Ibu Adalah Karomah bagi Anak-anaknya

Selasa, 22 Desember 2020 - 08:33 WIB
loading...
Ibu Adalah Karomah bagi Anak-anaknya
Ibu adalah tanda rahmat dan kasih sayang Allah. Dari ibulah, semua makhluk mendapatkan rahmah dan kasih sayang. Foto ilustrasi/ist
A A A
Peran Ibu melampaui batas-batas kebiasaan manusia. Islam pun kerap kali membahas tentang dahsyatnya doa seorang ibu bagi anak-anaknya. Ibu sejati hanya punya satu niat yang tulus, yaitu ingin membahagiakan anaknya. Karena itu Allah memberikan karomah secara khusus kepara para ibu. Allah memberikan kemuliaan kepada ibu, melebihi kemuliaan yang diberikan kepada ayah.

Ingat Hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ ‏ “‏ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ ‏‏

Dalam Kitab Sahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, siapa yang paling berhak untuk aku berbakti? Rasulullah SAW berkata; Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang-orang yang terdekat denganmu.”

(Baca juga: Inilah Sayembara Setan : Memisahkan Antara Suami Istri )

Nabi Muhammad SAW memposisikan derajat seorang ibu melebihi ayah. Karena itu Rasulullah mengingatkan pentingnya kepatuhan anak terhadap orang tua perempuan. Ibu sejati hanya punya satu tujuan yang tidak pernah berhenti untuk diperjuangkan, yaitu mengantarkan anak meraih mimpi-mimpinya.

Ibu adalah karomah bagi anak-anaknya. Bukti karamah itu ialah bahwa ibu selalu bisa memberikan apa saja yang terbaik untuk anaknya. Ibu selalu ada untuk anaknya dan bisa menghadirkan keajaiban di saat anak-anaknya dalam bahaya. Ustad Muchyidin Zainudin menjelaskan dalam tausiyahnya bahwa kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri, adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita.

(Baca juga: Adakah Jihad Perempuan di Era Kekinian? )

Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan sosok ibu ini:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS Lukman : 14)

Banyak kisah-kisah ketulusan, kasih sayang dan sikap heroik ibu terhadap anaknya. Yang pertama, adalah peristiwa saat Nabi Isa 'Alaihisallam berbicara saat masih bayi. Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah Ta'ala.

(Baca juga: Inilah Doa Rasulullah Saat Meminta Perlindungan untuk Anak-anak )

Namun kelahiran Nabi Isa AS sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28, yang artinya: "Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”

Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

"Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."

(Baca juga: Potret Wuhan: Dulu Pusat Wabah COVID-19, Kini Pusat Pesta )
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3717 seconds (0.1#10.140)