Resep Menjadi Saleh Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
loading...
A
A
A
MENJADI saleh tidaklah mudah. Bahkan jika kita mengikuti resep yang dikatakan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani , rasa-rasanya hanya sedikit yang mampu. Semoga saja kita masuk dari yang sedikit itu. (
)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitabnya yang berjudul Futuh Al-Ghaib mengatakan: Jangan berharap menjadi saleh, jika kau belum menjadi musuh kedirianmu, dan benar-benar terlepas dari semua organ tubuhmu, dan terlepas dari semua hubungan dengan kemaujudanmu, dengan gerak-gerikmu dan kediamanmu, dengan pendengaranmu dan penglihatanmu, dengan pembicaraan dan dengan diammu, dengan upaya, tindakan dan pemikiranmu, dan dengan segala yang berasal darimu, sebelum kemaujudan rohanimu mewujud dalam dirimu. ( )
Dan semua itu akan kau dapat, ujar Syaikh, setelah kemaujudan rohani bersemayam di dalam dirimu, sebab ini menjadi tabir antara kau dan Tuhanmu. "Bila kau menjadi seorang yang suci jiwanya, bersahaja, rahasia dari segala rahasia dan yang gaib dari segala yang gaib, maka kau benar-benar berbeda dengan segala yang rahasia, dan mengakui segala suatu sebagai musuh, pengalang dan kegelapan, sebagaimana Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya mereka adalah musuh-musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (QS 26:77)
"Dia berkata begini terhadap berhala-berhala. Maka pandanglah segala kemaujudanmu sebagai berhala, begitu pula ciptaan lainnya, jangan mematuhi mereka dan jangan mengikuti mereka," tuturnya. ( )
Menurutnya, bila itu bisa dilakukan maka kau akan dikaruniai hikmah, ma’rifat, daya cipta dan keajaiban, seperti yang dimiliki para beriman di surga.
Keberadaanmu dalam kondisi begini bak terbangkitkan dari kematian di akhirat. Menjadilah kau perwujudan kuasa Allah; kau mendengar melalui-Nya, melihat melalui-Nya, berbicara melalui-Nya, diam melalui-Nya, senang dan damai melalui-Nya.
Dengan demikian, kata beliau, kau akan tuli terhadap segala suatu selain-Nya: sehingga kau tak mendapati kemaujudan selain-Nya, sehingga kau mengetahui hukum dan selaras dengan kewajiban dan larangan.
"Maka bila sesuatu kekeliruan ada padamu, ketahuilah bahwa kau sedang diuji, digoda dan dipermainkan oleh setan-setan. Maka kembalilah kepada hukum dan pegang teguhlah ia, dan jagalah dirimu agar senantiasa bersih dari keinginan keinginan rendah, sebab segala yang tak dikukuhkan oleh hukum adalah kekafiran," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani. ( )
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitabnya yang berjudul Futuh Al-Ghaib mengatakan: Jangan berharap menjadi saleh, jika kau belum menjadi musuh kedirianmu, dan benar-benar terlepas dari semua organ tubuhmu, dan terlepas dari semua hubungan dengan kemaujudanmu, dengan gerak-gerikmu dan kediamanmu, dengan pendengaranmu dan penglihatanmu, dengan pembicaraan dan dengan diammu, dengan upaya, tindakan dan pemikiranmu, dan dengan segala yang berasal darimu, sebelum kemaujudan rohanimu mewujud dalam dirimu. ( )
Dan semua itu akan kau dapat, ujar Syaikh, setelah kemaujudan rohani bersemayam di dalam dirimu, sebab ini menjadi tabir antara kau dan Tuhanmu. "Bila kau menjadi seorang yang suci jiwanya, bersahaja, rahasia dari segala rahasia dan yang gaib dari segala yang gaib, maka kau benar-benar berbeda dengan segala yang rahasia, dan mengakui segala suatu sebagai musuh, pengalang dan kegelapan, sebagaimana Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya mereka adalah musuh-musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (QS 26:77)
"Dia berkata begini terhadap berhala-berhala. Maka pandanglah segala kemaujudanmu sebagai berhala, begitu pula ciptaan lainnya, jangan mematuhi mereka dan jangan mengikuti mereka," tuturnya. ( )
Menurutnya, bila itu bisa dilakukan maka kau akan dikaruniai hikmah, ma’rifat, daya cipta dan keajaiban, seperti yang dimiliki para beriman di surga.
Keberadaanmu dalam kondisi begini bak terbangkitkan dari kematian di akhirat. Menjadilah kau perwujudan kuasa Allah; kau mendengar melalui-Nya, melihat melalui-Nya, berbicara melalui-Nya, diam melalui-Nya, senang dan damai melalui-Nya.
Dengan demikian, kata beliau, kau akan tuli terhadap segala suatu selain-Nya: sehingga kau tak mendapati kemaujudan selain-Nya, sehingga kau mengetahui hukum dan selaras dengan kewajiban dan larangan.
"Maka bila sesuatu kekeliruan ada padamu, ketahuilah bahwa kau sedang diuji, digoda dan dipermainkan oleh setan-setan. Maka kembalilah kepada hukum dan pegang teguhlah ia, dan jagalah dirimu agar senantiasa bersih dari keinginan keinginan rendah, sebab segala yang tak dikukuhkan oleh hukum adalah kekafiran," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani. ( )
(mhy)