Begini Dialog Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan Abbas bin Abdul Mutthalib Pasca-Bai'at
loading...
A
A
A
DALAM buku Syarh Nahjil Balaghah, jilid I, halaman 97-100. Ibnu Abil Hadid mengetengahkan suatu keterangan tentang situasi pada saat terbai'atnya Abu Bakar r.a. sebagai Khalifah . Keterangan itu dikutipnya dari penuturan Al-Barra' bin Azib, seorang yang sangat besar simpatinya kepada Bani Hasyim. (
)
Berikut keterangan tersebut:
"Aku adalah orang yang tetap mencintai Bani Hasyim," kata Al-Barra' bin Azib. "Pada waktu Rasulullah SAW mangkat, aku sangat khawatir kalau-kalau orang Quraisy sudah punya rencana hendak menjauhkan orang-orang Bani Hasyim dari masalah itu, yakni masalah kekhalifahan. Aku bingung sekali, seperti bingungnya seorang ibu yang kehilangan anak kecil.
Padahal waktu itu aku masih sedih disebabkan oleh wafatnya Rasulullah SAW. Aku ragu-ragu menemui orang-orang Bani Hasyim, yang ketika itu sedang berkumpul di kamar Rasulullah SAW. Wajah mereka kuamat-amati dengan penuh perhatian. Demikian juga air muka orang-orang Quraisy.
Demikian itulah keadaanku ketika aku melihat Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak berada di tempat itu.
Sementara itu ada orang mengatakan bahwa sejumlah orang sedang berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah . Orang lain lagi mengatakan bahwa Abu Bakar telah dibai'at sebagai Khalifah. ( )
Tak lama kemudian kulihat Abu Bakar bersama-sama Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan sejumlah orang lainnya. Mereka itu tampaknya habis menghadiri pertemuan yang baru saja diadakan di Saqifah Bani Sa'idah.
Kulihat juga hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka ditarik; dihadapkan dan dipegangkan tangannya kepada tangan Abu Bakar sebagai tanda pernyataan bai'at.
Saat itu hatiku benar-benar terasa berat. "Kemudian malam harinya kulihat Al-Miqdad , Salman , Abu Dzar , Ubadah bin Shamit, Abul Haitsam bin At Taihan, Hudzaifah dan 'Ammar bin Yasir. Mereka ini ingin supaya diadakan musyawarah kembali di kalangan kaum Muhajirin . Berita tentang hal ini kemudian didengar oleh Abu Bakar dan Umar.
Berangkatlah Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Al-Mughirah untuk menjumpai Abbas bin Abdul Mutthalib di rumahnya.
Setelah mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Abu Bakar berkata kepada Abbas: "Allah telah berkenan mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi kepada kalian. Allah pun telah mengaruniakan rahmat-Nya kepada ummat dengan adanya Rasulullah di tengah-tengah mereka, sampai Dia menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendakNya."
"Rasulullah SAW meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri siapa yang akan diangkat sebagai wali (pemimpin) mereka. Kemudian kaum muslimin memilih diriku untuk melaksanakan tugas memelihara dan menjaga kepentingan-kepentingan mereka. Pilihan mereka itu kuterima dan aku akan bertindak sebagai wali mereka. ( )
Dengan pertolongan Allah dan bimbingan-Nya, aku tidak akan merasa khawatir, lemah, bingung ataupun takut. Bagiku tak ada taufik dan pertolongan selain dari Allah. Hanya kepada Allah sajalah aku bertawakkal, kepada-Nya jualah aku akan kembali.
Tetapi, belum lama berselang aku mendengar ada orang yang menentang dan mengucapkan kata-kata yang berlainan dari yang telah dinyatakan oleh kaum muslimin pada umumnya. Orang itu hendak menjadikan kalian sebagai tempat berlindung dan benteng. Sekarang terserahlah kepada kalian, apakah kalian hendak mengambil sikap seperti yang telah diambil oleh orang banyak, ataukah hendak mengubah sikap mereka dari apa yang sudah menjadi kehendak mereka.
Kami datang kepada anda, karena kami ingin agar kalian ambil bagian dalam masalah itu. Kami tahu bahwa anda adalah paman Rasulullah SAW. Demikian juga semua kaum muslimin mengetahui kedudukan anda dan keluarga anda di sisi Rasulullah SAW. Oleh karena itu mereka pasti bersedia meluruskan persoalan bersama-sama anda. Terserahlah kalian, orang-orang Bani Hasyim, sebab Rasulullah dari kami dan dari kalian juga."
