Sunnah-sunnah Ketika Makan yang Sering Terlupakan

Jum'at, 20 November 2020 - 12:50 WIB
loading...
Sunnah-sunnah Ketika...
Nabi Muhammad SAW seumur hidupnya tidak pernah makan sendirian. Rasulullah pasti selalu mencari para sahabatnya. Makanan itu menjadi berkah jika banyak orang yang menyantapnya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dalam setiap sisinya mengandung banyak makna dan tuntunan agung . Di antaranya gaya hidup Rasulullah dalam soal makanan, berikut adab dan etikanya. Namun sayang, di era saat ini, banyak umat Islam yang melupakan atau meninggalkan sunnah-sunnah makan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad tersebut.

(Baca juga : Mewaspadai Cita Rasa Dunia : Indah tapi Beracun )

Misal, seorang muslim makan sambil berjalan, atau makan dengan tangan kirinya tanpa ada beban kekeliruan . Ketidaktahuan, mungkin satu sebab diantaranya. Ironisnya, mereka yang telah mengetahui etika Islam justru meremehkan dan menganggapnya bukanlah satu hal urgent dan mendasar. Padahal adab-adab tersebut merupakan bagian dari risalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(Baca juga : Kesalehaan Perempuan akan Menjaga Anak Cucu Sampai 7 Turunan )

Dari Amr bin ‘Auf RA, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ;

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

"Siapa orang yang menghidupkan sunnahku, kemudian dikerjakan oleh umat manusia, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang-orang yang mengerjakannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit."(HR. Ibnu Majah)

Imam Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazalli (w. 505 H) telah menghimpun berbagai sunah-sunah Nabi Muhammad SAW ketika makan. Sayangnya, saat ini sebagian kesunahan tersebut telah ditinggalkan oleh umat Islam. Berikut beberapa sunnah Rasulullah ketika makan yang banyak dilupakan:

(Baca juga : Nasehat Bagi Perempuan yang Senang Jalan-jalan ke Pasar )

1. Niat beribadah kepada Allah Ta'ala

Rasulullah mengingatkan umatnya bahwa setiap amalan tergantung pada apa yang diniatkannya.

2. Berwudhu sebelum dan sesudah makan

Nabi Muhammad SAW bersabda “Berwudhu sebelum makan akan menghilangkan kemiskinan, dan berwudhu sesudahnya akan menghilanggakan gangguan setan.

3. Makan di atas tikar

Makan di atas tikar lebih mendekatkan pada kerendahan hati. Nabi Muhammad Saw. bersabda “Aku (ketika) makan tidak dalam keadaan bersandar, Aku (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang hamba, maka aku minum layaknya seorang hamba dan makan layaknya seorang hamba.”

(Baca juga : Sekolah Dibuka Januari, Komisi X : Harus dengan Protokol Ketat )

Bukan berarti makan di atas meja dilarang oleh syari’at, hanya saja makan di atas tikar lebih menjauhkan seorang hamba dari sifat sombong. Atau dalam kata lain, kita dianjurkan untuk mengutamakan sopan dan santun saat makan.

4. Memperindah cara duduk ketika makan

Nabi Muhammad ketika makan posisi duduk Beliau SAW ialah duduk di atas punggung kedua kakinya dan terkadang menegakkan kakinya sebelah kanan. Ketika Rasulullah hendak mengambil makanan Beliau berlutut.

(Baca juga : Bikin Kaya Dadakan, Batu Meteor Diburu )

5. Makan ketika terasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang

Kekenyangan dapat menyebabkan tubuh terasa berat dan rasa malas pun muncul. Dijelaskan pula oleh Imam Ghazalli bahwa terbiasa terlalu kenyang dapat menyebabkan hati menjadi keras. Disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, “Paling jauhnya sesuatu dari (Rahmat) Allah ialah hati yang keras.”

6. Makan bersama-sama atau berjama’ah

Nabi Muhammad SAW seumur hidupnya tidak pernah makan sendirian. Rasulullah pasti selalu mencari para sahabatnya. Makanan itu menjadi berkah jika banyak orang yang menyantapnya.

(Baca juga : Wow! UMK Kabupaten Bekasi 2021 Sebesar Rp4,7 Juta )

Ja’far Shaddiq bin Muhammad RA berkata, “Apabila kalian sedang duduk bersama saudara-saudara kalian untuk makan, maka berlama-lamalah dalam duduk tersebut, karena sesungguhya waktu kalian tidak akan dipertanyakan bagi kalian dari umur-umur kalian.”

Abdurrahman bin Sakhr RA (wafat 59 H) berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa orang yang berpegang teguh dengan sunahku (Nabi Muhammad SAW) ketika umatku dalam kerusakan, maka baginya pahala seratus orang syahid.” (HR. Al-Baihaqi (wafat 457 H).

(Baca juga : Pemerintah Gandeng MUI untuk Pastikan Kehalalan Vaksin )

Hadis ini sebagai penyemangat untuk umat ini terus menghidupkan ajaran dan sunah-sunah Rasulullah SAW yang saat ini sudah banyak sekali ditinggalkan.

Wallahu A’lam.
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1718 seconds (0.1#10.140)