Gulirkan Eco Pontren, Cetak Santri Kreatif dan Berwawasan Lingkungan
loading...
A
A
A
Bagi masyarakat Purwakarta, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muhajirin bukanlah nama yang asing. Ponpes yang saat ini berdiri megah di Jalan Veteran Nomor 155, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, itu memiliki segudang terobosan dalam menciptakan generasi milenial berbasis kultural.
Ponpes ini terlihat begitu asri dan megah, gedung bertingkat berdiri kokoh tempat para santriawan dan santriawati menimba ilmu. Jauh sebelum pandemi Covid-19, akan terlihat 5.176 santri yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saat ini, pemandangan jauh berbeda, tidak ada seorang santri pun yang beraktivitas karena alasan mencegah penularan virus.
Gedung megah bertingkat itu pun sepi dari kegiatan belajar mengajar. Sesekali terlihat petugas keamanan mengecek ke setiap sudut ruangan dan mengecek gembok pintu gerbang. Maklum, pengamanan di sekitar pesantren diperketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ditemui di kediamannya, Direktur Humas Ponpes Al Muhajirin Deden Saepudin mengungkapkan keprihatinannya atas wabah yang sedang terjadi. Banyak pihak yang terdampak, termasuk Ponpes Al Muhajirin yang harus menghentikan semua aktivitas santrinya. Semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring atau santri belajar di rumah dengan menggunakan fasilitas internet.
Deden menjelaskan, Ponpes Al Muhajirin menjadi salah satu pesantren berwawasan lingkungan yang ada di Kabupaten Purwakarta. Tak heran pada 2005 lalu sempat digulirkan program Eco Pontren dengan beragam kegiatan bertemakan lingkungan hidup.
“Secara umum Eco Pontren masih tetap berjalan untuk santri tingkat SD dan SMP di kampus 2 (daerah Sukamulya). Dalam kegiatannya santri dididik untuk memahami tema-tema lingkungan hidup atau alam tempat bernaung sehingga mereka akan memiliki akhlak yang baik, tidak hanya terhadap sesama, melainkan juga kepada alam sekitarnya,” ungkap Deden.
Menurutnya, kegiatan Eco Pontren itu berupa penanggulangan pencemaran air, pemanfaatan lahan di sekitar pesantren, pengelolaan sampah, pengelolaan sumber daya alam di sekitar pesantren, konservasi keanekaragaman hayati lokal, pemanfaatan limbah domestik dan ternak serta penerapan usaha tani terpadu.
Bahkan, pihak ponpes pun sudah menjalin kerja sama dengan bank sampah. Salah satu yang akan dikembangkan dengan bank sampah itu adalah pemanfaatan minyak goreng bekas atau jelantah untuk dijadikan bahan baku biodiesel.
Kader Eco Pontren Al Muhajirin Amit Saepul menyebutkan terobosan-terobosan lainnya dalam upaya pengelolaan sumber daya alam, yakni dengan pembuatan sumur resapan atau biopori. Keberadaan biopori ini sangatlah penting dalam upaya memberikan hak kepada air agar meresap ke dalam tanah. Dengan begitu, bisa menjadi tabungan air bersih di kala musim kemarau.
Terkait pengabdian kepada masyarakat, ponpes pimpinan KH Abun Bunyamin ini terbilang cukup beragam, antara lain, berupa biaya pendidikan gratis atau keringanan biaya bagi santri yatim dan duafa yang menempuh pendidikan pesantren maupun pendidikan sekolah di setiap unit Al Muhajirin.
Menyediakan juga beasiswa bagi santri penghafal Alquran dan kepada alumni yang kuliah di luar negeri seperti di Mesir dan Yaman. Begitu pula ponpes ini aktif mengirimkan tenaga pengajar Alquran ke masjid, majelis taklim atau pengajian anak-anak di masyarakat.