Menurut Al-Barra', sampai di situ Umar Ibnul Khattab menukas perkataan Abu Bakar r.a. dengan cara-caranya sendiri yang keras. Kemudian Umar r.a berkata kepada Abbas: "Kami datang bukan kerena butuh kepada kalian, tetapi kami tidak suka ada orang-orang muslimin dari kalian yang turut menentang. Sebab dengan cara demikian kalian akan lebih banyak menumpuk kayu bakar di atas pundak kaum muslimin. Lihatlah nanti apa yang akan kalian saksikan bersama-sama kaum muslimin." ( )
Menanggapi ucapan Abu Bakar r.a. serta Umar r.a. tadi, menurut catatan Al-Barra', waktu itu Abbas menjawab:
"…Sebagaimana anda katakan tadi, benarlah bahwa Allah telah mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum muslimin. Dengan itu Allah telah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Allah menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendak-Nya. Rasulullah telah meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri urusan mereka dan memilih sendiri siapa yang akan diangkat menjadi pemimpin mereka. Mereka tetap berada di dalam kebenaran dan telah menjauhkan diri dari bujukan hawa nafsu.
Jika atas nama Rasulullah SAW anda minta kepadaku supaya aku turut ambil bagian, sebenarnya hak kami sudah anda ambil lebih dulu. Tetapi jika anda mengatas-namakan kaum muslimin, kami ini pun sebenarnya adalah bagian dari mereka.
Dalam persoalan kalian itu, kami tidak mengemukakan hal yang berlebih-lebihan. Kami tidak mencari pemecahan melalui jalan tengah dan tidak pula hendak menambah ruwetnya persoalan. Jika sekiranya persoalan itu sudah menjadi kewajiban anda terhadap kaum muslimin, kewajiban itu tidak ada artinya jika kami tidak menyukainya.
Alangkah jauhnya apa yang telah anda katakan tadi, bahwa di antara kaum muslimin ada yang menentang, di samping ada lain-lainnya lagi yang condong kepada anda. Apa yang anda katakan kepada kami, kalau hal itu memang benar sudah menjadi hak anda kemudian hak itu hendak anda berikan kepada kami, sebaiknya hal itu janganlah anda lakukan. Tetapi jika memang menjadi hak kaum muslimin, anda tidak mempunyai wewenang untuk menetapkan sendiri.( )
Namun jika hal itu menjadi hak kami, kami tidak rela menyerahkan sebagian pun kepada anda. Apa yang kami katakan itu sama sekali bukan berarti bahwa kami ingin menyingkirkan anda dari urusan kekhalifahan yang sudah anda terima. Kami katakan hal itu semata-mata karena tiap hujjah memerlukan penjelasan.
Adapun ucapan anda yang mengatakan 'Rasulullah dari kami dan dari kalian juga', maka beliau sesungguhnya berasal dari sebuah pohon dan kami adalah cabang-cabangnya, sedangkan kalian adalah tetangga-tetangganya.
Mengenai yang anda katakan, hai Umar, tampaknya anda khawatir terhadap apa yang akan diperbuat oleh orang banyak terhadap kami. Sebenarnya itulah yang sejak semula hendak kalian katakan kepada kami. Tetapi hanya kepada Allah sajalah kami mohon pertolongan.
Berikut keterangan tersebut:
"Aku adalah orang yang tetap mencintai Bani Hasyim," kata Al-Barra' bin Azib. "Pada waktu Rasulullah SAW mangkat, aku sangat khawatir kalau-kalau orang Quraisy sudah punya rencana hendak menjauhkan orang-orang Bani Hasyim dari masalah itu, yakni masalah kekhalifahan. Aku bingung sekali, seperti bingungnya seorang ibu yang kehilangan anak kecil.
Padahal waktu itu aku masih sedih disebabkan oleh wafatnya Rasulullah SAW. Aku ragu-ragu menemui orang-orang Bani Hasyim, yang ketika itu sedang berkumpul di kamar Rasulullah SAW. Wajah mereka kuamat-amati dengan penuh perhatian. Demikian juga air muka orang-orang Quraisy.
Demikian itulah keadaanku ketika aku melihat Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak berada di tempat itu.
Sementara itu ada orang mengatakan bahwa sejumlah orang sedang berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah . Orang lain lagi mengatakan bahwa Abu Bakar telah dibai'at sebagai Khalifah. ( )
Tak lama kemudian kulihat Abu Bakar bersama-sama Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan sejumlah orang lainnya. Mereka itu tampaknya habis menghadiri pertemuan yang baru saja diadakan di Saqifah Bani Sa'idah.
Kulihat juga hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka ditarik; dihadapkan dan dipegangkan tangannya kepada tangan Abu Bakar sebagai tanda pernyataan bai'at.
Saat itu hatiku benar-benar terasa berat. "Kemudian malam harinya kulihat Al-Miqdad , Salman , Abu Dzar , Ubadah bin Shamit, Abul Haitsam bin At Taihan, Hudzaifah dan 'Ammar bin Yasir. Mereka ini ingin supaya diadakan musyawarah kembali di kalangan kaum Muhajirin . Berita tentang hal ini kemudian didengar oleh Abu Bakar dan Umar.
Berangkatlah Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Al-Mughirah untuk menjumpai Abbas bin Abdul Mutthalib di rumahnya.
Setelah mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Abu Bakar berkata kepada Abbas: "Allah telah berkenan mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi kepada kalian. Allah pun telah mengaruniakan rahmat-Nya kepada ummat dengan adanya Rasulullah di tengah-tengah mereka, sampai Dia menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendakNya."
