Teladan Indah Imam Asy-Syafi'i Saat Mendidik Murid Slow Learner
loading...
A
A
A
Ustaz Muhammad Syafi'ie el-Bantanie
Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan
Founder Ekselensia Tahfizh School
Pernahkah kita memiliki murid yang slow learner? Sudah diremedial berulangkali, tapi tidak paham-paham. Pernah berapa banyak kita bersabar untuk meremedialnya? Pernahkah sampai empat puluh kali meremedial murid tersebut? Bagaimana persepsi kita kepada murid tersebut? Menghakiminya sebagai murid bodoh?
Ada teladan indah dari Imam Asy-Syafi'i rahimahullah dalam mendidik muridnya Rabi' bin Sulaiman, sang slow learner, sebagaimana dikisahkan dalam Thabaqat al-Kubra al-Syafi’iyah. Seperti biasa, Imam Asy-Syafi'i mengajar murid-muridnya di majlis ilmu. Pembelajaran selesai. Namun, ada satu muridnya yang belum paham. Dialah Rabi' bin Sulaiman, sang slow learner. ( )
Dengan penuh kasih sayang, Imam Asy-Syafi'i memberikan remedial pembelajaran bagi Rabi' bin Sulaiman. Ternyata sudah dijelaskan berkali-kali, Rabi’ tidak jua paham. Imam Asy-Syafi’i tidak menyerah. Dengan penuh kesabaran, Imam Asy-Syafi'i memberikan remedial sebanyak 40 kali.
Hasilnya? Rabi' bin Sulaiman tidak jua paham. Apakah Imam Asy-Syafi'i berputus asa? Menghakimi Rabi' bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak.
"Muridku, sebatas inilah kemampuanku (meremedial 40 kali) mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu," ujar Imam Asy-Syafi'i . ( )
Rabi' bin Sulaiman rajin sekali bermunajat kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi' bin Sulaiman.
Tahukah kita? Rabi' bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar dalam Madzhab Syafi'i. Sang slow learner yang bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar.
Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafi'i dalam mengajar dan mendidik. Adakah kita, para guru, seperti Imam Asy-Syafi'i ? Karena, engkaulah sang arsitek peradaban. [ ]
Wallahu A'lam
Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan
Founder Ekselensia Tahfizh School
Pernahkah kita memiliki murid yang slow learner? Sudah diremedial berulangkali, tapi tidak paham-paham. Pernah berapa banyak kita bersabar untuk meremedialnya? Pernahkah sampai empat puluh kali meremedial murid tersebut? Bagaimana persepsi kita kepada murid tersebut? Menghakiminya sebagai murid bodoh?
Ada teladan indah dari Imam Asy-Syafi'i rahimahullah dalam mendidik muridnya Rabi' bin Sulaiman, sang slow learner, sebagaimana dikisahkan dalam Thabaqat al-Kubra al-Syafi’iyah. Seperti biasa, Imam Asy-Syafi'i mengajar murid-muridnya di majlis ilmu. Pembelajaran selesai. Namun, ada satu muridnya yang belum paham. Dialah Rabi' bin Sulaiman, sang slow learner. ( )
Dengan penuh kasih sayang, Imam Asy-Syafi'i memberikan remedial pembelajaran bagi Rabi' bin Sulaiman. Ternyata sudah dijelaskan berkali-kali, Rabi’ tidak jua paham. Imam Asy-Syafi’i tidak menyerah. Dengan penuh kesabaran, Imam Asy-Syafi'i memberikan remedial sebanyak 40 kali.
Hasilnya? Rabi' bin Sulaiman tidak jua paham. Apakah Imam Asy-Syafi'i berputus asa? Menghakimi Rabi' bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak.
"Muridku, sebatas inilah kemampuanku (meremedial 40 kali) mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu," ujar Imam Asy-Syafi'i . ( )
Rabi' bin Sulaiman rajin sekali bermunajat kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi' bin Sulaiman.
Tahukah kita? Rabi' bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar dalam Madzhab Syafi'i. Sang slow learner yang bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar.
Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafi'i dalam mengajar dan mendidik. Adakah kita, para guru, seperti Imam Asy-Syafi'i ? Karena, engkaulah sang arsitek peradaban. [ ]
Wallahu A'lam
(rhs)