Kedatangannya sebagai komandan pasukan yang disiapkan oleh Khalifah Umar untuk menghadapi pasukan Persia.
Tetapi Musanna tidak lama tinggal bersama Sa'd. Lukanya yang lama akibat Pertempuran Jembatan kambuh lagi, yang dideritanya terus sampai ia menemui ajalnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Musanna meninggal di Zu Qar sebelum Sa'd tiba di Irak.
Akhirnya Rustum dan Fairuzan mengadakan perundingan dan meminta Kaisar Boran menulis surat untuk mendatangkan istri-istri dan gundik-gundik Kisra. Setelah mereka datang, diketahui bahwa keturunan Kisra yang laki-laki sudah tak ada lagi selain Yazdigird bin Syahriar bin Kisra. Dulu ibunya menyembunyikannya di tempat saudara-saudara ibunya ketika Syiri dulu membunuhi semua anak laki-laki keturunan ayahnya.
Mereka datang membawa anak itu, yang ketika itu sudah berumur dua puluh satu tahun. Sesudah kemudian mereka sepakat hendak mengangkatnya ke takhta kerajaan leluhurnya dan berlomba memberikan bantuan, Persia sekarang kembali tenang, dan mulai mengadakan persiapan baru untuk menuntut balas mengembalikan harga diri dan kehormatannya. ( )
Sudah tentu berita-berita mengenai Persia ini sampai juga kepada Musanna. Ia gelisah karena yakin penduduk Sawad akan memberontak kepada pasukan Muslimin bilamana pasukan Persia memasuki tempat-tempat mereka. Ditulisnya surat kepada Khalifah Umar di Madinah melaporkan segala yang diketahuinya itu serta kemungkinan akan timbulnya pemberontakan. Tetapi surat itu terlambat sampai ke tangan Umar.
Pihak Persia sendiri sudah bersiap-siap dan persiapan demikian sudah pula membuat gempar desa-desa dan kota-kota di Irak. Tak ada jalan lain buat Musanna ia harus menarik pasukannya sekali lagi ke perbatasan Semenanjung dan membawanya ke Zu Qar kemudian mengumpulkan mereka dalam satu markas sambil menunggu bala bantuan dari Khalifah untuk meneruskan rencananya membebaskan Mada'in.
Tatkala surat Musanna sampai ke tangan Khalifah Umar bin Khattab dan ia mengetahui persiapan Persia sesudah ada persepakatan, ia berkata: "Akan kuhajar Raja-raja Persia itu dengan raja-raja Arab!"
Ia membalas surat Musanna dengan perintah agar segera berangkat ke perbatasan Irak dan terpencar di beberapa mata air yang berdekatan dengan Persia, dan meminta bantuan penduduk supaya bersama-sama di pihak mereka supaya tidak disergap mendadak oleh Persia tanpa ada persiapan tenaga manusia dan perlengkapan.
Musanna bermarkas di Zu Qar. Belum terpikir oleh pihak Persia hendak berangkat menghadapinya. Musanna tinggal di sana sampai kemudian datang Sa'd bin Abi Waqqas menyusul. Kedatangannya sebagai komandan pasukan yang disiapkan oleh Khalifah Umar untuk menghadapi pasukan Persia.
Tetapi Musanna tidak lama tinggal bersama Sa'd. Lukanya yang lama akibat Pertempuran Jembatan kambuh lagi, yang dideritanya terus sampai ia menemui ajalnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Musanna meninggal di Zu Qar sebelum Sa'd tiba di Irak.
(mhy)