Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat

Rabu, 13 Mei 2020 - 16:32 WIB
loading...
Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat
Inilah contoh-contoh pribadi tauhid yang tulen. Foto/Ist
A A A
AGAMA Islam sepeninggal Rasulullah Muhammad SAW telah disebarkan ke seluruh pelosok dunia yang sudah mempunyai kebudayaan yang tinggi ketika itu, terutama jika dibandingkan dengan kebudayaan bangsa Arab Quraisy sendiri. Oleh karena itu, banyak di antara bangsa-bangsa ini, yang biasa menganggap enteng terhadap bangsa gurun pasir ini, tertegun dan tidak percaya atas kenyataan, bahwa bangsa, yang selalu dianggap mereka primitif ini, kok tiba-tiba berani menantang mereka.

Raja Parsi, Kusro umpamanya, telah merobek-robek surat Rasulullah yang mengundangnya untuk menerima ajaran Islam . Raja ini merasa terhina karena surat yang datang dari seorang "bekas gembala" itu dianggapnya lancang sekali telah berani mengajarinya tentang kebenaran, padahal ia seorang kaisar penakluk dunia. Maka raja ini tidak sudi mengakui perbatasan antara negerinya dengan jazirah Arab, yang ketika itu sudah menjadi Islam sebelum wafatnya Rasulullah. Oleh karena itu daerah perbatasan ini sering mereka ganggu dan langgar kedaulatannya.

Ketika panglima Khalid bin Walid dikirim khalifah Abubakar Shiddik, dan berhasil mengusir bangsa Parsi ini keluar perbatasan, mereka masih terus-menerus kembali lagi. Maka atas usul Khalid, khalifah Abubakar mengirim bantuan laskar lagi ke perbatasan itu, sehingga mencapai sepuluh ribu orang.

Panglima Hurmuzan dan Parsi lengkap dengan barisan bergajah mereka dengan pongahnya mencoba menghadang pasukan Khalid bin Walid ini, dengan tentara sebanyak lebih dari seratus ribu. Khalid memulai serangannya dengan mengirimkan surat lebih dahulu.

Dalam surat itu ia menawarkan tiga pilihan:

Pertama, damai, dengan syarat masing-masing menghormati perbatasan negara yang ada.

Kedua, menerima ajaran Islam, yang akan menjalin ukhuwah Islamiyah antara kedua rakyat yang ada. Maka tidak akan ada soal perbatasan lagi.

Ketiga, jika kedua pilihan itu tak bisa diterima, maka bersiaplah kalian menghadapi kami yang datang dengan laskar yang berani hidup, namun ingin mati (syahid) karena kerinduan mereka kepada Allah.

Dengan persyaratan yang tertulis di surat itu, Hurmuzan telah mengalami guncangan jiwa (psychological shock) yang dahsyat, karena bagi mereka tidak pernah ada istilah "ingin mati".



Namun karena kesombongan bangsa ini terhadap bangsa Arab yang mereka anggap masih terbelakang itu mereka memilih tawaran untuk perang, apalagi setelah melihat perlengkapan barisan Muslim ketika itu paling tinggi hanyalah panah dan kendaraan mereka pun paling cepat hanyalah kuda. Kuda itu pun terbatas bagi perwira menengah ke atas, sedangkan kebanyakan anggota lasykar Muslim ketika itu hanyalah berjalan kaki atau berkendara unta. ( )

"Apakah kuda sanggup berhadapan dengan gajah yang kuat ini?" Demikian pikir panglima Parsi yang sombong itu.

Khalid mengerahkan barisan Muslimin maju menyerbu di bawah pimpinannya sendiri yang berpacu di depan. Dengan mengendarai kudanya yang berlari cepat Khalid menerobos barisan musuh yang paling lebal sambil mengayunkan pedangnya ke kiri ke kanan menebas batang leher serdadu musuh, sehingga terbentuk jalur mayat manusia yang bergelimpangan akibat tebasan pedang Khalid.



Ketika jalur mayat ini bergerak terus menuju ke tempat panglima Hurmuzan, maka serdadu Parsi menjadi panik.
Serbuan Khalid serasa tak terhankan mereka. Mereka lari porak poranda kehilangan kepercayaan diri dan akhirnya banyak yang menyerahkan diri kepada Khalid.

Tentara Parsi yang menyerah itu diperlakukan Khalid dengan wajar dan baik, sebagaimana layaknya sesuai dengan contoh dan ajaran Rasulullah SAW.

Walaupun sudah menyerah, harta benda mereka tidak diambil atau dirusakkan, bahkan tentara yang tadinya buruh tani yang tidak pernah punya tanah itu diberi hak untuk mempunyai tanah sesuai dengan kemampuan mereka menggarapnya, maka mereka pun berbondong-bondong masuk Islam.

Walaupun sebagian laskar Muslim syahid dalam penyerbuan pertama itu, namun jumlah anggota barisan Khalid bukan berkurang, bahkan bertambah, karena laskar Parsi yang menerima Islam sebagai agama mereka yang baru langsung bergabung dengan barisan Khalid.

Melihat kemenangan yang relatif sangat cepat diperoleh ini, maka Khalid, sesudah mendapat izin dari Khalifah Abubakar menyerbu terus ke dalam daerah Parsi, sehingga seluruh negeri itu takluk dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Khalid berangkat dari Madinah untuk tugas ini pada awal bulan Muharram, dan seluruh kerajaan Parsi takluk di bawah kekuasaan ummat Islam pada akhir bulan Zulqaidah, tahun yang sama.

Jadi, dalam waktu kira-kira sebelas bulan sebuah kerajaan yang pada masa itu dianggap sebagai negara superpower kedua sesudah Romawi telah takluk kepada kaum Muslimin yang memperkenalkan dan menghormati hak-hak asasi manusia.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3143 seconds (0.1#10.140)