Memohon Doa Ampunan dan Keselamatan Seperti yang Dipanjatkan Nabi SAW
loading...
A
A
A
Doa adalah hal yang wajib ada di dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Dan sebagai pengikut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, suri tauladan dan idola umat muslim, tentu doa yang kita panjatkan seperti yang diajarkan Beliau. Sebenarnya, doa seperti apa yang diminta oleh Nabi Muhammad Shalllalau alaihi wa sallam ini?
Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA dalam ceramah dan kajian Islam Ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad menyampaikan tentang doa-doa yang dipanjatkan Nabi SAW, di jaringan Rodja, baru-baru ini. Pembahasan yang disampaikannya tentang hadis 698. Berikut uraian ceramahnya:
(Baca juga : Syariat Islam Telah Sempurna Mengatur Perihal Rujuk )
Al-Walid bin Shaih menceritakan kepada kami, ia berkata, ‘Ubaidullah bin ‘Amr menceritakan kepada kami dari Zaid bin Abi Unaisah, dari Yunus bin Khabbab, dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im, dari Ibnu ‘Abbas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَأَهْلِي، وَاسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ يَسَارِيْ، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu maaf dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu keselamatan dalam agamaku dan keluargaku, dan tutupilah auratku, amankanlah aku dari ketakutanku serta jagalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung kepadaMu terbunuh dari bawahku.”
(Baca juga : Niatkan Aktivitas Sehari-hari Bernilai Pahala )
Penjelasan doa memohon ampunan dan keselamatan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu maaf dan keselamatan di dunia dan di akhirat.”
Demi Allah, kalau kita tidak dimaafkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita sudah binasa. Dosa itu membawa nahas, membawa petaka , membawa kesialan, dosa. Bahkan tidaklah musibah itu turun melainkan karena perbuatan dosa dan tidak diangkat kecuali dengan bertaubat. Yang ada itu hanya rahmat Allah buat kita nantinya. Maka kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas kesalahan-kesalahan kita dan kita meminta keselamatan di dunia dan di akhirat. Keselamatan dari berbagai petaka yang bakal datang menimpa yang kita tidak tahu.
(Baca juga : Seuntai Kalung Cantik Rasulullah untuk Umamah binti Abu Al 'Ash )
Siapa yang tahu akan tabrakan? Siapa yang tahu bahwa mobil yang kita tumpangi akan masuk ke dalam jurang? Siapa yang tahu bus yang ditumpangi itu remnya blong?
Kita berulang kali mendengar berita bus yang masuk ke dalam jurang, anak-anak yang terseret oleh arus sungai, anak-anak yang hilang. Kita tidak tahu, jama’ah. Maka kita ajarkan kepada diri kita sendiri dan keluarga untuk membaca doa Nabi ‘Alaihish Shalatu wassalam.
(Baca juga : Fadli Zon: Pemanggilan Anies Baswedan oleh Polda Metro Jaya Tak Wajar )
Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَأَهْلِي
“Ya Allah aku memohon kepadaMu keselamatan di dalam agamaku dan keluargaku.”
Demi Allah, jama’ah. Urusan agama ini berbeda dengan urusan dunia. Kita kalau terkena musibah dalam dunia kita, kadangkala kita ribut bahkan satu kampung tahu musibah kita.
(Baca juga : Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia )
Contohnya orang kehilangan motornya, satu kampung tahu. Tapi engkau kehilangan salat fardu, tidak sedikit orang-orang yang salatnya bolong-bolong, dia tidak menganggap itu musibah. Padahal kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam:
مَنْ فَاتَتْهُ صَلاَةُ العَصْرِ فَكَأَنَّماَ وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ
“Barangsiapa meninggalkan salat ashar, maka seakan-akan dia kehilangan keluarga dan semua hartanya.” (HR. Bukhari)
Tapi terkadang orang-orang ini merasa santai tatkala musibah itu menimpa agamanya. Ketika musibah menimpa agama, neraka menantinya, tapi tatkala musibah menimpa dunia kita, bisa dicari lagi nantinya. Maka Nabi mengajarkan untuk meminta doa keselamatan dalam urusan agama kita.
(Baca juga : Pendapatan Kereta Api dan Penerbangan Anjlok, Menhub Minta Maaf )
Juga meminta keselamatan dalam urusan keluarga kita. Seorang bapak tidak bisa 24 jam mengawasi putra-putrinya, dan juga tidak bisa mengawasi istrinya. Seorang ayah berangkat kerja, sibuk dengan tugas-tugasnya, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya di sekolah, juga tidak di Pondok, di kampung, dan juga di jalanan. Maka minta kepada Allah agar Allah menjaga mereka. Allah itu:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.”
(Baca juga : 8 WNI di Malaysia yang Disekap Penyalur Pekerja Berhasil Diselamatkan )
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Allah senantiasa mengawasi hambaNya.”
Kita ketika meninggalkan anak di pesantren atau di sekolah, maka kita titip kepada Ibu gurunya atau kepada bapak gurunya. Padahal kita tahu ustadz itu tidak bisa mengawasi anak kita 24 jam. Dia punya keluarga, dia punya anak. Maka hendaklah kita benar-benar menggantungkan permohonan kita kepada Allah Jalla Jalaluhu. Kita meminta keselamatan di keluarga kita.
