Resep Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Menempatkan Kebaikan dan Keburukan

Minggu, 22 November 2020 - 05:00 WIB
loading...
Resep Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Menempatkan Kebaikan dan Keburukan
Ilustrasi/Ist
A A A
TIDAK mudah membedakan serta menempatkan kebaikan dan keburukan . Maka seringkali orang mencampur-adukkan kebaikan dan kebaikan. Kaitan ini, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitabnya berjudul Futuh Al-Ghaib menyampaikan resepnya. ( )

"Anggaplah kebaikan dan keburukan sebagai dua buah dari dua cabang sebuah pohon. Cabang yang satu menghasilkan buah yang manis, sedang cabang yang satunya lagi, buah yang pahit," tutur Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani mulai membuka resepnya.

Maka dari itu, lanjutnya, tinggalkanlah kota-kota, negeri-negeri yang menghasilkan buah-buah pohon ini dan penduduknya. "Dekatilah pohon itu sendiri dan jagalah," ujarnya.

Ketahuilah kedua cabang ini, kedua buahnya, sekelilingnya, dan senantiasa dekatlah dengan cabang yang menghasilkan buah yang manis; maka ia akan menjadi makananmu, sumber dayamu, dan waspadalah agar kau tak mendekati cabang yang lain, makan buahnya, dan akhirnya rasa pahitnya membinasakanmu.

Jika kau senantiasa berlaku begini, kau akan selamat dari segala kesulitan, sebab kesulitan diakibatkan oleh buah pahit ini. ( )

Bila kau jatuh dari pohon ini, berkelana di berbagai negeri, dan buah-buah ini dihadapkan kepadamu, lalu dibaurkan sedemikian rupa, sehingga tak jelas antara yang manis dan yang pahit, dan kau mulai memakannya, bila tanganmu mengambil buah yang pahit, sehingga lidahmu merasakan pahitnya, kemudian tenggorokanmu, otakmu, lubang hidungmu, sampai anasir tubuhmu, maka kau terbinasakan.

Pembuanganmu akan sisanya dari mulutmu dan pencucianmu akan akibatnya tak dapat menghapus yang telah tertebar di sekujur tubuhmu, dan sia-sia.

Tapi, jika kau makan buah yang manis dan rasa manisnya menebar ke seluruh anggota tubuhmu, maka kau beruntung dan bahagia, meski hal ini tak mencukupimu.

Tentu, bila kau makan buah yang lain, kau takkan tahu bahwa buah yang ini pahit. Maka, kau akan mengalami yang telah disebutkan bagimu. Maka, tak baik menjauh dari pohon itu dan tak tahu buahnya.

Keselamatan terletak pada kedekatan dengannya. Jadi kebaikan dan keburukan berasal dari Allah yang Mahakuasa dan Mahaagung. “Allah telah menciptakanmu dan yang kau lakukan.” (QS 37:96)

Nabi SAW bersabda: “Allah telah menciptakan penyembelih dan binatang yang disembelih.”

Segala tindakan hamba Allah adalah ciptaan-Nya, begitu pula buah upayanya. Allah yang Mahakuasa lagi Mahaagung berfirman: “Masuklah ke dalam surga disebabkan yang telah kau lakukan.” (QS 16:32)

Mahaagung Dia, betapa pemurah dan penyayang Dia! Ia berfirman bahwa masuknya mereka ke dalam surga disebabkan oleh amal-amal mereka, sedang kemaujudan amal-amal mereka adalah berkat pertolongan dan kasih-sayang-Nya.

Nabi SAW bersabda: “Tiada seorang pun yang masuk ke dalam surga lantaran amal-amalnya sendiri.”

Ia ditanya: “Termasuk Anda, Ya Rasulullah?”

Ia berkata: “Ya, termasuk aku, jika Allah tak mengasihiku.”

Dalam berkata begini ia meletakkan tangannya di atas kepalanya. Ini diriwayatkan oleh Aisyah r.a.

"Nah, jika kau mematuhi perintah-perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya, maka Dia akan melindungimu dari keburukan-Nya, menambah kebaikan-Nya bagimu, dan akan melindungimu dari segala keburukan, yang agamis dan duniawi," tutur Syaikh Abdul Qadir. ( )

Mengenai keduniawian, Allah berfirman: “Demikianlah agar Kami palingkan darinya kemungkaran dan kekejian; sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba pilihan Kami,” (QS 12:24)

Dan mengenai agama, Ia berfirman: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur lagi beriman.” (QS 4:147)

Adakah bencana yang akan menimpa orang yang beriman lagi bersyukur? Sebab ia lebih dekat kepada keselamatan daripada bencana, sebab ia berada dalam kelimpahan, lantaran kebersyukurannya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2820 seconds (0.1#10.140)