Perkara-perkara yang Bisa Meracuni Hati
loading...
A
A
A
Setiap insan akan mengalami peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berbeda-beda. Terkadang peristiwa itu menimbulkan rasa bahagia, sedih, resah, dan marah. Rasa ini sering kali kita kaitkan dengan Hati atau qolbu.
Dalam bahasa Arab, hati adalah qolbu. Qolbu memiliki dua makna. Pertama, inti dan kemulian sesuatu. Manusia dikatakan memiliki qolbu karena di dalam diri manusia ada sesuatu yang paling inti dan mulia. Kedua, sesuatu yang bolak-balik dari satu arah ke arah yang lain. Tidak dinamakan qolbu kecuali karena ia sering bolak-balik (taqallub). Kata qolbu sendiri banyak disebut didalam Al-Qur’an dan hadis. Namun apakah yang dimaksud qolbu itu adalah qolbu yang ada di dada (jantung) atau akal di otak? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
(Baca juga : Ngerinya Perasaan Dendam, Dapat Menghancurkan Pikiran dan Akhlak )
Yang pasti, hati ini ibarat panglima dalam keseluruhan tubuh manusia , sementara tubuh kita ibarat tentaranya. Mereka semua akan menaati panglimanya, melaksanakan perintahnya dan tidak akan menyelisihinya. Jika panglimanya baik maka baik pula seluruh pasukannya, sedangkan jika panglima berlaku jelek maka jelek pula seluruh pasukannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ketahuilah sesunggunya di dalam tubuh ada segumpal daging, apabila ia baik maka akan baik semua tubuhnya, tetapi apabila ia jelek akan jelek pula semua tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (H.R Bukhari dan muslim).
(Baca juga : Ummu Waraqah, Imam Salat Pertama Para Muslimah )
Saat hati kita mengikuti jalan yang benar maka insyallah kita akan selamat dari berbagai kerusakan dan kebinasaan. Hati yang lurus akan mengikuti kecintaan kepada Allah, tidak ada ketakutan selain hanya takut kepada Allah.
Namun, terkadang ada beberapa hal yang membahayakan hati. Apabila hati kita tidak dijaga, maka hal itu akan meracuni hati kita. DIrangkum dari berbagai sumber, berikut merupakan beberapa hal yang dapat meracuni hati manusia ini:
1.Berbicara berlebihan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mencontohkan kepada ummatnya untuk berkata yang baik-baik saja. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” Rasulullah termasuk yang paling sedikit dalam berbicara. Beliau lebih memperbanyak mengingat Allah atau berzikir.
(Baca juga : Mensyaratkan Memiliki Harta Dulu Sebelum Menikah, Bolehkah? )
Selain itu, perdebatan juga termasuk salah satu hal yang termasuk berlebihan dalam berbicara. Rasulullah bersabda, “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Menurut beliau, berdebat merupakan hal yang sia-sia. Apalagi jika tema perdebatan itu akan membawa perselisihan.
2.Berlebihan dalam makan
Islam menginginkan ummatnya untuk selalu produktif dan kreatif dalam bekerja. Namun, jika tubuh dipenuhi makanan, tentu akan mempengaruhi tingkat produktivitas kita. Badan jadi mudah lesu, malas dan selalu ingin tidur. Untuk itu, Rasulullah mengajurkan kita untuk tidak makan secara berlebihan.
(Baca juga : Kotak Amal Digunakan untuk Danai Terorisme, PBNU: Perlu Regulasi Lebih Ketat )
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada bejana yang diisi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka hendaknya sepertiga dari perutnya diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman, dan sepertiga untuk bernafas.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah.)
Subhanallah, bahkan dalam soal adab makan Allah telah mengaturnya sedemikian rupa. Makan secukupnya telah dicontohkan oleh nabi kita. Hal ini logis dalam dunia kesehatan. Makan berlebihan menimbulkan rasa malas bergerak, otak kita kekurangan oksigen sehingga mudah mengantuk, maka makan dan minumlah secukupnya.
