12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 6/Tamat)

Senin, 11 Januari 2021 - 11:33 WIB
loading...
12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 6/Tamat)
Tawassul artinya mengambil sarana/wasilah agar doa (ibadahnya) lebih diterima dan dikabulkan. Foto/ilustrasi berdoa
A A A
Berdoa dengan tawassul adalah amalan yang disunnahkan karena di dalamnya terdapat kebaikan. Tawassul artinya mengambil sarana/wasilah agar doa (ibadahnya) lebih diterima dan dikabulkan.

Bisa juga diartikan segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu. Berikut lanjutan dalil berdoa dengan tawassul.

[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Jangan Gagal Paham (1)]

11. Hadis Riwayat Imam Al-Baihaqi
Telah diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Kitab "Dalailun Nubuwah" dengan sanad yang sahih. Berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم: Ketika Nabi Adam melakukan kesalahan, ia bertaubat dan berkata: "Ya Rabb, aku mohon pada-Mu dengan hak Muhammad supaya engkau ampuni aku. Maka Allah menjawab: "Hai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad sedang ia belum dijadikan? Adam menjawab: 'Ya Rabb, setelah Engkau jadikan aku, aku mengangkat kepala melihat ke tiang Arsy di mana tertulis nama Nabi Muhammad. Maka aku tahu bahwa Engkau tidak akan menyertakan Nama-Mu kecuali dengan nama orang yang Engkau kasihi."

Maka Allah menjawab (padahal Allah Maha Tahu): "Engkau benar hai Adam, ia adalah seorang laki-laki yang paling Aku kasihi, kalau engkau memohon kepada Aku dengan haknya, engkau Aku ampuni. Kalau tidaklah karena dia, engkau tidak akan Aku jadikan." (HR Imam Al-Baihaqi, Imam Hakim dan Imam at-Thabrani)

Kesimpulannya, Nabi Adam bertawassul dengan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم walaupun Nabi Muhammad belum diwujudkan ke dunia ketika itu.

12. Kisah Imam Malik dan Khalifah Manshur
Diceritakan, Khalifah Abbasiyah yang ke II Manshur naik Haji ke Makkah dari Bagdad. Sesudah mengerjakan Haji beliau datang ke Madinah untuk menziarahi makam Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Ketika itu Imam Malik bin Anas (Pendiri Mazbab Maliki) ada bersama beliau di Masjid Nabawi Madinah. Khalifah Manshur bertanya kepada Imam Malik:

"Hai Abu Abdillah (gelar Imam Malik)! Sesudah ziarah dan hendak berdoa, apakah saya harus menghadap Ka'bah atau berdoa menghadap Rasulullah?" Imam Malik menjawab: "Janganlah engkau palingkan mukamu dari padanya karena beliau adalah wasilah engkau dan wasilah bapak engkau Adam kepada Allah."

Menghadaplah kepada beliau dan minta syafaatlah dengan beliau, maka Allah akan memberi syafaat-Nya kepadamu. Allah berfirman: "Kalau manusia ini menganiaya dirinya (dengan berbuat dosa) datang menghadapmu (Hai Muhammad), maka mereka minta ampun kepada Allah (di hadapanmu) dan Rasul meminta ampunkan pula, niscaya Allah Penerima taubat dan Penyayang". (Lihat Syawahidul Haq halaman 156)

Kisah ini diterangkan oleh Qadhi Ijadh dalam Kitab Syifa' dan oleh Imam Qasthalan dalam Kitab Muwahibuladuniyah, oleh Imam Subki dalam Kitab "Syifaus Siqam fi Ziyarati Khairil Anaam" oleh Sayid Samhudi dalam kitab Khulasatul Wafa' dan oleh Imam Ibnu Hajar dalam Kitab Tuhfatuz Zuwar.

Berkata Ibnu Hajar, bahwa cerita Imam Malik dan Khalifah Manshur itu adalah cerita yang sahih berdasarkan sanad-sanad yang baik. Kisah ini mendapat perhatian sungguh dari ulama-ulama ahli hukum syariat karena yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah wasilah Khalifah dan wasilah Adam, adalah Imam Malik seorang ulama Islam yang terkenal, pengarang Kitab Al-Muwatha'.

Apakah kisah ini dapat dijadikan dalil, tetapi setidaknya dapat diambil kesimpulan bahwa kisah ini memperkuat hadis-hadis yang disebutkan sebelumnya. Apalahi diketahui bahwa Imam Malik adalah orang yang mengamalkan doa-doa dengan tawassul itu.

Kalau kita buka kitab-kitab hadis seluruhnya niscaya kita akan mendapat banyak dalil yang membuktikan bahwa amal tawassul itu adalah amal yang dikerjakan para Nabi, sahabat Nabi, Tabi'in, Imam-imam yang empat dan ulama-ulama dari dulu sampai sekarang.

[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 5)]

Sumber:
KH Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama Jilid 1 Cetakan ke-33, Penerbit Pustaka Tarbiyah Jakarta 2003

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)