Rusaknya Hati Bermula dari 6 Perkara Ini, Nomor 5 Sering Tak Disadari
loading...
A
A
A
Dalam Islam, hati adalah sesuatu yang sangat berharga. Apabila ia rusak, maka dapat menyebabkan musibah dan rusaknya amal perbuatan. Ada enam perkara yang menyebabkan rusaknya hati.
Dalam satu Hadis shahih, Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda yang artinya: "Di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dalam Kitab An-Nashaihul 'Ibad karya Imam an-Nawawi Al-Bantani disebutkan enam (6) perkara penyebab rusaknya hati yang diriwayatkan oleh ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Bashri.
إِنَّ فَسَادَ اْلقُلُوْبِ عَنْ سِتَّةِ أَشْيَاءَ : أَوَّلُهَا يُذْنِبُوْنَ بِرَجَاءِ التَّوْبَتِ، وَيَتَعَلَّمُوْنَ اْلعِلْمَ وَلَا يَعْمَلُوْنَ، وَإِذَا عَمِلُوْا لَا يُخْلِصُوْنَ، وَيَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللهِ وَلَا يَشْكُرُوْنَ، وَمَا يَرْضَوْنَ بِقِسْمَةِ اللهِ، وَيَدْفَنُوْنَ مَوْتَاهُمْ وَلَا يَعْتَبِرُوْنَ
Artinya: "Rusaknya hati bermula dari enam perkara, yaitu [1] Melakukan dosa dengan harapan diampuni, [2] Menimba ilmu namun tak mengamalkannya, [3] Jika beramal tak diiringi dengan keikhlasan [4] Memakan rezeki dari Allah namun tak mensyukurinya [5] Tidak ridho dengan ketentuan Allah [6] Engkau menguburkan jenazah tapi tidak mengambil pelajaran darinya." (Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah)
1. Melakukan Dosa dengan Harapan Diampuni
Bertaubat ketika tergelincir dalam dosa tentu hal yang dianjurkan. Namun, apabila berbuat dosa berharap bisa bertobat dan diampuni maka dapat menyebabkan rusaknya hati. Ia sadar melakukan maksiat, tapi berangan-angan dosanya akan diampuni kelak di kemudian hari. Ia menganggap remeh dosanya dan akhirnya menutupi hatinya.
2. Menimba Ilmu Namun Tak Mengamalkannya
Penyebab rusaknya hati berikutnya yaitu menimba ilmu tetapi tidak mengamalkannya. Ilmu yang dipelajarinya hanya sebagai hiasan, tidak bermanfaat sama sekali untuk kebaikannya atau untuk orang lain. Seperti kata pepatah Arab, ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.
3. Beramal Tak Diiringi dengan Keikhlasan
Perusak hati berikutnya adalah beramal namun tidak diiringi hati yang ikhlas. Sering berbuat baik tapi tujuannya agar dipuji orang lain. Misalnya, suka bersedekah agar disebut seorang dermawan. Amalan yang ikhlas adalah meniadakan tujuan-tujuan lain selain mengharapa ridha Allah semata.
4. Memakan Rezeki dari Allah Namun Tak Mensyukurinya
Penyebab hati rusak berikutnya adalah enggan bersyukur atas karunia rezeki dari Allah. Salah satu tanda orang yang tidak bersyukur adalah sulit berterima kasih. Apa yang dimakan atau diperolehnya dianggap sebagai hasil usahanya sendiri. Ia tidak mau memuji kebaikan karunia Allah. Padahal Nabi bersabda: "Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR at-Tirmidzi)
5. Tidak Ridho dengan Ketentuan Allah
Penyebab rusaknya hati berikutnya adalah tidak ridho dengan ketentuan dan takdir Allah. Ini sering tidak disadari banyak orang. Apabila rezekinya sedikit ia bekeluh kesah, bahkan menaruh prasangka buruk kepada Allah. Jika ia ditimpa musibah atau ujian berat, ia merasa dihinakan Allah. Apabila hidupnya susah, ia protes kepada Allah seakan-akan mengatakan Tuhan itu tidak adil. Na'udzubillah! Orang yang tidak ridho kepada Allah biasanya sering mengeluh, merasa kurang, hatinya gelisah, dan enggan bersyukur. Padahal nikmat dan musibah adalah ujian yang di dalamnya ada pahala besar bagi orang yang ridho. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang ridho (kepada ketentuan Allah) maka Allah akan ridho kepadanya." (HR Tirmidzi)
6. Menguburkan Jenazah Tapi Tidak Mengambil Pelajaran Darinya
Poin keenam ini juga termasuk penyebab rusaknya hati. Sering menguburkan jenazah namun tidak mengambil pelajaran darinya. Selesai menguburkan jenazah, tidak ada sesuatu yang membekas padanya. Urusan menguburkan jenazah lewat begitu saja. Padahal, kematian adalah nasihat terbaik. Seperti disabdakan Nabi, liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (azab)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari nya maka selanjutnya akan lebih berat.
