Canda Ala Sufi: Aku Bukan Manusia, dan Bukalah Pintu, Insya Allah

Sabtu, 09 Januari 2021 - 15:39 WIB
loading...
Canda Ala Sufi: Aku Bukan Manusia, dan Bukalah Pintu, Insya Allah
Nashruddin Hoja. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Berikut Canda Ala Sufi terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.

Baca juga
: Canda Ala Sufi: Keledai dan Anjing, Silakan Kencing Wahai Jagoan!

Aku Bukan Manusia


Suatu saat, Nashruddin melepas bajunya dan duduk berbaring di atas kuburan. Tiba-tiba, angin tertiup dengan kencang sehingga pakaiannya terbawa angin; entah ke mana.

Nashruddin mengejarnya dengan berlari. Tak lama, datanglah beberapa orang penunggang kuda. Begitu melihat Nashruddin sendirian di kuburan tanpa pakaian yang cukup dan melompat-lompat dari satu batu ke batu yang lain, mereka pun ketakutan. Mereka lalu berkata padanya, "Hai, apa yang sedang kau lakukan di sini?"



Nashruddin menjawab, "Aku penghuni kuburan ini dan telah meninggalkan dunia ini beberapa puluh tahun lalu. Aku keluar dari kuburan ini karena wuduku batal. Setelah berwudu, aku akan kembali lagi ke sana, tapi aku bukan manusia."

Inilah Urusanku

Salah seorang tetangga dekat Nashruddin bertanya padanya, "Aku bingung ketika mendengar keributan dan teriakan di rumahmu. Apa gerangan yang terjadi?"

Nashruddin menjawab, "Aku berkelahi dengan istriku; dia menarik bajuku dan kemudian terjatuh dari tangga serta berteriak sehingga menimbulkan kegaduhan."

Orang itu kembali bertanya, "Jika istrimu jatuh dari tangga, mengapa ada juga suara gemerincing?"

Nashruddin menjawab, "Diam, wahai saudaraku, mengapa engkau selalu ingin tahu urusan orang lain? Ini adalah urusanku..."

Baca juga
: Canda Ala Sufi: Pipa, Pindah Rumah, dan Kuah Itik

Ucapkan Insya Allah

Suatu malam, Nashruddin berkata pada istrinya, "Jika cuaca esok hari cerah dan bersahabat, saya akan pergi mencari kayu."

Istrinya lalu berkata padanya, "Katakan, Insya Allah."

Nashruddin menimpali, "Tentu, segala sesuatu bisa terjadi."
Kemudian, mereka pun tidur.

Esok harinya, Nashruddin berangkat. Di tengah jalan, dia bertemu dengan sekelompok penunggang kuda. Mereka memanggil Nashruddin dan bertanya padanya, "Manakah jalan yang menuju desa Falaniyah?"

Nashruddin menjawab,"Aku tidak tahu."

Serta-merta, mereka pun marah; memukuli dan memaksa Nashruddin mengantarkan mereka ke desa itu.

Mereka berkata, "Berjalanlah di depan kami dan antarkan kami ke desa itu."

Tak lama, turunlah hujan dengan lebat sehingga seluruh pakaiah dan tubuh Nashruddin basah-kuyup. Nashruddin mengantarkan mereka hingga tengah malam. Dalam keadaan sakit dan terluka, dia pun pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, Nashruddin mengetuk pintu. Istrinya bertanya, "Siapakah itu?"

Nashruddin menjawab, "Aku, wahai istriku.... Bukalah pintu insya Allah." ( )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)