Sunnah Bersiwak, Waktu dan Keutamaannya

Kamis, 12 November 2020 - 11:10 WIB
loading...
Sunnah Bersiwak, Waktu dan Keutamaannya
Sebagai bagian dari cara merawat kebersihan dan kesehatan, ternyata banyak keutamaan jika kita sering menggosok gigi atau bersiwak ini. Foto ilustrasi/ist
A A A
Islam memosisikan bersih dan sehat sebagai bagian dari kesalehan individual dan bentuk keimanan . Dan tentang menjaga kebersihan dan kesehatan diri ini banyak dicontohkan oleh aktivitas Rasulullah dalam kesehariannya.

Salah satunya adalah bersiwak . Bersiwak sendiri adalah kegiatan membersihkan mulut dan gigi dengan menggunakan dahan pohon. Kala itu dahan pohon yang paling banyak digunakan adalah dahan pohon araak. Dan hingga kini ternyata kebiasaan ini juga masih dilestarikan oleh sebagian kaum muslimin.

(Baca juga : Mengenal Sifat Nafsu Manusia yang Tercantum dalam Al-Qur'an )

Bahkan Rasulullah selalu memberikan contoh beliau membersihkan mulut dan giginya di setiap awal aktivitasnya. Seperti disebutkan dalam hadis berikut :

Rasulullah bersabda, “Andaikan aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan menyuruh mereka bersiwak (menyikat gigi) setiap kali berwudhu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Apabila dihitung dalam kesehariannya, Rasulullah membersihkan giginya tidak kurang dari 20 kali. Yakni setiap mau melaksanakan salat lima waktu, salat sunnah rawatib (12 kali), salat Dhuha, salat Witir, dan ketika masuk rumah.

(Baca juga : Safanah binti Hatim, Sang Diplomat Dakwah yang Santun )

Dalam aktivitas masa kini, bersiwak bisa diartikan dengan gosok gigi yang sudah biasa dilakukan setiap hari. Sebagai bagian dari cara merawat kebersihan dan kesehatan, ternyata banyak keutamaan jika kita sering menggosok gigi atau bersiwak ini. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa keutamaan bersiwak dengan dalilnya, di antaranya :

1. Mendapat ridha Allah

Dalam hadis riwayat An Nasa’i, Aisyah mengatakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhai oleh Allah SWT.”

Berdasarkan hadis di atas, para ulama menegaskan bahwa bersiwak adalah sunnah muakkad (sunah yang sangat ditekankan). Imam an-Nawawi menyebutkan, sepakat ulama bahwa gosok gigi sangat dianjurkan. Bahkan dengan mengikuti sunnah tersebut, umat Islam akan diridhai oleh Allah.

(Baca juga : Warna Busana Dalam Islam : Antara Sunnah dan Kepantasan Lokal )

2. Memiliki kandungan yang baik untuk tubuh

Berdasarkan penelitian, siwak mengandung klorida, potassium, sodium bicarbonate, fluoride, silika, sulfur, vitamin C, trimethyl amine, salvadorine, tannins, mineral, dan antibacterial acid.

Dan semua kandungan yang terdapat pada siwak mampu membuat gigi menjadi kuat putih dan sehat. Bankan bersiwak mampu membuat mulut terasa segar dan harum setiap waktu. Karena itulah, siwak mampu menyehatkan gigi dan mulut.

Kapan Waktu Bersiwak yang Sesuai Sunnah?

Bersiwak dianjurkan dalam setiap waktu. Hanya saja para ulama menyebutkan, ada beberapa waktu dimana kita ditekankan untuk bersiwak, berdasarkan beberapa riwayat dari Rasulullah, yakni :

1. Ketika berwudhu dan hendak salat

Rasulullah bersabda, “Andaikan tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad 7412 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

(Baca juga : DPR Puji Mendagri Getol Bagikan Masker untuk Wujudkan Pilkada Sehat )

2. Ketika hendak masuk rumah

Aisyah bercerita, “Apabila Rasulullah hendak masuk rumahnya, pertama kali yang beliau lakukan adalah gosok gigi.” (HR. Ahmad dan Muslim).

3. Ketika bangun tidur

Hudzaifah menceritakan, “Rasulullah ketika bangun tidur di malam hari, beliau gosok gigi.” (Muttafaq ‘alaih).

4. Ketika hendak masuk masjid

Selain Allah perintahkan umatnya untuk menggunakan pakaian terbaik saat ke masjid, Allah juga memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan mulutnya ketika di dalam masjid, karena mulut yang bau bisa mengganggu orang yang ada di sekitarnyan dan malaikatpun terganggu jika manusia terganggu.

(Baca juga : Jababeka Tekor Rp171 Miliar, Ini Biang Keroknya! )

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan sesuatu yang mengganggu manusia.” (HR. Muslim).

5. Ketika hendak membaca Al-Qur'an

Kita ketahui, bahwa ketika membaca Al-Qur'an maka kitapun akan didengarkan dan diperhatikan oleh Malaikat.

Seperti yang tertulis dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan salat datanglah malaikat padanya. Kemudian malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.” (HR. Baihaqi dalam al-Kubro 161, dan status hadis ini shahih lighairihi)

(Baca juga : Raih Simpati Publik Lewat Habib Rizieq )

Maka hendaknya kita sebagai umat rasulullah yang sedang didengarkan dan diperintahkan oleh malaikat, berusaha membuat para malaikat senang dengan aroma wangi yang kita suguhkan ketika kita membaca Al-Qur'an.

Untuk itu, kesunnahan dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dilihat dari waktu-waktu yang disunnahkan selain untuk kebersihan diri sendiri, juga untuk menjaga kenyamanan orang lain. Bagaimana komunikasi yang baik akan berjalan dengan gigi dan mulut yang bersih dan segar.

Cara Bersiwak

Cara bersiwak adalah dengan menggosok gigi dan gusi dimulai dari sisi mulut sebelah kanan kemudian ke kiri. Dalil yang menunjukkan hal ini karena kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diterangkan dalam hadis berikut :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِيْ تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُوْرِهِ وَفِيْ شَاْنِهِ كُلِّهِ

“Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai memulai pada bagian kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam urusannya yang penting semuanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

(Baca juga : Gunung Merapi Siaga, BNPB: 1.294 Pengungsi di Empat Kabupaten Sudah Dievakuasi )

Para ulama berselisih pendapat apakah memegang siwak menggunakan tangan kanan ataukah tangan kiri? Menyikapi perbedaan pendapat tersebut, Syaikh Muhammad bin Shalih al‘Utsaimin rahimahullah menyimpulkan bahwa dalam masalah ini perkaranya luwes dan fleksibel, bisa menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri. Tidak ada dalil yang jelas dan tegas dalam masalah ini. (Asy Syarhu al Mumti’ ‘alaa Zaadil Mustaqni’)

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2131 seconds (0.1#10.140)