Tentang Tasbih Para Malaikat Penjaga Langit, Begini Doa Ketika Melihat Petir
loading...
A
A
A
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan . Sejumlah daerah bahkan sudah diwarnai hujan lebat dengan petir yang menyambar-nyambar. (
)
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasa muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Menurut Wikipedia, petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif. ( )Di dalam Al-Qur'an , petir diabadikan menjadi salah satu nama surat, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya ada tiga istilah dalam Al-Qur'an yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-showa'iq, dan al-barq.
Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh al-Adab al-Mufrod menjelaskan, para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sementara itu, ash-shawa'iq dan al-barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. ( )
Bentuk Tasbih
Umat Islam memaknai kedahsyatan petir sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an, "Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS ar-Ra'd [13]: 13).
Dalam hadisnya, Rasulullah SAW menyebut petir sebagai suara para malaikat. "Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).
Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA soal ar-ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.
Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah masdar (bentuk kata benda) berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti 'gemuruh'. Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan dengan cara menggetarkan awan, kemudian dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. ( )
Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.
Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan. Sementara itu, al-barq atau ash-showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.
Ibnu Abbas menambahkan, "Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya." (Adab al-Mufrod/722).
Doa Saat Ada Petir
Suatu ketika Sayyidah Aisyah bertanya kepada Nabi SAW , “Wahai Rasulullah, apabila orang-orang melihat awan, mereka sangat bahagia berharap supaya turun hujan. Sedangkan setiap kali engkau melihatnya tampak ada kekhawatiran di wajahmu."
Nabi bersabda: "Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman. Jangan-jangan hujan itu justru mendatangkan siksaan. Suatu kaum pernah diazab dengan angin dan suatu kaum lain melihat (hujan) lalu mereka berkata; 'Ini adalah awan yang mengandung hujan, yang akan menghujani kami (padahal awan itu justru mendatangkan siksa). (HR Bukhari dan Muslim)
Hujan bisa menjadi berkah bagi manusia, namun bukan hal mustahil bagi Allah untuk mendatangkan azab dan peringatan. ( )
Terlebih, hujan yang disertai angin, petir, dan kilat seringkali membuat takut manusia. Oleh karena itu, ketika melihat petir dan mendengar guntur dianjurkan membaca doa;
اللّهُمَّ لَاتَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَتُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذلِكَ
Allahumma laa taqtulna bi gadhabika wa laa tuhliknaa bi ‘adzabika wa ‘aafina qabla dzalik
"Ya Allah jangan bunuh kami dengan murka-Mu dan jangan hancurkan kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu."
Doa ini, sebagaimana diucapkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Tirmizi, Imam Nasa’i, Imam Ahmad, Imam Ath-Thabari dan lainnya.
Meskipun sanadnya dinyatakan lemah (dhaif), akan tetapi doa ini tetap boleh ucapkan sebagai fadilah amal. Sebagaimana keterangan Imam Nawawi dalam Al-Adzkar:
“Ulama fikih dan hadis sepakat tentang kebolehan dan anjuran beramal dengan hadis daif untuk fadilah amal, selama hadis itu tidak palsu (maudhu).”
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW membaca doa;
سُبْحَانَ الَّذِى يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi
"Maha Suci Dzat, petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."
Bisa juga doa:
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasa muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Menurut Wikipedia, petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif. ( )Di dalam Al-Qur'an , petir diabadikan menjadi salah satu nama surat, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya ada tiga istilah dalam Al-Qur'an yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-showa'iq, dan al-barq.
Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh al-Adab al-Mufrod menjelaskan, para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sementara itu, ash-shawa'iq dan al-barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. ( )
Bentuk Tasbih
Umat Islam memaknai kedahsyatan petir sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an, "Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS ar-Ra'd [13]: 13).
Dalam hadisnya, Rasulullah SAW menyebut petir sebagai suara para malaikat. "Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).
Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA soal ar-ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.
Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah masdar (bentuk kata benda) berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti 'gemuruh'. Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan dengan cara menggetarkan awan, kemudian dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. ( )
Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.
Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan. Sementara itu, al-barq atau ash-showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.
Ibnu Abbas menambahkan, "Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya." (Adab al-Mufrod/722).
Doa Saat Ada Petir
Suatu ketika Sayyidah Aisyah bertanya kepada Nabi SAW , “Wahai Rasulullah, apabila orang-orang melihat awan, mereka sangat bahagia berharap supaya turun hujan. Sedangkan setiap kali engkau melihatnya tampak ada kekhawatiran di wajahmu."
Nabi bersabda: "Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman. Jangan-jangan hujan itu justru mendatangkan siksaan. Suatu kaum pernah diazab dengan angin dan suatu kaum lain melihat (hujan) lalu mereka berkata; 'Ini adalah awan yang mengandung hujan, yang akan menghujani kami (padahal awan itu justru mendatangkan siksa). (HR Bukhari dan Muslim)
Hujan bisa menjadi berkah bagi manusia, namun bukan hal mustahil bagi Allah untuk mendatangkan azab dan peringatan. ( )
Terlebih, hujan yang disertai angin, petir, dan kilat seringkali membuat takut manusia. Oleh karena itu, ketika melihat petir dan mendengar guntur dianjurkan membaca doa;
اللّهُمَّ لَاتَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَتُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذلِكَ
Allahumma laa taqtulna bi gadhabika wa laa tuhliknaa bi ‘adzabika wa ‘aafina qabla dzalik
"Ya Allah jangan bunuh kami dengan murka-Mu dan jangan hancurkan kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu."
Doa ini, sebagaimana diucapkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Tirmizi, Imam Nasa’i, Imam Ahmad, Imam Ath-Thabari dan lainnya.
Meskipun sanadnya dinyatakan lemah (dhaif), akan tetapi doa ini tetap boleh ucapkan sebagai fadilah amal. Sebagaimana keterangan Imam Nawawi dalam Al-Adzkar:
“Ulama fikih dan hadis sepakat tentang kebolehan dan anjuran beramal dengan hadis daif untuk fadilah amal, selama hadis itu tidak palsu (maudhu).”
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW membaca doa;
سُبْحَانَ الَّذِى يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi
"Maha Suci Dzat, petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."
Bisa juga doa: