Sebelum Columbus, Abu Bakar Saudara Mansa Musa Telah Temukan Benua Amerika

Jum'at, 12 November 2021 - 19:34 WIB
loading...
Sebelum Columbus,  Abu Bakar Saudara Mansa Musa Telah Temukan Benua Amerika
Mansa Abubakari II, saudara Mansa Musa, melakukan ekspedisi. Jauh sebelum Columbus menginjakkan kakinya di Benua Amerika, Abubakari sudah menemukan benua ini. (Ilustrasi: lisapoyakama)
A A A
Saudara Mansa Musa , orang terkaya sepanjang sejarah dengan kekayaan sebesar USD400 miliar atau setara Rp5.897 triliun, diyakini sebagai penemu Benua Amerika jauh sebelum Christopher Columbus. Saudara Mansa Musa itu bernama Abu Bakar atau Mansa Abubakari II dari Kekaisaran Mali, Afrika yang muslim.

Christopher Columbus mengklaim menemukan Benua Amerika pada tahun 1492. Sedangkan Mansa Abubakari II mendarat di Benua Amerika pada tahun 1312.



Gaoussou Diawara dalam bukunya berjudul "The Saga of Abubakari II" menjelaskan bahwa sejumlah peneliti mengumpulkan bukti tentang pendaratan Abubakari II di pantai Brazil yang saat ini dikenal dengan Pantai Recife.

"Nama lainnya adalah Pernanbuco, yang kami yakini merupakan aberasi dari bahasa Mande untuk tambang emas yang menjadi sumber kekayaan untuk Kekaisaran Mali," jelas Tiemoko Konate dalam buku tersebut.

Catatan lain tentang Abubakari II dan kegemarannya akan ekspedisi telah ditemukan seorang peneliti bernama Khadidjah Djire. Ia mengatakan telah menemukan catatan tentang ekspedisi Abubakari II di Mesir dalam sebuah buku karya Al Omari pada abad ke-14.

Dari sisi ilmiah, seperti dikutip dari The African History, ekspedisi besar Abubakari II bisa terjadi karena adanya arus Canary dan arus Guinea. Kedua arus ini cukup kuat sehingga memungkinkan kapal-kapal dari pesisir barat Afrika berlayar menuju Benua Amerika.

Tidak hanya itu, ahli sejarah dan bahasa, Leo Weiner dari Universitas Harvard dalam bukunya yang berjudul
Africa and the Discovery of America mencantumkan kutipan yang menarik. Weiner menuliskan bahwa Columbus dalam jurnalnya menulis pernyataan penduduk asli Amerika tentang keberadaan orang kulit hitam.

“Orang kulit hitam datang dari tenggara dengan banyak kapal. (Mereka) berdagang menggunakan tombak yang ujungnya dari emas,” tulis Columbus yang kemudian dikutip Leo Weiner dalam bukunya, Africa and the Discovery of America.

Analisis kimia ujung tombak menemukan bahwa emas kemungkinan besar berasal dari Afrika Barat. Columbus dan putranya juga menemukan bahwa penduduk asli Amerika menggunakan sapu tangan seperti yang digunakan di Afrika Barat.

Pelaut Eropa itu juga menyebutkan bahwa suku asli Amerika mengenakan kain yang mirip dengan muslim Moor Spanyol.

Memang, tak ada yang pernah tahu nasib armada Mansa Abubakari II. Namun, tanda-tanda menegaskan bahwa muslim Afrika adalah yang pertama mencapai Amerika, dan bukan pelaut Eropa.

Buku mengenai orang-orang Afrika yakni Abubakari II yang tiba lebih dulu daripada Christopher Columbus juga pernah ditulis oleh Ivan Van Sertima. Dia menulis buku berjudul They Came Before Columbus yang diterbitkan pada 1976.



Ujung Dunia
The African History menyebut seorang cendekiawan Mesir tersohor, Ibn Fadi Al-Umari, menjelaskan ada konsep umum tentang ujung dunia yang berkembang di Kekaisaran Mali pada masa itu. Dipercaya, ujung dunia berada di sisi lain Atlantik. Namun, Abubakari II meragukan konsep itu.

Mansa Abubakari II telah dikenal sebagai raja kaya dengan wilayah yang luas di dunia, yang mencurahkan seluruh kekayaan dan kekuatannya untuk mengejar pengetahuan dan penemuan.

Kemudian, Abubakari II mengirim 200 kapal dengan tujuan untuk menghapus keraguannya. Kapal-kapal itu diwajibkan berlayar menyebrangi Samudra Atlantik untuk mencari tahu apa yang ada di luar sana.

Sayangnya, hanya satu kapal yang kembali. Kapten kapal yang selamat mengklaim kapal-kapal lainnya hilang ditelan lautan. Meski begitu, Abubakari II tidak memercayainya.

Kejadian tersebut justru membuat semangatnya semakin berkobar untuk mencari tahu apa yang sebeneranya ada di sisi lain samudra. Abubakari II lantas membuat 2000 kapal di pesisir Senegambia dengan bantuan para pembuat kapal dari Mesir dan Mali.

Dia mengisi 1000 kapal dengan orang-orang terbaik, ahli sihir, dokter, pelaut dan navigator. Sementara 1000 kapal lainnya memuat bahan pangan dan obat-obatan, hal ini dilakukan untuk bertahan hidup selama dua tahun.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1777 seconds (0.1#10.140)