Kisah Tragis Kaum Rass: Jadi Batu Hitam Dihimpit Dua Bukit

Senin, 11 Mei 2020 - 15:04 WIB
loading...
A A A
Isfandr adalah puncak perayaan bulanan tersebut. Hari Isfandr dilaksanakan selama dua belas hari dengan seserahan yang jauh lebih banyak dihadirkan. Mereka yakin, pada hari itu pohon sanaubar akan lebih banyak memberikan harapan pada mereka ketimbang hari-hari lainnya.

Suatu ketika, pengawal kerajaan menemukan seorang anak kecil yang minum dari air sungai itu. Pengawal pun mengadu pada raja dan hal ini membuat raja geram. Setan kian memengaruhi raja dan meminta raja untuk memenggal kepala anak kecil yang tak berdosa itu.

Raja Tarouz segera menyiapkan algojo dan mengumpulkan kaumnya di depan pohon sanaubar. Tangan anak kecil itu diikat diatas papan penggal, algojo telah mengasah pedang dan penduduk berteriak, “Hukum! Hukum! Hukum!”.

Sang anak memohon dan menangis, ia terpaksa minum dari air itu karena sangat haus. Tapi raja tak memaafkan. Dipenggallah leher anak yang tak berdosa itu lalu setan datang dan berkata di balik pohon sanaubar, “Lihatlah! Ini adalah hukuman bagi siapapun yang minum dari sungai itu! Maka sujudlah padaku!”

Tak cukup sampai di situ, setan kembali menggoda Raja Tarouz dan kaumnya dengan menyerahkan seluruh binatang ternak yang telah minum dari air sungai itu. Seluruh binatang ternak itupun disembelih dan seluruh penduduk diminta bersujud.

Menurut As-Sadi, ketika penduduk daerah itu makin keblinger, Allah mengutus kepada mereka seorang nabi yang bernama Hanzhalah bin Shafwan.

Sekadar mengingatkan jumlah nabi sangatllah banyak. Ulama berbeda pendapat soal ini. Ada yang menyebutkan jumlah Nabi mencapai 124 ribu orang sedangkan jumlah Rasul sebanyak 313 orang, sebagaiman yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar ra. (Lihat Ibnu Katsir i/585 ). Sedangkan nabi dan rasul yang wajib diimani ada 25 orang.

Syaikh Al-Bajuri berpendapat jumlah Nabi dan rasul itu tidak terbatas. ''Pendapat yang sahih (benar) mengenai para Nabi dan Rasul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu. Karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya dia benar-benar Nabi.''

Keterangan Bajuri ini, bersumber pada Al-Quran surah An-Nisa ayat 164. ''Dan (Kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.''

Kembali ke Hanzhalah bin Shafwan. Nabi tersebut mengajak mereka untuk mengesakan Allah, tetapi mereka tidak menyambutnya.

Nabi itu memberitahu mereka bahwasannya setanlah yang berbicara dengan mereka di balik pohon sanaubar serta menyeru pada kebenaran dan menyembah Allah. Melihat keadaan ini, nabi tersebut iba bahkan geram. Anak kecil yang tak berdosa serta ternak-ternak yang tak berakal harus dibunuh dengan kejam.

Kaum Rass menganggap apa yang dibicarakan nabi itu adalah hal konyol dan mustahil. Merekapun tak mengindahkan ucapannya. Rayuan demi rayuan pun dilancarkan oleh sang nabi demi merebut hati Kaum Rass agar mau beriman. Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil, hanya cibiran yang ia dapat dari kaum pemuja pohon itu.

Nabi itupun memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar memberi pelajaran pada kaum itu, “Yaa Allah, berikanlah rahmat hamba-hamba-Mu yang beriman dan tunjukkanlah kekuasaan-Mu bagi siapapun yang mengingkari-Mu.”

Allah mengabulkan doa hamba-Nya yang beriman. Pohon yang tadinya tumbuh subur berubah menjadi pohon yang kering dan layu. Air yang mengalir di irigasi pun ikut kering. Seluruh tumbuhan yang ada di sekitanya pun mati.

Allah berfirman, dalam surat Qaf ayat 12,

كَذّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وثَمُوْدُ

Sebelum mereka, Kaum Nuh, penduduk Rass dan Tsamud telah mendustakan (rasul-rasul).”

Amarah kaum rass membuncah. Mereka tidak menerima kenyataan bahwa apa yang mereka puja harus layu dan mati. Mereka menyangka bahwa tuhan mereka telah disihir sang Nabi.

Kebencian kian meradang. Kaum Rass menjadi angkuh dan keras hati. Mereka pun merancang strategi pembunuhan atas Nabi karena mereka merasa bahwa Nabi tersebut telah merenggut kebahagiaan mereka selama ini.

Kaum Rass akhirnya menggali sumur yang kering dan membuang Nabi ke dalamnya dan sumur tersebut ditutup dengan batu besar. Penderitaan Nabi tak sampai di situ. Kaum Rass tega tak memberinya makan dan minum agar perlahan Nabi itu mati dan membusuk di dalam sumur. Nabi itu merintih dan akhirnya meninggal dalam sumur tersebut.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2699 seconds (0.1#10.140)