Nasehat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Jika Kita Menghadapi Keragu-raguan
loading...
A
A
A
NABI Suci Muhammad SAW bersabda: “Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan di benakmu, tentang yang halal dan yang haram , dan ambillah segala yang tak menimbulkan keraguan pada dirimu.” (
)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani menjelaskan bila sesuatu yang meragukan, maka ambillah jalan yang di dalamnya tiada sedikit pun keraguan dan campakkanlah yang menimbulkan keraguan. Nabi bersabda: “Dosa menciptakan kekacauan dalam hati.”
"Tunggulah, bila dalam keadaan begini, perintah batin," ," kata Syaikh Abdul Qadir dalam kitabnya berjudul Futuh Al-Ghaib . "Bila kau diperintahkan untuk mengambilnya, maka lakukanlah sesukamu. Jika kau dilarang, maka jauhilah dan anggaplah itu sebagai tak pernah maujud, dan berpalinglah ke pintu Allah, dan mintalah pertolongan dari Tuhanmu."
Andaikata kau merasa kehabisan kesabaran, lanjutnya, kepasrahan dan kefanaan, maka ingatlah bahwa Dia SWT tak butuh diingat, Dia tak lupa kepadamu dan selainmu. Ia yang Mahakuasa lagi Mahaagung memberikan rezeki kepada para kafir, munafik dan mereka yang tak mematuhiNya.
Mungkinkah Dia lupa kepadamu, duhai yang beriman, yang mengimani keesaan-Nya, yang senantiasa patuh kepada-Nya dan yang teguh dalam menunaikan perintah-perintah-Nya siang dan malam. ( )
Sabda Nabi Suci yang lain: “Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan di benakmu, dan ambillah yang tak menimbulkan keraguan,” memerintahkanmu untuk melecehkan yang ada di tangan manusia, untuk tak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, atau untuk tak takut kepada mereka, dan untuk menerima karunia Allah.
Dan inilah yang takkan membuatmu ragu. Karena itu, hanya ada satu, yang kepadanya kita meminta, satu pemberi dan satu tujuan, yaitu Tuhanmu, Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung, yang di tangan-Nya kening para raja dan hati manusia, yang adalah raja tubuh, berada – yaitu bahwa hati mengendalikan tubuh – tubuh dan uang manusia adalah milik-Nya, sedang manusia adalah agen dan kepercayaan-Nya. .( )
Bila mereka menggerakkan tangan mereka kepadamu, hal itu atas izin, perintah dan gerakNya. Begitu pula, bila karunia ditahan darimu. Allah SWT berfirman: “Mintalah kepada Allah karunia-Nya.”
“Sesungguhnya yang kau abdi selain Allah, tak memberimu sesuatu pun karena itu. Mintalah karunia kepada Allah dan abdilah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.”
“Bila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat; Aku menerima doa dari yang berdoa bila ia berdoa kepada-Ku.”
“Serulah Aku, maka Aku akan menyahutmu.”
“Sesungguhnya Allah adalah Pemberi karunia, Tuhan kekuatan.”
“Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” ( )
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani menjelaskan bila sesuatu yang meragukan, maka ambillah jalan yang di dalamnya tiada sedikit pun keraguan dan campakkanlah yang menimbulkan keraguan. Nabi bersabda: “Dosa menciptakan kekacauan dalam hati.”
"Tunggulah, bila dalam keadaan begini, perintah batin," ," kata Syaikh Abdul Qadir dalam kitabnya berjudul Futuh Al-Ghaib . "Bila kau diperintahkan untuk mengambilnya, maka lakukanlah sesukamu. Jika kau dilarang, maka jauhilah dan anggaplah itu sebagai tak pernah maujud, dan berpalinglah ke pintu Allah, dan mintalah pertolongan dari Tuhanmu."
Andaikata kau merasa kehabisan kesabaran, lanjutnya, kepasrahan dan kefanaan, maka ingatlah bahwa Dia SWT tak butuh diingat, Dia tak lupa kepadamu dan selainmu. Ia yang Mahakuasa lagi Mahaagung memberikan rezeki kepada para kafir, munafik dan mereka yang tak mematuhiNya.
Mungkinkah Dia lupa kepadamu, duhai yang beriman, yang mengimani keesaan-Nya, yang senantiasa patuh kepada-Nya dan yang teguh dalam menunaikan perintah-perintah-Nya siang dan malam. ( )
Sabda Nabi Suci yang lain: “Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan di benakmu, dan ambillah yang tak menimbulkan keraguan,” memerintahkanmu untuk melecehkan yang ada di tangan manusia, untuk tak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, atau untuk tak takut kepada mereka, dan untuk menerima karunia Allah.
Dan inilah yang takkan membuatmu ragu. Karena itu, hanya ada satu, yang kepadanya kita meminta, satu pemberi dan satu tujuan, yaitu Tuhanmu, Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung, yang di tangan-Nya kening para raja dan hati manusia, yang adalah raja tubuh, berada – yaitu bahwa hati mengendalikan tubuh – tubuh dan uang manusia adalah milik-Nya, sedang manusia adalah agen dan kepercayaan-Nya. .( )
Bila mereka menggerakkan tangan mereka kepadamu, hal itu atas izin, perintah dan gerakNya. Begitu pula, bila karunia ditahan darimu. Allah SWT berfirman: “Mintalah kepada Allah karunia-Nya.”
“Sesungguhnya yang kau abdi selain Allah, tak memberimu sesuatu pun karena itu. Mintalah karunia kepada Allah dan abdilah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.”
“Bila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat; Aku menerima doa dari yang berdoa bila ia berdoa kepada-Ku.”
“Serulah Aku, maka Aku akan menyahutmu.”
“Sesungguhnya Allah adalah Pemberi karunia, Tuhan kekuatan.”
“Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” ( )
(mhy)