Jauhi Ucapan 'Kalau Seandainya Saya Begini dan Begitu'

Selasa, 08 Desember 2020 - 23:08 WIB
loading...
Jauhi Ucapan Kalau Seandainya Saya Begini dan Begitu
Ustaz Rikza Maulan, Dai lulusan Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits. Foto/Ist
A A A
Keimanan adalah sumber kekuatan bagi seorang muslim . Dengan iman dan ketakwaan, seseorang akan tertuntun meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Nabi صلى الله عليه وسلم berpesan kepada umatnya agar beriman kepada takdir dan kehendak Allah Ta'ala. Nabi melarang umatnya mengucapkan: "Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu" sebagaimana hadis Nabi berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 'Seorang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Ta'ala daripada mukmin yang lemah. Pada masing-masing dari keduanya terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah 'Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan: 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah: 'Ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syaitan." (HR Muslim No 4816)

(Baca Juga: Keikhlasan Diuji dengan Amalan Tertentu)

Ustaz Rikza Maulan Lc M.Ag , Dai lulusan Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits menjelaskan makna hadis di atas. Sejatinya iman menjadikan seseorang semakin kuat, bukan menjadikannya lemah. Itulah sebabnya, "seorang mukmin yang kuat" adalah menjadi penyebab datangnya kebaikan dan kecintaan Allah Ta'ala bagi dirinya.

Kekuatan yang dimaksud dalam hadis di atas mencakup berbagai dimensi:
1. Al-Quwwah An-Nafsiyah (kekuatan jiwa)
Artinya seorang mukmin seharusnya memiliki mental yang kuat, tidak mudah putus asa, tidak mudah patah semangat, dan selalu optimis serta berfikir positif.

2. Al-Quwwah Al-Jasadiyah (kekuatan fisik)
Seorang mukmin memiliki fisik yang sehat dan kuat, tidak lemah dan tidak mudah lelah. Diriwayatkan bahwa Nabi memiliki fisik yang kuat, yang bahkan ketika para sahabat kesulitan memecahkan batu yang menjadi penghalang ketika membuat parit dalam perang Khandak, maka Nabi kemudian memecahkan batu besar itu dengan tangan beliau.

3. Al-Quwwah Al-Aqliyah (kekuatan akal)
Setiap muslim harus memiliki kecerdasan dan kaya dengan ilmu pengetahuan. Karena salah satu konsekwensi iman adalah menuntut ilmu. Bahkan wahyu pertama diturunkan Allah kepada Nabi adalah perintah untuk membaca. Sedangkan membaca merupakan sarana paling efektif dalam menuntut ilmu.

4. Al-Quwwah Al-Maliyah (kekuatan finansial)
Muslim yang ideal adalah orang yang memiliki kemampual finansial yang cukup agar kehadirannya dapat memberi kontribusi bagi orang lain. Dengan kata lain, seorang muslim harus menjadi "muzakki" karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

(Baca Juga: Usaha Apakah yang Mulia di Sisi Allah?)

"Adapun wujud dari kekuatan jiwa seorang mukmin adalah tidak mudah mengucap kata "andai' atau 'seandainya'. Karena kata-kata seperti itu menggambarkan lemahnya jiwa, khususnya ketika kata itu diucapkan pada saat terjadinya sesuatu yg tidak diharapkan," terang Dai yang juga Dewan Pengawas Syariah Rumah Zakat yang dilansir dari web resminya.

Ustaz Rikza berpesan agar seorang mukmin senantiasa husnudzan kepada Allah. Apa yang Allah takdirkan merupakan yang terbaik dan paling tepat bagi dirinya. Mudah-mudahn Allah anugerahkan kita kekuatan sebagaimana dimaksud dalam hadis di atas. Aamiin.

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)