(Baca juga : Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan )
3.Berlebihan dalam bergaul
Agama Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Rahmat bagi seluruh alam. Namun, dalam memilih teman dekat Allah juga sudah mengingatkan kita. Firman Allah Ta'ala :
Dalam bahasa Arab, hati adalah qolbu. Qolbu memiliki dua makna. Pertama, inti dan kemulian sesuatu. Manusia dikatakan memiliki qolbu karena di dalam diri manusia ada sesuatu yang paling inti dan mulia. Kedua, sesuatu yang bolak-balik dari satu arah ke arah yang lain. Tidak dinamakan qolbu kecuali karena ia sering bolak-balik (taqallub). Kata qolbu sendiri banyak disebut didalam Al-Qur’an dan hadis. Namun apakah yang dimaksud qolbu itu adalah qolbu yang ada di dada (jantung) atau akal di otak? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
(Baca juga : Ngerinya Perasaan Dendam, Dapat Menghancurkan Pikiran dan Akhlak )
Yang pasti, hati ini ibarat panglima dalam keseluruhan tubuh manusia , sementara tubuh kita ibarat tentaranya. Mereka semua akan menaati panglimanya, melaksanakan perintahnya dan tidak akan menyelisihinya. Jika panglimanya baik maka baik pula seluruh pasukannya, sedangkan jika panglima berlaku jelek maka jelek pula seluruh pasukannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ketahuilah sesunggunya di dalam tubuh ada segumpal daging, apabila ia baik maka akan baik semua tubuhnya, tetapi apabila ia jelek akan jelek pula semua tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (H.R Bukhari dan muslim).
(Baca juga : Ummu Waraqah, Imam Salat Pertama Para Muslimah )
Saat hati kita mengikuti jalan yang benar maka insyallah kita akan selamat dari berbagai kerusakan dan kebinasaan. Hati yang lurus akan mengikuti kecintaan kepada Allah, tidak ada ketakutan selain hanya takut kepada Allah.
Namun, terkadang ada beberapa hal yang membahayakan hati. Apabila hati kita tidak dijaga, maka hal itu akan meracuni hati kita. DIrangkum dari berbagai sumber, berikut merupakan beberapa hal yang dapat meracuni hati manusia ini:
1.Berbicara berlebihan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mencontohkan kepada ummatnya untuk berkata yang baik-baik saja. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” Rasulullah termasuk yang paling sedikit dalam berbicara. Beliau lebih memperbanyak mengingat Allah atau berzikir.
(Baca juga : Mensyaratkan Memiliki Harta Dulu Sebelum Menikah, Bolehkah? )
Selain itu, perdebatan juga termasuk salah satu hal yang termasuk berlebihan dalam berbicara. Rasulullah bersabda, “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Menurut beliau, berdebat merupakan hal yang sia-sia. Apalagi jika tema perdebatan itu akan membawa perselisihan.
2.Berlebihan dalam makan
Islam menginginkan ummatnya untuk selalu produktif dan kreatif dalam bekerja. Namun, jika tubuh dipenuhi makanan, tentu akan mempengaruhi tingkat produktivitas kita. Badan jadi mudah lesu, malas dan selalu ingin tidur. Untuk itu, Rasulullah mengajurkan kita untuk tidak makan secara berlebihan.
(Baca juga : Kotak Amal Digunakan untuk Danai Terorisme, PBNU: Perlu Regulasi Lebih Ketat )
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada bejana yang diisi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka hendaknya sepertiga dari perutnya diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman, dan sepertiga untuk bernafas.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah.)
Subhanallah, bahkan dalam soal adab makan Allah telah mengaturnya sedemikian rupa. Makan secukupnya telah dicontohkan oleh nabi kita. Hal ini logis dalam dunia kesehatan. Makan berlebihan menimbulkan rasa malas bergerak, otak kita kekurangan oksigen sehingga mudah mengantuk, maka makan dan minumlah secukupnya.
(Baca juga : Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan )
3.Berlebihan dalam bergaul
Agama Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Rahmat bagi seluruh alam. Namun, dalam memilih teman dekat Allah juga sudah mengingatkan kita. Firman Allah Ta'ala :