Ibu Adalah Karomah bagi Anak-anaknya
loading...
A
A
A
Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku.
Dan penjelasan ini datang setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah Ta'ala.
Peristiwa yang kedua, saat Nabi Ismail 'Alaihisallam ditinggal bersama ibunya di padang tandus. Atas perintah Allah Ta'ala Nabi Ibrahim 'Alaihisallam harus meninggalkan Nabi Ismail yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di Mekkah yang saat itu begitu tandus.
(Baca juga: Reshuffle Kabinet, Partai Demokrat: Kami Tidak Akan Mencampurinya )
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah. Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha mencari air dari Shafa ke Marwa, hingga 7 kali ulang-alik. Dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat kaki Nabi Ismail.
Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang berusaha untuk mencari air untuk putranya, diabadikan oleh Allah Ta'ala sebagai salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut sa’i. Maka siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji selayaknya selalu ingat kebesaran Allah dan kasih sayangnya pada Ibu dan anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu.
(Baca juga: Batal Berangkat Umroh, Garuda Indonesia Siap Jadwal Ulang )
Peristiwa yang ketiga adalah saat Ibu Nabi Musa 'Alaihisallam mendapat Ilham dari Allah. Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa teramat sedih dan khawatir bahwa putranya akan turut dihabisi.
Namun dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham kepada Ibu nabi Musa :
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
"Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” (QS Al-Qasas ayat 7)
(Baca juga: Jangan Disepelekan, Berikut Gejala Ketika Anak Anda Ketagihan Gadget! )
Akhirnya Nabi Musa dihanyutkan ke sungai Nil, lalu ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi tersebut tidak mau menyusui kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut ke pangkuan ibunya untuk disusui oleh ibunya. Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa A.S. dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah memberikan ilham padanya.
Wahai muslimah, semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa besar perhatian Islam kepada seorang Ibu. Kedudukan seorang ibu, begitu mulia. Posisinya lebih berharga dari berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu pada kita, sungguh tak bertepi.
Dari tiga peristiwa ibunda para nabi di atas, sangat jelaslah betapa kedudukan Ibu sangatlah tinggi dan menghormatinya adalah bukti keimanan kita dan tanda akan kemuliaan seseorang. Tentunya masih banyak lagi peristiwa agung lainnya dalam sejarah Islam yang menunjukkan keutamaan seorang ibu.
Begitulah, ibu adalah tanda rahmat dan kasih sayang Allah. Dari ibulah, semua makhluk mendapatkan rahmah dan kasih sayang. Karena itulah hendaknya para anak meluangkan waktu untuk berbakti kepada ibu. Bahkan, jadikanlah bakti kepada ibu sebagai prioritas. Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan keutamaan pahala dari Allah Ta'ala.
Wallahu A'lam
Dan penjelasan ini datang setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah Ta'ala.
Peristiwa yang kedua, saat Nabi Ismail 'Alaihisallam ditinggal bersama ibunya di padang tandus. Atas perintah Allah Ta'ala Nabi Ibrahim 'Alaihisallam harus meninggalkan Nabi Ismail yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di Mekkah yang saat itu begitu tandus.
(Baca juga: Reshuffle Kabinet, Partai Demokrat: Kami Tidak Akan Mencampurinya )
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah. Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha mencari air dari Shafa ke Marwa, hingga 7 kali ulang-alik. Dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat kaki Nabi Ismail.
Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang berusaha untuk mencari air untuk putranya, diabadikan oleh Allah Ta'ala sebagai salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut sa’i. Maka siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji selayaknya selalu ingat kebesaran Allah dan kasih sayangnya pada Ibu dan anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu.
(Baca juga: Batal Berangkat Umroh, Garuda Indonesia Siap Jadwal Ulang )
Peristiwa yang ketiga adalah saat Ibu Nabi Musa 'Alaihisallam mendapat Ilham dari Allah. Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa teramat sedih dan khawatir bahwa putranya akan turut dihabisi.
Namun dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham kepada Ibu nabi Musa :
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
"Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” (QS Al-Qasas ayat 7)
(Baca juga: Jangan Disepelekan, Berikut Gejala Ketika Anak Anda Ketagihan Gadget! )
Akhirnya Nabi Musa dihanyutkan ke sungai Nil, lalu ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi tersebut tidak mau menyusui kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut ke pangkuan ibunya untuk disusui oleh ibunya. Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa A.S. dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah memberikan ilham padanya.
Wahai muslimah, semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa besar perhatian Islam kepada seorang Ibu. Kedudukan seorang ibu, begitu mulia. Posisinya lebih berharga dari berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu pada kita, sungguh tak bertepi.
Dari tiga peristiwa ibunda para nabi di atas, sangat jelaslah betapa kedudukan Ibu sangatlah tinggi dan menghormatinya adalah bukti keimanan kita dan tanda akan kemuliaan seseorang. Tentunya masih banyak lagi peristiwa agung lainnya dalam sejarah Islam yang menunjukkan keutamaan seorang ibu.
Begitulah, ibu adalah tanda rahmat dan kasih sayang Allah. Dari ibulah, semua makhluk mendapatkan rahmah dan kasih sayang. Karena itulah hendaknya para anak meluangkan waktu untuk berbakti kepada ibu. Bahkan, jadikanlah bakti kepada ibu sebagai prioritas. Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan keutamaan pahala dari Allah Ta'ala.
Wallahu A'lam
(wid)