Untuk bidang ekonomi, kata Deden, bantuan berupa modal usaha bagi masyarakat kelas ekonomi kecil yang berniat membangun usaha mandiri. “Jika kita runut satu per satu, tentu saja program Al Muhajirin cukup banyak. Doakan saja agar pesantren ini bisa lebih berkiprah lagi untuk mendidik anak bangsa,” tandasnya. (Asep Supiandi)
Ponpes ini terlihat begitu asri dan megah, gedung bertingkat berdiri kokoh tempat para santriawan dan santriawati menimba ilmu. Jauh sebelum pandemi Covid-19, akan terlihat 5.176 santri yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saat ini, pemandangan jauh berbeda, tidak ada seorang santri pun yang beraktivitas karena alasan mencegah penularan virus.
Gedung megah bertingkat itu pun sepi dari kegiatan belajar mengajar. Sesekali terlihat petugas keamanan mengecek ke setiap sudut ruangan dan mengecek gembok pintu gerbang. Maklum, pengamanan di sekitar pesantren diperketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ditemui di kediamannya, Direktur Humas Ponpes Al Muhajirin Deden Saepudin mengungkapkan keprihatinannya atas wabah yang sedang terjadi. Banyak pihak yang terdampak, termasuk Ponpes Al Muhajirin yang harus menghentikan semua aktivitas santrinya. Semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring atau santri belajar di rumah dengan menggunakan fasilitas internet.
Deden menjelaskan, Ponpes Al Muhajirin menjadi salah satu pesantren berwawasan lingkungan yang ada di Kabupaten Purwakarta. Tak heran pada 2005 lalu sempat digulirkan program Eco Pontren dengan beragam kegiatan bertemakan lingkungan hidup.
“Secara umum Eco Pontren masih tetap berjalan untuk santri tingkat SD dan SMP di kampus 2 (daerah Sukamulya). Dalam kegiatannya santri dididik untuk memahami tema-tema lingkungan hidup atau alam tempat bernaung sehingga mereka akan memiliki akhlak yang baik, tidak hanya terhadap sesama, melainkan juga kepada alam sekitarnya,” ungkap Deden.
Menurutnya, kegiatan Eco Pontren itu berupa penanggulangan pencemaran air, pemanfaatan lahan di sekitar pesantren, pengelolaan sampah, pengelolaan sumber daya alam di sekitar pesantren, konservasi keanekaragaman hayati lokal, pemanfaatan limbah domestik dan ternak serta penerapan usaha tani terpadu.
Bahkan, pihak ponpes pun sudah menjalin kerja sama dengan bank sampah. Salah satu yang akan dikembangkan dengan bank sampah itu adalah pemanfaatan minyak goreng bekas atau jelantah untuk dijadikan bahan baku biodiesel.
Kader Eco Pontren Al Muhajirin Amit Saepul menyebutkan terobosan-terobosan lainnya dalam upaya pengelolaan sumber daya alam, yakni dengan pembuatan sumur resapan atau biopori. Keberadaan biopori ini sangatlah penting dalam upaya memberikan hak kepada air agar meresap ke dalam tanah. Dengan begitu, bisa menjadi tabungan air bersih di kala musim kemarau.
Terkait pengabdian kepada masyarakat, ponpes pimpinan KH Abun Bunyamin ini terbilang cukup beragam, antara lain, berupa biaya pendidikan gratis atau keringanan biaya bagi santri yatim dan duafa yang menempuh pendidikan pesantren maupun pendidikan sekolah di setiap unit Al Muhajirin.
Menyediakan juga beasiswa bagi santri penghafal Alquran dan kepada alumni yang kuliah di luar negeri seperti di Mesir dan Yaman. Begitu pula ponpes ini aktif mengirimkan tenaga pengajar Alquran ke masjid, majelis taklim atau pengajian anak-anak di masyarakat.
Untuk bidang ekonomi, kata Deden, bantuan berupa modal usaha bagi masyarakat kelas ekonomi kecil yang berniat membangun usaha mandiri. “Jika kita runut satu per satu, tentu saja program Al Muhajirin cukup banyak. Doakan saja agar pesantren ini bisa lebih berkiprah lagi untuk mendidik anak bangsa,” tandasnya. (Asep Supiandi)
(ysw)