Nabi Muhammad SAW Bilang Malaikat Saja Malu Kepada Utsman

Senin, 16 November 2020 - 16:38 WIB
loading...
Nabi Muhammad SAW Bilang...
Ilustrasi/Ist
A A A
NAMA beliau adalah Utsman bin 'Affan bin Abil 'Ash bin Umayyah bin Abdisy Syams bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab. Beliau menisbatkan dirinya kepada bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. ( )

Beliau dikenal sangat pemalu, bersih jiwa dan suci lisannya, sangat sopan santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Utsman beriman kepada agama yang lurus ini dan beriman kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam , karena beliau mengenal betul kejujuran, amanah, dan kemuliaan akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliaupun menjadi orang-orang yang terdahulu lagi pertama masuk Islam.

Utsman memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan hal ini diketahui oleh para sahabat . Dari sinilah Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata : "Dahulu pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kita meyakini bahwa tidak ada yang lebih utama dari Abu Bakar , kemudian Umar kemudian Utsman kemudian kami biarkan selanjutnya kepada para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Al-Jami' Ash-Shahih bersama Fathul Bari (7/53-54).

Di antara yang menunjukkan akan kedudukan Utsman Radhiyallahu ‘anhu di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah kisah beliau ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam duduk di tempat yang ada airnya, yang mana tersingkap kedua lutut beliau. Ketika Utsman masuk, beliapun menutupinya. ( )

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al-Jami' AshShahih bersama Fathul Bari (7/53). Pernah suatu saat beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bertelekan di rumah Aisyah dalam keadaan tersingkap kedua paha atau betis beliau. Lalu Abu Bakar dan Umar minta izin untuk masuk dan beliaupun mengizinkan, sedangkan beliau tetap dalam keadaan tersingkap kedua paha beliau. Kemudian datang Utsman meminta izin untuk masuk, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam duduk dan membetulkan pakaian beliau.

Maka Aisyah bertanya kepada beliau tentang hal tersebut, dan beliau menjawab : "Tidakkah aku malu kepada orang yang malaikat saja malu kepadanya". Diriwayatkan oleh Imam Muslim (4/1866).

Tidak cukup Utsman Radhiyallahu ‘anhu melaksanakan kewajiban-kewajiban Islam seperti salat , puasa , membayar zakat , bahkan beliau menyerahkan segala-galanya untuk menyebarkan Islam, dan menolong kaum muslimin. ( )

Pada zaman Rasullah SAW beliau menginfakkan kebanyakan dari hartanya untuk menolong Islam dan kaum muslimin.

Di antara hal tersebut, ketika kaum muhajirin datang ke kota Madinah, tidak ada air tawar (untuk diminum) selain sumur yang dinamakan Ruumah, sedangkan waktu itu kaum muslimin tidak memiliki harta. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :”Barangsiapa yang membeli sumur Ruumah, akan dijadikan timbanya dengan timba kaum muslimin yang lebih baik darinya di Surga. Utsman Radhiyallahu ‘anhu pun membelinya dari hartanya sendiri.”

Di antaranya juga, pada waktu perang Tabuk, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersiap-siap untuk berangkat perang, mereka kekurangan bekal.

Maka beliau bersabda :”Barangsiapa yang memberi bekal kepada pasukan (perang Tabuk) yang kesulitan, maka baginya surga”. Ketika Utsman mendengar hal tersebut – dan beliau memang punya harta –beliaupun membekali mereka. Beliau datang dengan membawa seribu dinar lalu beliau tuangkan di pangkuan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membolak-balikkannya dengan tangan beliau, seraya mengatakan: ”Tidak akan memudharatkan Utsman bin Affan apa yang dia lakukan setelah hari ini”. Beliau mengulang-ngulangi berkali-kali. ( HR. Ahmad dalam al-Musnad 4/75)

Beliau ikut bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam semua peperangan dan tidak pernah ketinggalan, kecuali karena ada perintah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada waktu perang Badar .

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan beliau agar tetap tinggal di Madinah untuk merawat istri beliau Ruqayyah binti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan beliau tetap diberi bagian dari ghanimah dan pahala. Beliaupun melaksanakan perintah dan tetap tinggal di Madinah untuk merawat istri beliau. Ketika istri beliau meninggal dunia dan beliau keluar untuk memakamkannya, datang seorang pemberi kabar tentang kemenangan kaum muslimin di perang Badar . ( )

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kembali, beliau menikahkanya dengan saudari Ruqayyah, yaitu Ummu Kultsum Radhiyallahu ‘anha. Oleh karenanya, beliau digelari dengan Dzun Nurain (yang memiliki dua cahaya).
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2486 seconds (0.1#10.140)