Kisah Teladan Umar bin Khattab, Sang Musuh Koruptor yang Anti-Nepotisme

Selasa, 29 Desember 2020 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Teladan Umar bin Khattab, Sang Musuh Koruptor yang Anti-Nepotisme
Ilustrasi/Ist
A A A
DI samping ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya, Umar bin Khattab r.a. terkenal sebagai orang yang bertabiat keras, tegas, terus terang dan jujur. Sama halnya seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. , sejak memeluk Islam ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk kepentingan Islam dan muslimin. Baginya tak ada kepentingan yang lebih tinggi dan harus dilaksanakan selain perintah Allah dan Rasul-Nya. ( )

Kekuatan fisik dan mentalnya, ketegasan sikap dan keadilannya, ditambah lagi dengan keberaniannya bertindak, membuatnya menjadi seorang tokoh dan pemimpin yang sangat dihormati dan disegani, baik oleh lawan maupun kawan.

Sesuai dengan teladan yang diberikan Rasulullah s.a.w., ia hidup sederhana dan sangat besar perhatiannya kepada kaum papa, terutama mereka yang diperlakukan secara tidak adil oleh orang lain.

Bila Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. menjadi Khalifah melalui pemilihan kaum muslimin, maka Umar bin Khattab r.a. dibai'at sebagai Khalifah berdasarkan pencalonan yang diajukan oleh Abu Bakar r.a. beberapa saat sebelum wafat.

Masa kekhalifahan Umar Ibnul Khattab r.a. berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. ( )

Sukses dan Tantangan
Di bawah pemerintahannya wilayah kaum muslimin bertambah luas dengan kecepatan luar biasa. Seluruh Persia jatuh ke tangan kaum muslimin. Sedangkan daerah-daerah kekuasaan Byzantium , seluruh daerah Syam dan Mesir, satu per satu bernaung di bawah bendera tauhid .

Penduduk di daerah-daerah luar Semenanjung Arabia berbondong-bondong memeluk agama Islam. Dengan demikian lslam bukan lagi hanya dipeluk bangsa Arab saja, tetapi sudah rnenjadi agama berbagai bangsa.

Sukses gilang-gemilang yang tercapai tak dapat dipisahkan dari peranan Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. sebagai pemimpin. Ia banyak mengambil prakarsa dalam mengatur administrasi pemerintahan sesuai dengan tuntutan keadaan yang sudah berkembang. Demikian pula di bidang hukum. ( )

Buku "Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a." karya Al Hamid Al Husaini menyebut dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ajaran Islam, dan dengan memanfaatkan ilmu-ilmu yang dimiliki para sahabat Nabi Muhammad s.a.w., khususnya Imam Ali r.a. , sebagai Khalifah ia berhasil menfatwakan bermacam-macam jenis hukum pidana dan perdata, di samping hukum-hukum yang bersangkutan dengan pelaksanaan peribadatan.

Tetapi, menurut Al Hamid Al Husaini, bersamaan dengan datangnya berbagai sukses, kaum muslimin mulai dihadapkan kepada kehidupan baru yang penuh dengan tantangan-tantangan. Dengan adanya wilayah Islam yang bertambah luas, dengan banyaknya daerah-daerah subur yang kini menjadi daerah kaum muslimin, serta dengan kekayaan yang ditinggalkan oleh bekas-bekas penguasa lama (Byzantium dan Persia), kaum muslimin Arab mulai berkenalan dengan kenikmatan hidup keduniawian. ( )

Hanya mata orang yang teguh iman sajalah yang tidak silau melihat istana-istana indah, kota-kota gemerlapan, ladang-ladang subur menghijau dan emas perak intan-berlian berkilauan.

Kaum muslimin Arab sudah biasa menghadapi tantangan fisik dari musuh-musuh Islam yang hendak mencoba menghancurkan mereka, tetapi kali ini tantangan yang harus dihadapi jauh lebih berat, yaitu tantangan nafsu setan, yang tiap saat menggelitik dari kiri-kanan, muka belakang.

Tantangan berat itulah yang mau tidak mau harus ditanggulangi oleh Khalifah Umar bin Khattab r.a. Berkat ketegasan sikap, kejujuran dan keadilannya, dan dengan dukungan para sahabat Rasulullah s.a.w. yang tetap patuh pada teladan beliau, Khalifah Umar r.a. berhasil menekan dan membatasi sekecil-kecilnya penyelewengan yang dilakukan oleh sementara tokoh kaum muslimin.

Pintu-pintu korupsi ditutup sedemikian rapat dan kuatnya. Tindakan tegas dan keras, cepat pula diambil terhadap oknum-oknum yang bertindak tidak jujur terhadap kekayaan negara. Sudah tentu ia memperoleh dukungan yang kuat dari semua kaum muslimin yang jujur, sedangkan oknum-oknum yang berusaha keras memperkaya diri sendiri, keluarga dan golongannya, pasti melawan dan memusuhinya. ( )

Ani-Nepotisme
Umar r.a. sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk mengetahui kehidupan rakyat, terutama mereka yang hidup sengsara. Dengan pundaknya sendiri, ia memikul gandum yang hendak diberikan sebagai bantuan kepada seorang janda yang sedang ditangisi oleh anak-anaknya yang kelaparan.

Jika Umar r.a. mengeluarkan peraturan baru, anggota-anggota keluarganya justru yang dikumpulkannya lebih dulu. Ia minta supaya semua anggota keluarganya menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan baru itu. Apabila di antara mereka ada yang melakukan pelanggaran, maka hukuman yang dijatuhkan kepada mereka pasti lebih berat daripada kalau pelanggaran itu dilakukan oleh orang lain.

Dengan kekhalifahannya itu, Umar bin Khattab r.a. telah menanamkan kesan yang sangat mendalam di kalangan kaum muslimin. Ia dikenang sebagai seorang pemimpin yang patut dicontoh dalam mengembangkan keadilan. Ia sanggup dan rela menempuh cara hidup yang tak ada bedanya dengan cara hidup rakyat jelata. Waktu terjadi paceklik berat, sehingga rakyat hanya makan roti kering, ia menolak diberi samin oleh seorang yang tidak tega melihatnya makan roti tanpa disertai apa-apa. ( )

Ketika itu ia mengatakan: "Kalau rakyat hanya bisa makan roti kering saja, aku yang bertanggung jawab atas nasib mereka pun harus berbuat seperti itu juga."
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1909 seconds (0.1#10.140)