Nasihat yang Paling Baik Adalah Kematian

Senin, 16 November 2020 - 10:12 WIB
loading...
Nasihat yang Paling Baik Adalah Kematian
Sebagai muslim, kita mengambil banyak ibrah dengan banyaknya orang-orang yang mati itu. Bahwa kematian datang dengan tiba-tiba. Tentu hal itu mengerikan. Karena kita belum sempat untuk taubat kepada Allah Taala.
A A A
Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas mengingatkan bahwa nasihat terbaik adalah kematian . Pesan tersebut merupakan bagian ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang disampaikannya akhir pekan kemarin di jaringan kanal dakwah muslim rodja. berikut uraiannya:

Dikatakan oleh sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

السعيد من وعظ بغيره

“Orang yang bahagia orang yang dinasihat dengan yang lain.”

(Baca juga : Dosa yang Diremehkan Perempuan: Menyakiti Tetangga dengan Lisan )

Banyak tetangga kita, teman kita, orang lain yang dia meninggal dunia. Itulah nasihat buat kita agar kita bertaubat kepada Allah, agar kita kembali kepada Allah, agar kita melaksanakan tauhid menjauhkan syirik, melaksanakan sunnah dan menjauhkan bid’ah, melaksanakan salat yang lima waktu berjamaah dan yang lainnya dari amal-amal saleh; bersedekah, berinfak. Karena kita tidak tahu tentang akhir kehidupan seorang. Nasihat yang paling baik adalah kematian.

(Baca juga : Surga Menanti Muslimah yang Seperti Ini )

Sebagai muslim, kita mengambil banyak ibrah dengan banyaknya orang-orang yang mati itu. Bahwa kematian datang dengan tiba-tiba. Dan banyak orang yang mati mendadak. Tentu hal itu mengerikan. Karena kita belum sempat untuk taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah meninggal dunia. Maka ketika kita diberi waktu oleh Allah, kita bisa ke masjid, bisa ngaji, bisa menuntut ilmu, ini masyaAllah nikmat dari Allah, gunakan kesempatan ini untuk melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya dan menjauhkan perbuatan dosa dan maksiat.

(Baca juga : Kaidah Berwudhu Muslimah Berhijab di Tempat Umum )

Nasihat yang baik juga, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika sampai di pemakaman beliau menangis, Subhanallah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam yang diampunkan semua dosanya, yang ditetapkan oleh Allah sebagai manusia yang terbaik dari seluruh manusia di muka bumi ini, tempatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam di surga yang paling tinggi. Tapi begitu sampai di pemakaman Nabi menangis. Seperti disebutkan oleh Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan:

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّ قَالَ ‏ “‏ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا ‏”‏

“Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menguburkan satu jenazah. Kemudian beliau duduk di pinggiran kubur itu. Kemudian beliau menangis sampai membasahi tanah. Kemudian beliau bersabda: ‘Wahai saudara-saudaraku, yang seperti inilah hendaknya kalian mempersiapkan diri.'” (Hadis hasan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan yang lainnya, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah.)

(Baca juga : Tembus 10 Juta Kasus, Pakar Sebut AS Masuki Periode Terburuk Pandemi Covid-19 )

Artinya kita semua pasti akan mati.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap jiwa pasti akan mati.” (QS. Ali-Imran: 185)

Dan kita pasti memasuki alam barzakh dan kita akan ditanya tentang apa yang kita lakukan. Di antara pertanyaan yang ditanyakan tiga; Siapa Rabbmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?

(Baca juga : Pembangunan LRT Jabodebek Sudah 75%, Beres Kapan? )

Dan orang ditanya tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Makanya Nabi bersabda dalam hadis yang hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, kata Nabi:

فأما فتنةُ القبرِ فبي تُفتنونَ وعني تُسألونَ

“Adapun tentang fitnah kubur, dengan aku akan difitnah (ditanya) dan apa yang datang dariku.”

(Baca juga : Ustaz Abdul Somad Sebut Habib Rizieq Simbol Pejuang Keadilan )

Artinya bisa atau tidak orang itu menjawab pertanyaan, tentunya dia akan bisa menjawab ketika dia di dunia ini mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bukan sekedar pujian atau menyanjung. Kalau mencintai, ini jelas wajib. Bahkan seseorang tidak beriman kalau tidak mencintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.140)