Kesalehaan Perempuan akan Menjaga Anak Cucu Sampai 7 Turunan

Kamis, 19 November 2020 - 06:47 WIB
loading...
Kesalehaan Perempuan akan Menjaga Anak Cucu Sampai 7 Turunan
Perempuan yang ingin kebaikan untuk dirinya dan yang menginginkan kebaikan untuk anak-anak perempuannya, hendaknya mereka mendidik anak-anak mereka di atas kesalehan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah dalam buku "Risalah Penting Untuk Muslimah" menyebutkan, pondasi kesalehaan di dalam diri seorang perempuan adalah kesalehaan terhadap Rabbnya dengan bagusnya ketaatannya dan bagusnya pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan selalu di atas ibadah kepada Allah Ta’ala.

Karena sesungguhnya kesalehaan dan istiqamah tersebut adalah rahasia kebahagiaan , rahasia keberuntungan dan rahasia diberinya petunjuk oleh Allah kepada perempuan tersebut di dalam seluruh kehidupannya. Termasuk di dalamnya adalah kehidupan bersama suaminya dan juga kesalehan anak-anak dan keturunannya , dan juga kehidupannya dengan kehidupan yang baik dan indah.

(Baca juga : Doa-doa Para Nabi yang Tercantum Dalam Al-Qur'an )

Semakin seorang perempuan saleha, selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka semakin nyaman hidupnya dan juga semakin bahagia hidupnya. Bahkan kebahagiaan tersebut, menurut Ustadz Ahmad Zainudin Lc, juga akan dirasakan oleh anak keturunannya. Dan ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an, bahwasanya kesalehaan orangtua adalah salah satu jaminan kesalehan anak. "Kesalehan orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan anak,"ungkap dai yang rajin mengisi kajian Islam di laman kanal muslim tersebut.

(Baca juga : Benarkah Ada Pasar di Surga? Seperti Apa Keadaan dan Keindahannya? )

Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 33-34:

إِنَّ اللَّـهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ﴿٣٣﴾ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ ۗ وَاللَّـهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٣٤﴾

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Adam, Nabi Nuh dan keluarga Ibrahim dan keturunan Imran sebagai Nabi dan Rasul untuk alam semesta. Keturunan mengikuti keturunannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Mendengar.” (QS. Ali-Imran : 33-34)

(Baca juga : Tanda-tanda Orang yang Salat Bersama Setan )

Kalau perhatikan perkataan ulama tafsir tentang ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ, yaitu dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullahu Ta’ala, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud “keturunan sebagian mengikuti sebagian yang lain,” maksudnya adalah terjadinya kesesuaian dan keserupaan di antara mereka di dalam penciptaan dan budi pekerti-budi pekerti yang indah. Ini menunjukkan bahwa kesalehan orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan anak.

Dalil lain yang menunjukkan bahwa kesalehan orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan sang anak, semakin saleh orang tua, maka sejatinya semakin saleh anaknya.

(Baca juga : Ternyata, Harga Kereta Buatan INKA Bisa Mengalahkan China )

Allah Ta'ala berfirman:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ…

“Adapun dinding rumah yang mau runtuh, maka itu adalah rumah yang dimiliki oleh dua anak kecil yang masih yatim di sebuah kota. Dan di bawah dinding tersebut terdapat harta simpanan yang dimiliki oleh dua anak yatim tersebut. Dan kedua orang tua dari anak yatim tersebut adalah anak yang saleh. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan ketika kedua anak yatim tersebut baligh, maka keluarlah harta simpanan mereka berdua sebagai rahmat dari Rabbmu.” (QS. Al-Kahfi : 82)

(Baca juga : Sanksi ASN Tak Netral: Dari Penundaan Gaji hingga Pemberhentian )

Ustadz Ahmad Zainuddin menjelaskan, dari ayat tersebut terdapat pelajaran bahwa orang tua yang saleh akan menjaga keturunannya dan keberkahan ibadah orang tua yang saleh dirasakan oleh anak-anaknya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana orang tuanya saleh di dunia, maka anaknya dan keturunannya (selama orang tua tersebut saleh), maka di dunia dia dijaga, baik itu kesehatannya, ekonominya ataupun pendidikannya. Keadaan dijaga akibat kesalehaan orang tuanya. Dan juga di akhirat dengan syafaat orang tuanya kepada anak-anaknya. Sehingga anaknya tersebut bisa mencapai derajat yang paling tinggi, sehingga orang tua senang melihat anak-anaknya masuk ke dalam surga dan mencapai derajat yang paling tinggi.

(Baca juga : 2 Kali Rangkaian Kereta Penumpang KA Gajayana Meluncur Sendiri, Ada Aroma Mistis? )

‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘Anhuma juga berkata:

حفظ بصلاح أبيهما, ولم يذكر لهما صلاحاً, وتقدم انه كان الأب السابع
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1739 seconds (0.1#10.140)