3 Klasifikasi Hati yang Membuat Manusia Gampang Berubah

Sabtu, 02 Januari 2021 - 09:58 WIB
loading...
3 Klasifikasi Hati yang Membuat Manusia Gampang Berubah
Para ulama mengklasifikasikan hati dalam beberapa karakter. Pembagian ini penting agar kita memiliki cara yang tepat dalam bersikap. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hati manusia sangat mudah berubah. Ia akan cepat terpengaruh oleh sesuatu. Karena itu, hati manusia disebut al-qalb karena proses perubahannya (at taqallub) yang begitu cepat. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyebut hati dengan berbagai perumpamaan .

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya perumpamaan hati itu laksana bulu yang tertempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin sehingga terbalik. "(HR. Ahmad)

(Baca juga: Ketika Bepergian, Jangan Lupa Perhatikan 7 Adab Ini )

Perumpamaan ini sesungguhnya menggambarkan 'ketidakstabilan' hati, fluktuatif, gampang, dan terenyuh oleh sesuatu. Karena gampangnya hati itu kena pengaruh, maka kita perlu membekali diri agar hati selalu stabil dalam keimanan dan ketakwaan .

Hati adalah parameter amal. Diterima atau tidak sebuah amal itu tergantung bersih tidaknya hati. Hatilah yang mendorong keberadaan amal, kualitas maupun kuantitas, benar atau, sunah atau bid'ah dan sebagainya.

(Baca juga: 7 Cara Terapi Menghilangkah Kegelisahan Hati )

Coba kita renungkan, mengapa zaman sekarang marak dengan berbagai kejahatan, kerusakan, perselingkuhan, kerusuhan, keka- cauan dan penyelewengan? Mengapa menegakkan kebenaran tak ubahnya memegang bara atau menegakkan benang basah? Itu semua akibat penyakit yang telah merajalela, merusak dan mematikan harkat kemanusiaan.

Hati tak lagi memiliki sensitifitas, tidak mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Karena cepatnya perubahan hati itulah kita perlu menjaga dan mengendalikan hati ini sebaik-baiknya.

(Baca juga: Ngeri, Banyak Manusia Celaka Karena Kotornya Hati )

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al 'Araf 179)

(Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Resmi Naik, Awas Memicu Bengkaknya Tunggakan )

Para ulama mengklasifikasikan hati dalam beberapa karakter. Pembagian ini penting agar kita memiliki cara yang tepat dalam bersikap. Setiap karakter berbeda tuntutan dan sikap yang harus kita berikan. Dalam dakwah menyatukan hati manusia dalam kebenaran, ketaatan, dalam cinta dan berjuang di jalannya, hati merupakan persoalan yang harus mendapatkan pnenggarapan serius. Karena dakwah bukan hanya memindahkan materi, tetapi lebih penting adalah bagaimana menyentuh dan membangkitkan hati untuk tahu, mau dan mampu untuk beramal serta ikhlas didalamnya.

Menurut Asy Syaikh Said Hawwa dalam kitab 'Jalan Ruhani' yang dimaksud dengan hati mencakup dua hal. Pertama, segumpal daging sanubari yang terletak di sebelah kiri dada. Ia adalah daging yang istimewa, di dalamnya terdapat rongga yang berisikan darah, itulah sumber dan pusat dari ruh. Dan pengertian ini lebih pada pendekatan dunia kedokteran.

(Baca juga: Ratusan Warga Israel Terinfeksi COVID-19 Setelah Disuntik Vaksin Pfizer )

Kedua, rasa ruhaniyah yang halus yang berkaitan dengan hati ruhani (ukhrawi) dan perasaan halus itu adalah hakikat dari manusia. Ialah yang tahu, mengerti dan paham. Ialah yang mendapat perintah, yang dicela, diberi sanksi dan mendapat tuntutan. Ia memiliki hubungan dengan hati jasmani (bendawi). Akal manusia bingung untuk mengetahui letak hubungan dan pertaliannya, padahal pertaliannya (hubungan antara hati ruhaniah dan hati Jasmani) sama dengan hubungan antara watak dengan jasad, antara sifat dan yang disifati, antara pemakai alat dengan alat itu sendiri, antara sesuatu yang menempati tempat itu sendiri.

Hubungan inilah yang mendasari bahwa gerak hati ruhani merupakan sumber inspirasi bagi hati jasmani yang diimplementasi dalam sikap dan watak manusia.

(Baca juga: Masyarakat yang Pulang Liburan Disarankan Karantina di Rumah 7 Hari )
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1411 seconds (0.1#10.140)