Berlemah Lemah Lembut Kepada Perempuan adalah Akhlak yang Mulia
loading...
A
A
A
Perbuatan yang makruf bukan sekadar dalam bentuk tutur kata yang baik . Perbuatan makruf pada hakikatnya adalah pribadi yang memiliki perilaku taat kepada Allah dan rasul-Nya serta memuliakan sesama manusia atau memiliki akhlak yang baik kepada sesama.
Termasuk akhlak yang dipuji Rasulullah Shallahu 'alaihi wa aallam adalah akhlak sesorang laki-laki kepada perempuan. Rasulullah senantiasa memberikan wasiat agar berbuat baik kepada kaum perempuan. Lelaki hendaknya berlemah lembut serta berbuat baik kepada perempuan sebab kondisi mereka. Terlebih lagi, seorang suami tak bisa lepas dari peran istri.
Seorang yang bisa mengurus semua kebutuhan sang lelaki. Allah SWT berfirman, "Dan bergaullah dengan mereka secara patut (dengan cara yang baik)... " (QS an-Nisaa :19)
(Baca juga: Sering Terlewatkan, Yuk Amalkan 8 Sunnah Sehari-hari Ini! )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ, فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.”
(HR. Muslim)
(Baca juga: Mandrasah Pertama yang Menggodok Keilmuan Imam Syafi'i )
Jelas sekali Allah Ta’ala menciptakan wanita dari tulang rusuk yang bengkok, sampai kapanpun tulang itu tidak akan pernah bisa lurus, maka ketika berusaha untuk meluruskannya yang ada akan patah, karena mengayomi seorang wanita tidak bisa dengan cara paksaan. Harus selalu berlemah lembut dalam menghadapi setiap gerak-geriknya.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisaa : 1)
(Baca juga: Ngerinya Hutang Zina, Jangan Diremehkan! )
Jadi, janganlah menjadi seorang laki-laki yang mudah menumpahkan kemarahan kepada perempuan atau istrinya. Suami harus bisa menaahan setiap amarah yang senantiasa hendak keluar. Karena sesungguhnya orang yang kuat itu adalah dia yang bisa menahan dan tidak melampiaskan amarahnya.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ“
“Orang yang kuat bukanlah jago gulat, namun orang yang kuat adalah yang mampu menahan diri manakala marah”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
(Baca juga: Tren Tingkat Kelahiran Anak di Dunia Menurun )
Kala itu ada sahabat yang mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kemudian dia meminta kepada Nabi sebuah wasiat. Kemudian Nabi mewasiatinya dengan ucapan “jangan marah, jangan marah, jangan marah”. Itu wasiat indah Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Termasuk akhlak yang dipuji Rasulullah Shallahu 'alaihi wa aallam adalah akhlak sesorang laki-laki kepada perempuan. Rasulullah senantiasa memberikan wasiat agar berbuat baik kepada kaum perempuan. Lelaki hendaknya berlemah lembut serta berbuat baik kepada perempuan sebab kondisi mereka. Terlebih lagi, seorang suami tak bisa lepas dari peran istri.
Seorang yang bisa mengurus semua kebutuhan sang lelaki. Allah SWT berfirman, "Dan bergaullah dengan mereka secara patut (dengan cara yang baik)... " (QS an-Nisaa :19)
(Baca juga: Sering Terlewatkan, Yuk Amalkan 8 Sunnah Sehari-hari Ini! )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ, فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.”
(HR. Muslim)
(Baca juga: Mandrasah Pertama yang Menggodok Keilmuan Imam Syafi'i )
Jelas sekali Allah Ta’ala menciptakan wanita dari tulang rusuk yang bengkok, sampai kapanpun tulang itu tidak akan pernah bisa lurus, maka ketika berusaha untuk meluruskannya yang ada akan patah, karena mengayomi seorang wanita tidak bisa dengan cara paksaan. Harus selalu berlemah lembut dalam menghadapi setiap gerak-geriknya.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisaa : 1)
(Baca juga: Ngerinya Hutang Zina, Jangan Diremehkan! )
Jadi, janganlah menjadi seorang laki-laki yang mudah menumpahkan kemarahan kepada perempuan atau istrinya. Suami harus bisa menaahan setiap amarah yang senantiasa hendak keluar. Karena sesungguhnya orang yang kuat itu adalah dia yang bisa menahan dan tidak melampiaskan amarahnya.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ“
“Orang yang kuat bukanlah jago gulat, namun orang yang kuat adalah yang mampu menahan diri manakala marah”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
(Baca juga: Tren Tingkat Kelahiran Anak di Dunia Menurun )
Kala itu ada sahabat yang mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kemudian dia meminta kepada Nabi sebuah wasiat. Kemudian Nabi mewasiatinya dengan ucapan “jangan marah, jangan marah, jangan marah”. Itu wasiat indah Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