Kisah Pilu Tatkala Siti Hajar Menghapus Jejaknya Agar Tidak Terlacak Siti Sarah
loading...
A
A
A
Istri Ismail tidak tahu bahwa bapak tua yang singgah padanya adalah mertuanya. Dia juga tidak tahu jika pesannya yang disampaikan kepada suaminya berisi perintah untuk menceraikannya. Ismail mentaati pesan bapaknya, dan istrinya ditalaknya.
Ibrahim melihat wanita tersebut tidak layak menjadi istri seorang Nabi sekaligus Rasul yang disiapkan untuk memimpin dan mengarahkan serta mendidik keluarga, anak-anaknya dan orang-orang di sekitarnya. Istri yang memperpanjang keluhan dan hobi ngedumel tidak mungkin menjadi penopang suami yang memikul tugas-tugas besar.
Ketika Ibrahim kembali lagi, dia bertemu dengan seorang wanita yang lain dari sebelumnya. Ibrahim rela putranya menikah dengannya dan meminta anaknya agar mempertahankannya.
Ibrahim bertanya tentang kehidupan mereka. Istri Ismail menjawab, "Segala puji bagi Allah, kami dalam kebaikan dan kemudahan."
Ibrahim bertanya tentang makanan dan minuman mereka. Dia menjawab, "Daging dan air."
Maka Ibrahim mendoakan keberkahan kepada mereka pada daging dan air. Seandainya mereka mempunyai biji-bijian yang mereka makan, niscaya Ibrahim akan mendoakannya juga sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyampaikan bahwa di antara keberkahan doa Ibrahim adalah, bahwa penduduk Makkah tetap hidup sehat walau hanya makan daging dan minum air. Padahal, selain mereka bisa berakibat celaka jika hanya makan daging dan air saja.
Untuk ketiga kalinya Ibrahim datang mengunjungi anaknya dan mencari tahu tentang beritanya. Ibrahim mendapatkannya di rumah sedang duduk meraut anak panah di bawah pohon itu, pohon di mana dulu Ibrahim meninggalkannya dengan ibunya pada saat mereka datang pertama kali di tempat itu.
Ismail bangkit kepadanya. Keduanya melakukan apa yang biasa dilakukan oleh ayah kepada anaknya dan anak kepada ayahnya yang lama tidak bertemu. Mereka saling memberi salam, berangkulan, berjabat tangan, dan lain sebagainya.
Ibrahim menyampaikan perintah Allah kepadanya, agar membangun Baitul Haram dan bahwa Dia memerintahkan Ismail untuk membantunya. Maka Ismail bersegera melaksanakan perintah Allah. Ibrahim membangun Baitullah dengan bantuan Ismail. Sambil membangun keduanya berdoa, "Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal kebaikan kami). Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 127)
Ibrahim melihat wanita tersebut tidak layak menjadi istri seorang Nabi sekaligus Rasul yang disiapkan untuk memimpin dan mengarahkan serta mendidik keluarga, anak-anaknya dan orang-orang di sekitarnya. Istri yang memperpanjang keluhan dan hobi ngedumel tidak mungkin menjadi penopang suami yang memikul tugas-tugas besar.
Ketika Ibrahim kembali lagi, dia bertemu dengan seorang wanita yang lain dari sebelumnya. Ibrahim rela putranya menikah dengannya dan meminta anaknya agar mempertahankannya.
Ibrahim bertanya tentang kehidupan mereka. Istri Ismail menjawab, "Segala puji bagi Allah, kami dalam kebaikan dan kemudahan."
Ibrahim bertanya tentang makanan dan minuman mereka. Dia menjawab, "Daging dan air."
Maka Ibrahim mendoakan keberkahan kepada mereka pada daging dan air. Seandainya mereka mempunyai biji-bijian yang mereka makan, niscaya Ibrahim akan mendoakannya juga sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyampaikan bahwa di antara keberkahan doa Ibrahim adalah, bahwa penduduk Makkah tetap hidup sehat walau hanya makan daging dan minum air. Padahal, selain mereka bisa berakibat celaka jika hanya makan daging dan air saja.
Untuk ketiga kalinya Ibrahim datang mengunjungi anaknya dan mencari tahu tentang beritanya. Ibrahim mendapatkannya di rumah sedang duduk meraut anak panah di bawah pohon itu, pohon di mana dulu Ibrahim meninggalkannya dengan ibunya pada saat mereka datang pertama kali di tempat itu.
Ismail bangkit kepadanya. Keduanya melakukan apa yang biasa dilakukan oleh ayah kepada anaknya dan anak kepada ayahnya yang lama tidak bertemu. Mereka saling memberi salam, berangkulan, berjabat tangan, dan lain sebagainya.
Ibrahim menyampaikan perintah Allah kepadanya, agar membangun Baitul Haram dan bahwa Dia memerintahkan Ismail untuk membantunya. Maka Ismail bersegera melaksanakan perintah Allah. Ibrahim membangun Baitullah dengan bantuan Ismail. Sambil membangun keduanya berdoa, "Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal kebaikan kami). Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 127)
(mhy)