Demikian enam perkara yang menyebabkan rusaknya hati. Lalu, bagaimana cara kita menjaga hati agar tidak terkotori. Berikut pesan Rasulullah SAW :
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya? Rasulullah bersabda: "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi)
Dalam satu Hadis shahih, Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda yang artinya: "Di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dalam Kitab An-Nashaihul 'Ibad karya Imam an-Nawawi Al-Bantani disebutkan enam (6) perkara penyebab rusaknya hati yang diriwayatkan oleh ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Bashri.
إِنَّ فَسَادَ اْلقُلُوْبِ عَنْ سِتَّةِ أَشْيَاءَ : أَوَّلُهَا يُذْنِبُوْنَ بِرَجَاءِ التَّوْبَتِ، وَيَتَعَلَّمُوْنَ اْلعِلْمَ وَلَا يَعْمَلُوْنَ، وَإِذَا عَمِلُوْا لَا يُخْلِصُوْنَ، وَيَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللهِ وَلَا يَشْكُرُوْنَ، وَمَا يَرْضَوْنَ بِقِسْمَةِ اللهِ، وَيَدْفَنُوْنَ مَوْتَاهُمْ وَلَا يَعْتَبِرُوْنَ
Artinya: "Rusaknya hati bermula dari enam perkara, yaitu [1] Melakukan dosa dengan harapan diampuni, [2] Menimba ilmu namun tak mengamalkannya, [3] Jika beramal tak diiringi dengan keikhlasan [4] Memakan rezeki dari Allah namun tak mensyukurinya [5] Tidak ridho dengan ketentuan Allah [6] Engkau menguburkan jenazah tapi tidak mengambil pelajaran darinya." (Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah)
1. Melakukan Dosa dengan Harapan Diampuni
Bertaubat ketika tergelincir dalam dosa tentu hal yang dianjurkan. Namun, apabila berbuat dosa berharap bisa bertobat dan diampuni maka dapat menyebabkan rusaknya hati. Ia sadar melakukan maksiat, tapi berangan-angan dosanya akan diampuni kelak di kemudian hari. Ia menganggap remeh dosanya dan akhirnya menutupi hatinya.
2. Menimba Ilmu Namun Tak Mengamalkannya
Penyebab rusaknya hati berikutnya yaitu menimba ilmu tetapi tidak mengamalkannya. Ilmu yang dipelajarinya hanya sebagai hiasan, tidak bermanfaat sama sekali untuk kebaikannya atau untuk orang lain. Seperti kata pepatah Arab, ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.
3. Beramal Tak Diiringi dengan Keikhlasan
Perusak hati berikutnya adalah beramal namun tidak diiringi hati yang ikhlas. Sering berbuat baik tapi tujuannya agar dipuji orang lain. Misalnya, suka bersedekah agar disebut seorang dermawan. Amalan yang ikhlas adalah meniadakan tujuan-tujuan lain selain mengharapa ridha Allah semata.
4. Memakan Rezeki dari Allah Namun Tak Mensyukurinya
Penyebab hati rusak berikutnya adalah enggan bersyukur atas karunia rezeki dari Allah. Salah satu tanda orang yang tidak bersyukur adalah sulit berterima kasih. Apa yang dimakan atau diperolehnya dianggap sebagai hasil usahanya sendiri. Ia tidak mau memuji kebaikan karunia Allah. Padahal Nabi bersabda: "Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR at-Tirmidzi)
5. Tidak Ridho dengan Ketentuan Allah
Penyebab rusaknya hati berikutnya adalah tidak ridho dengan ketentuan dan takdir Allah. Ini sering tidak disadari banyak orang. Apabila rezekinya sedikit ia bekeluh kesah, bahkan menaruh prasangka buruk kepada Allah. Jika ia ditimpa musibah atau ujian berat, ia merasa dihinakan Allah. Apabila hidupnya susah, ia protes kepada Allah seakan-akan mengatakan Tuhan itu tidak adil. Na'udzubillah! Orang yang tidak ridho kepada Allah biasanya sering mengeluh, merasa kurang, hatinya gelisah, dan enggan bersyukur. Padahal nikmat dan musibah adalah ujian yang di dalamnya ada pahala besar bagi orang yang ridho. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang ridho (kepada ketentuan Allah) maka Allah akan ridho kepadanya." (HR Tirmidzi)
6. Menguburkan Jenazah Tapi Tidak Mengambil Pelajaran Darinya
Poin keenam ini juga termasuk penyebab rusaknya hati. Sering menguburkan jenazah namun tidak mengambil pelajaran darinya. Selesai menguburkan jenazah, tidak ada sesuatu yang membekas padanya. Urusan menguburkan jenazah lewat begitu saja. Padahal, kematian adalah nasihat terbaik. Seperti disabdakan Nabi, liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (azab)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari nya maka selanjutnya akan lebih berat.
Demikian enam perkara yang menyebabkan rusaknya hati. Lalu, bagaimana cara kita menjaga hati agar tidak terkotori. Berikut pesan Rasulullah SAW :
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya? Rasulullah bersabda: "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi)
(rhs)