Dosa yang Diremehkan Perempuan: Menyakiti Tetangga dengan Lisan
loading...
A
A
A
Dalam kehidupan sosial di masyarakat, Islam bukan hanya memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga , tetapi melarang kita untuk menyakitinya. Rasulullah menegaskan dalam sabdanya, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, hendaklah dia tidak menyakiti tetangganya,” (HR. Bukhari)
(Baca juga : Surga Menanti Muslimah yang Seperti Ini )
Namun sayangnya, sebagian dari kalangan kaum perempuan justru banyak melakukan penyimpangan dalam hubungan dengan tetangga ini. Sebagian besar dari mereka malah menyakiti tetangganya tersebut, terutama dengan lisan atau selainnya. Bentuk penyimpangan ini disebutkan Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi dalam karyanya “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”.
(Baca juga : Kaidah Berwudhu Muslimah Berhijab di Tempat Umum )
Dijelasnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa (ia berkata) : Dikatakan kepada Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah biasa salat tahajjud di malam hari dan berpuasa di siang hari, banyak berbuat baik dan bersedekah, namun dia juga biasa menyakiti tetangga dengan lisannya.” Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Tidak ada kebaikan padanya. Dia termasuk calon penghuni Neraka.” Perawi melanjutkan, “Sementara si fulanah lain rajin salat wajib dan bersedekah hanya dengan sepotong keju, namun ia tidak pernah menyakiti seorang pun.” Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Dia termasuk calon penghuni Surga (Shahih Adabil Mufrad, no.88)
(Baca juga : 10 Faedah Menjaga Pandangan Menurut Ibnu Qayyim )
Kemanakah pahala sedekah, salat tahajjud di malam hari dan puasa di siang hari?! Sungguh seluruh pahala tersebut telah lenyap dikarenakan menyakiti tetangga!
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya.” (Shahih al-Bukhari (VII/104), (6019)
(Baca juga : Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melonjak Saat Pandemi Covid-19 )
Berbuat zalim kepada tetangga itu lebih besar (dosanya) dibandingkan berbuat zalim kepada lainnya. Karena tetangga mempunyai hak-hak yang tidak dimiliki selainnya.
Dari Miqdad bin al-Aswad diriwayatkan bahwa ia berkata, “Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bertanya kepada para sahabat tentang (hukum) zina ?” Mereka menjawab,”Haram, Allah dan RasulNya telah mengharamkannya.” Kemudian beliau bersabda, “Seseorang berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan (dosanya) dibandingkan seseorang yang berzina dengan istri tetangganya.” Lalu beliau bertanya tentang (hukum) mencuri. Para sahabat menjawab, “Haram, Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya.” Kemudian beliau bersabda,”Seseorang yang mencuri dari sepuluh rumah itu lebih ringan (dosanya) dibandingkan seseorang yang mencuri dari rumah tetangganya.” (Shahih Adabil Mufrod)
(Baca juga : Donald Trump Akhirnya Akui Biden Menang Pilpres AS )
Perempuan yang suka menyakiti tetangganya dan meremehkan hak-hak mereka, berarti imannya lemah dan agamanya tipis. Dia perlu mengevaluasi dirinya dan mengintropeksi hati nuraninya sebelum ia berdiri di hadapan Allah, Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Besar. Lalu akan menanyakan tentang tetangganya dan sejauh mana dia telah berbuat baik kepadanya, serta penyebab dia selalu meremehkan atau berbuat zalim kepada tetangganya.
(Baca juga : Kriminolog: Kriminalitas Tinggi Disebabkan Faktor Ekonomi Bukan Alkohol )
Dari Abdullah bin Musawir diriwayatkan bahwa ia berkata : Aku pernah mendengar Ibnu Abbas bercerita kepada Ibnu Zubair, katanya : Aku pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
Bukanlah termasuk seorang mukmin orang yang kekenyangan sementara tetangganya kelaparan (Shahih Adabil Mufrad, hal. 67, no. 82 dan Ash-Shahihah (149)
(Baca juga : BPPTKG Prediksi Erupsi Merapi Menuju Selatan dan Tenggara )
Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda,
“Barangsiapa banyak tetangga yang sangat bergantung kepada tetangganya yang lain. Ia akan berkata, ‘Wahai Rabb, tanyakanlah kepadanya kenapa menutup pintunya dariku dan tidak berbuat baik kepadaku ?” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam Makarimul Akhlak dan al-Ashbahani dalam At-Targhib. Lihat As-Silsilatus Shahihah, (I-VI/302) (2646)
Wallahu A’lam
(Baca juga : Surga Menanti Muslimah yang Seperti Ini )
Namun sayangnya, sebagian dari kalangan kaum perempuan justru banyak melakukan penyimpangan dalam hubungan dengan tetangga ini. Sebagian besar dari mereka malah menyakiti tetangganya tersebut, terutama dengan lisan atau selainnya. Bentuk penyimpangan ini disebutkan Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi dalam karyanya “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”.