Wallahu A'lam
Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA dalam ceramah dan kajian Islam Ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad menyampaikan tentang doa-doa yang dipanjatkan Nabi SAW, di jaringan Rodja, baru-baru ini. Pembahasan yang disampaikannya tentang hadis 698. Berikut uraian ceramahnya:
(Baca juga : Syariat Islam Telah Sempurna Mengatur Perihal Rujuk )
Al-Walid bin Shaih menceritakan kepada kami, ia berkata, ‘Ubaidullah bin ‘Amr menceritakan kepada kami dari Zaid bin Abi Unaisah, dari Yunus bin Khabbab, dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im, dari Ibnu ‘Abbas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَأَهْلِي، وَاسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ يَسَارِيْ، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu maaf dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu keselamatan dalam agamaku dan keluargaku, dan tutupilah auratku, amankanlah aku dari ketakutanku serta jagalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung kepadaMu terbunuh dari bawahku.”
(Baca juga : Niatkan Aktivitas Sehari-hari Bernilai Pahala )
Penjelasan doa memohon ampunan dan keselamatan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu maaf dan keselamatan di dunia dan di akhirat.”
Demi Allah, kalau kita tidak dimaafkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita sudah binasa. Dosa itu membawa nahas, membawa petaka , membawa kesialan, dosa. Bahkan tidaklah musibah itu turun melainkan karena perbuatan dosa dan tidak diangkat kecuali dengan bertaubat. Yang ada itu hanya rahmat Allah buat kita nantinya. Maka kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas kesalahan-kesalahan kita dan kita meminta keselamatan di dunia dan di akhirat. Keselamatan dari berbagai petaka yang bakal datang menimpa yang kita tidak tahu.
(Baca juga : Seuntai Kalung Cantik Rasulullah untuk Umamah binti Abu Al 'Ash )
Siapa yang tahu akan tabrakan? Siapa yang tahu bahwa mobil yang kita tumpangi akan masuk ke dalam jurang? Siapa yang tahu bus yang ditumpangi itu remnya blong?
Kita berulang kali mendengar berita bus yang masuk ke dalam jurang, anak-anak yang terseret oleh arus sungai, anak-anak yang hilang. Kita tidak tahu, jama’ah. Maka kita ajarkan kepada diri kita sendiri dan keluarga untuk membaca doa Nabi ‘Alaihish Shalatu wassalam.
(Baca juga : Fadli Zon: Pemanggilan Anies Baswedan oleh Polda Metro Jaya Tak Wajar )
Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَأَهْلِي
“Ya Allah aku memohon kepadaMu keselamatan di dalam agamaku dan keluargaku.”
Demi Allah, jama’ah. Urusan agama ini berbeda dengan urusan dunia. Kita kalau terkena musibah dalam dunia kita, kadangkala kita ribut bahkan satu kampung tahu musibah kita.
(Baca juga : Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia )
Contohnya orang kehilangan motornya, satu kampung tahu. Tapi engkau kehilangan salat fardu, tidak sedikit orang-orang yang salatnya bolong-bolong, dia tidak menganggap itu musibah. Padahal kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam:
مَنْ فَاتَتْهُ صَلاَةُ العَصْرِ فَكَأَنَّماَ وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ
“Barangsiapa meninggalkan salat ashar, maka seakan-akan dia kehilangan keluarga dan semua hartanya.” (HR. Bukhari)
Tapi terkadang orang-orang ini merasa santai tatkala musibah itu menimpa agamanya. Ketika musibah menimpa agama, neraka menantinya, tapi tatkala musibah menimpa dunia kita, bisa dicari lagi nantinya. Maka Nabi mengajarkan untuk meminta doa keselamatan dalam urusan agama kita.
(Baca juga : Pendapatan Kereta Api dan Penerbangan Anjlok, Menhub Minta Maaf )
Juga meminta keselamatan dalam urusan keluarga kita. Seorang bapak tidak bisa 24 jam mengawasi putra-putrinya, dan juga tidak bisa mengawasi istrinya. Seorang ayah berangkat kerja, sibuk dengan tugas-tugasnya, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya di sekolah, juga tidak di Pondok, di kampung, dan juga di jalanan. Maka minta kepada Allah agar Allah menjaga mereka. Allah itu:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.”
(Baca juga : 8 WNI di Malaysia yang Disekap Penyalur Pekerja Berhasil Diselamatkan )
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Allah senantiasa mengawasi hambaNya.”
Kita ketika meninggalkan anak di pesantren atau di sekolah, maka kita titip kepada Ibu gurunya atau kepada bapak gurunya. Padahal kita tahu ustadz itu tidak bisa mengawasi anak kita 24 jam. Dia punya keluarga, dia punya anak. Maka hendaklah kita benar-benar menggantungkan permohonan kita kepada Allah Jalla Jalaluhu. Kita meminta keselamatan di keluarga kita.
Wallahu A'lam
(wid)