Pada Masa Pandemi, Perempuan Perlu Teladani Siti Khadijah

Rabu, 06 Mei 2020 - 09:06 WIB
loading...
Pada Masa Pandemi, Perempuan Perlu Teladani Siti Khadijah
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran (DQ) Ustaz Yusuf Mansyur. Foto/Wikipedia
A A A
JAKARTA - Umat muslim, terutama kalangan perempuan, perlu menjadi sosok sociopreneurship di tengah situasi pandemi Covid-19. Pada masa sulit seperti ini banyak anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan. Kepedulian kepada sesama seperti ini sangat baik dilakukan, terutama ini bertepatan dengan bulan Ramadan.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an (DQ) Ustaz Yusuf Mansyur, dengan menjadi sociopreneurship seseorang tidak hanya berbisnis dan mencari keuntungan, melainkan dengan niat untuk saling berbagi atau memperbanyak sedekah di jalan Allah SWT.

Menurut Yusuf Mansur, para ibu rumah tangga muda bisa menjadi sosok sociopreneurship atau membangun usaha berbasis sosial. Dia menegaskan, sosok sociopreneurship seperti istri Rasulullah Muhammad SAW, Siti Khadijah, jika banyak dilakukan saat ini, terutama kala pandemi akan sangat berarti.

"Sociopreneurship ada pantulan energi di dalamnya," ujar Yusuf Mansyur dalam tausiah daring dengan tema “Kajian Tarawih Online Sociopreneurship ala Rasulullah”, Senin (4/5).

Dia lantas meminta agar sosok istri Nabi tersebut diteladani. Menurut dia, Khadijah dikenal memiliki segudang prestasi pada masanya. Salah satu yang bisa diteladani para ibu muda muda adalah jiwa sociopreneurship.

Dia mengatakan, adanya wabah virus korona membuat sebagian masyarakat khususnya para ibu rumah tangga lebih mandiri.

Pada masa Rasulullah SAW, kata dia, sosok Siti Khadijahlah yang menjadi salah satu pelopor wanita sociopreneurship. Ia adalah sosok istri Nabi yang mandiri, memiliki jiwa sosial yang tinggi, hingga pada akhir hayatnya pun tidak pernah merepotkan suaminya (Rasulullah).

"Sayidah Khadijah Kubro, menurut saya, memenuhi segala kriteria tentang sosok sociopreneurship. Berkarya, berusaha, berdagang, berniaga, berjualan, berbisnis, tapi tidak untuk dirinya karena beliau bukan hanya untuk orang-orang miskin, tapi beliau sendiri berjuang untuk Allah SWT dan Rasulullah," ujarnya.

Saking mandirinya, Siti Khadijah saat akan menemui ajalnya hanya meminta kain kafan. Itupun bukan meminta kepada Rasulullah, namun Siti Fatimah.

“Bagaimana ketika beliau habiskan hartanya di jalan Allah, beliau hanya meminta kain kafan. Siti khadijah meninggal hanya meminta kain kafan dan meminta kepada Fatimah. Kemudian dilapisi oleh serban Rasulullah dari surga," katanya.

Selain itu, makam Siti Khadijah pun hingga saat ini sangatlah sederhana. Hanya diberikan patokan batu sebagai penanda bahwa itulah makam istri Nabi Muhammad.

"Tidak ada jejak permintaan wasiat apa pun, bahkan makamnya sama sekali tidak menampakkan makam yang mewah hari ini kalau kita lihat," terangnya. (Bakti/Okezone)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5550 seconds (0.1#10.140)