(Baca juga : Kaidah Berwudhu Muslimah Berhijab di Tempat Umum )
Dijelasnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa (ia berkata) : Dikatakan kepada Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah biasa salat tahajjud di malam hari dan berpuasa di siang hari, banyak berbuat baik dan bersedekah, namun dia juga biasa menyakiti tetangga dengan lisannya.” Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Tidak ada kebaikan padanya. Dia termasuk calon penghuni Neraka.” Perawi melanjutkan, “Sementara si fulanah lain rajin salat wajib dan bersedekah hanya dengan sepotong keju, namun ia tidak pernah menyakiti seorang pun.” Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Dia termasuk calon penghuni Surga (Shahih Adabil Mufrad, no.88)
(Baca juga : 10 Faedah Menjaga Pandangan Menurut Ibnu Qayyim )
Kemanakah pahala sedekah, salat tahajjud di malam hari dan puasa di siang hari?! Sungguh seluruh pahala tersebut telah lenyap dikarenakan menyakiti tetangga!
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya.” (Shahih al-Bukhari (VII/104), (6019)
(Baca juga : Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melonjak Saat Pandemi Covid-19 )
Berbuat zalim kepada tetangga itu lebih besar (dosanya) dibandingkan berbuat zalim kepada lainnya. Karena tetangga mempunyai hak-hak yang tidak dimiliki selainnya.
Dari Miqdad bin al-Aswad diriwayatkan bahwa ia berkata, “Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bertanya kepada para sahabat tentang (hukum) zina ?” Mereka menjawab,”Haram, Allah dan RasulNya telah mengharamkannya.” Kemudian beliau bersabda, “Seseorang berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan (dosanya) dibandingkan seseorang yang berzina dengan istri tetangganya.” Lalu beliau bertanya tentang (hukum) mencuri. Para sahabat menjawab, “Haram, Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya.” Kemudian beliau bersabda,”Seseorang yang mencuri dari sepuluh rumah itu lebih ringan (dosanya) dibandingkan seseorang yang mencuri dari rumah tetangganya.” (Shahih Adabil Mufrod)
(Baca juga : Donald Trump Akhirnya Akui Biden Menang Pilpres AS )
Perempuan yang suka menyakiti tetangganya dan meremehkan hak-hak mereka, berarti imannya lemah dan agamanya tipis. Dia perlu mengevaluasi dirinya dan mengintropeksi hati nuraninya sebelum ia berdiri di hadapan Allah, Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Besar. Lalu akan menanyakan tentang tetangganya dan sejauh mana dia telah berbuat baik kepadanya, serta penyebab dia selalu meremehkan atau berbuat zalim kepada tetangganya.
(Baca juga : Kriminolog: Kriminalitas Tinggi Disebabkan Faktor Ekonomi Bukan Alkohol )
Dari Abdullah bin Musawir diriwayatkan bahwa ia berkata : Aku pernah mendengar Ibnu Abbas bercerita kepada Ibnu Zubair, katanya : Aku pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
Bukanlah termasuk seorang mukmin orang yang kekenyangan sementara tetangganya kelaparan (Shahih Adabil Mufrad, hal. 67, no. 82 dan Ash-Shahihah (149)
(Baca juga : BPPTKG Prediksi Erupsi Merapi Menuju Selatan dan Tenggara )
Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda,
“Barangsiapa banyak tetangga yang sangat bergantung kepada tetangganya yang lain. Ia akan berkata, ‘Wahai Rabb, tanyakanlah kepadanya kenapa menutup pintunya dariku dan tidak berbuat baik kepadaku ?” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam Makarimul Akhlak dan al-Ashbahani dalam At-Targhib. Lihat As-Silsilatus Shahihah, (I-VI/302) (2646)
Wallahu A’lam
(wid)