"Rasulullah SAW meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri siapa yang akan diangkat sebagai wali (pemimpin) mereka. Kemudian kaum muslimin memilih diriku untuk melaksanakan tugas memelihara dan menjaga kepentingan-kepentingan mereka. Pilihan mereka itu kuterima dan aku akan bertindak sebagai wali mereka. ( )
Dengan pertolongan Allah dan bimbingan-Nya, aku tidak akan merasa khawatir, lemah, bingung ataupun takut. Bagiku tak ada taufik dan pertolongan selain dari Allah. Hanya kepada Allah sajalah aku bertawakkal, kepada-Nya jualah aku akan kembali.
Tetapi, belum lama berselang aku mendengar ada orang yang menentang dan mengucapkan kata-kata yang berlainan dari yang telah dinyatakan oleh kaum muslimin pada umumnya. Orang itu hendak menjadikan kalian sebagai tempat berlindung dan benteng. Sekarang terserahlah kepada kalian, apakah kalian hendak mengambil sikap seperti yang telah diambil oleh orang banyak, ataukah hendak mengubah sikap mereka dari apa yang sudah menjadi kehendak mereka.
Kami datang kepada anda, karena kami ingin agar kalian ambil bagian dalam masalah itu. Kami tahu bahwa anda adalah paman Rasulullah SAW. Demikian juga semua kaum muslimin mengetahui kedudukan anda dan keluarga anda di sisi Rasulullah SAW. Oleh karena itu mereka pasti bersedia meluruskan persoalan bersama-sama anda. Terserahlah kalian, orang-orang Bani Hasyim, sebab Rasulullah dari kami dan dari kalian juga."
Menurut Al-Barra', sampai di situ Umar Ibnul Khattab menukas perkataan Abu Bakar r.a. dengan cara-caranya sendiri yang keras. Kemudian Umar r.a berkata kepada Abbas: "Kami datang bukan kerena butuh kepada kalian, tetapi kami tidak suka ada orang-orang muslimin dari kalian yang turut menentang. Sebab dengan cara demikian kalian akan lebih banyak menumpuk kayu bakar di atas pundak kaum muslimin. Lihatlah nanti apa yang akan kalian saksikan bersama-sama kaum muslimin." ( )
Menanggapi ucapan Abu Bakar r.a. serta Umar r.a. tadi, menurut catatan Al-Barra', waktu itu Abbas menjawab:
"…Sebagaimana anda katakan tadi, benarlah bahwa Allah telah mengutus Muhammad SAW sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum muslimin. Dengan itu Allah telah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Allah menetapkan sendiri apa yang menjadi kehendak-Nya. Rasulullah telah meninggalkan ummatnya supaya mereka menyelesaikan sendiri urusan mereka dan memilih sendiri siapa yang akan diangkat menjadi pemimpin mereka. Mereka tetap berada di dalam kebenaran dan telah menjauhkan diri dari bujukan hawa nafsu.
Jika atas nama Rasulullah SAW anda minta kepadaku supaya aku turut ambil bagian, sebenarnya hak kami sudah anda ambil lebih dulu. Tetapi jika anda mengatas-namakan kaum muslimin, kami ini pun sebenarnya adalah bagian dari mereka.
Dalam persoalan kalian itu, kami tidak mengemukakan hal yang berlebih-lebihan. Kami tidak mencari pemecahan melalui jalan tengah dan tidak pula hendak menambah ruwetnya persoalan. Jika sekiranya persoalan itu sudah menjadi kewajiban anda terhadap kaum muslimin, kewajiban itu tidak ada artinya jika kami tidak menyukainya.
Alangkah jauhnya apa yang telah anda katakan tadi, bahwa di antara kaum muslimin ada yang menentang, di samping ada lain-lainnya lagi yang condong kepada anda. Apa yang anda katakan kepada kami, kalau hal itu memang benar sudah menjadi hak anda kemudian hak itu hendak anda berikan kepada kami, sebaiknya hal itu janganlah anda lakukan. Tetapi jika memang menjadi hak kaum muslimin, anda tidak mempunyai wewenang untuk menetapkan sendiri.( )
Namun jika hal itu menjadi hak kami, kami tidak rela menyerahkan sebagian pun kepada anda. Apa yang kami katakan itu sama sekali bukan berarti bahwa kami ingin menyingkirkan anda dari urusan kekhalifahan yang sudah anda terima. Kami katakan hal itu semata-mata karena tiap hujjah memerlukan penjelasan.
Adapun ucapan anda yang mengatakan 'Rasulullah dari kami dan dari kalian juga', maka beliau sesungguhnya berasal dari sebuah pohon dan kami adalah cabang-cabangnya, sedangkan kalian adalah tetangga-tetangganya.
Mengenai yang anda katakan, hai Umar, tampaknya anda khawatir terhadap apa yang akan diperbuat oleh orang banyak terhadap kami. Sebenarnya itulah yang sejak semula hendak kalian katakan kepada kami. Tetapi hanya kepada Allah sajalah kami mohon pertolongan.
(mhy)