Dahsyatnya Manfaat dan Keutamaan Salat Dhuha

Minggu, 17 Januari 2021 - 08:13 WIB
loading...
Dahsyatnya Manfaat  dan Keutamaan Salat Dhuha
Beberapa manfaat dari salat Dhuha di antaranya adalah untuk memperlancarkan, melapangkan dan mempermudahkan rezeki, menghapus dosa-dosa, mendapatkan pahala salat sunnah dan masih banyak lagi. Foto ilustrasi/ist
A A A
Salat Dhuha adalah salah satu salat sunnah yang istimewa . Ada banyak manfaat dan keutamaan jika seorang muslim rutin melaksanakan salat sunnah ini. Ibadah salat Dhuha juga merupakan cara meningkatkan amal ibadah , serta cara meningkatkan akhlak manusia.

Bagi kaum muslimah terutama para ibu rumah tangga, yang banyak waktu luang di rumah, sangat sayang jika melewatkan waktu Dhuha tanpa mengerjakan salat sunnah. Rentang waktu salat Dhuha cukup lebar yaitu 15 menit dari terbitnya matahari sampai 15 menit sebelum waktu Dzuhur.



Jadi salat Dhuha bisa dilaksanakan sebelum berangkat mengerjakan aktifitas harian, ataupun setelah tiba di tempat kerja atau sekolah. Rasanya rugi kalau kita tidak menyempatkan sedikit waktu untuk melakukan salat Dhuha . Meskipun sifatnya sunnah, tapi salat Dhuha memiliki banyak sekali keutamaan.

Salat Dhuha memiliki nilai yang sama seperti nilai amalan seperti keutamaan sedekah . Sedekah yang dimaksud adalah sedekah yang diperlukan oleh 360 persendian tubuh kita terlebih jika kita ikhlas mengerjakannya. Orang Islam yang mengerjakan salat Dhuha akan memperoleh ganjaran pahala sebanyak persendian itu. Sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (SAW) :

“Di setiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah , setiap tasbih (ucapan Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah , mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha sebanding dengan pahala semua itu.”



Artinya, meskipun sifatnya sunnah, tapi salat Dhuha memiliki banyak sekali keutamaan. Dengan berkah dan keutamaannya yang sangat banyak, maka jika orang-orang sadar akan keutamaan salat Dhuha , pasti mereka tidak akan melewatkannya. Di antara keutamaannya, salat Dhuha dapat menggantikah kewajiban sedekah seluruh persendian.

Dalam redaksi lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (Subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (Laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah , dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan salat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim).

Hadis itu menunjukkan keutamaan salat Dhuha. Meski salat Dhuha dilakukan dengan minimalnya adalah dua rakaat. Sedekah adalah segala bentuk kebaikan, bukan hanya terbatas bersedekah dengan harta. Salat Dhuha bisa menggantikan sedekah dengan seluruh persendian.



Hadis yang lain :

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعاً ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللهُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan empat rakaat salat Dhuha dan menambahkannya sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Muslim). Ya, salat Dhuha boleh dengan empat rakaat, caranya bisa dengan dua rakaat salam dan dua rakaat salam. Dari hadis ini disimpulkan bahwa tidak ada rakaat maksimal untuk salat Dhuha, boleh lebih dari empat, delapan, atau dua belas rakaat.

وَعَنْ أُمِّ هَانِىءٍ فَاخِتَةَ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : ذَهَبْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، عَامَ الفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ ، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ غُسْلِهِ ، صَلَّى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ، وَذَلِكَ ضُحىً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ . وَهَذَا مُخْتَصَرُ لَفْظِ إِحْدَى رِوَايَاتِ مُسْلِمٍ.

Dari Ummu Hani’ Fakhitah binti Abu Thalib radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu Makkah, maka aku mendapati beliau sedang mandi. Ketika beliau selesai dari mandinya, beliau melakukan salat delapan rakaat, dan itu pada waktu Dhuha.” (Muttafaqun ‘alaih) dan (HR. Bukhari Muslim).



Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan salat Dhuha delapan rakaat. Apa yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan delapan rakaat bukan menunjukkan batasan salat Dhuha itu delapan rakaat. Pendapat paling kuat, salat Dhuha tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Dalam riwayat hadis ini, disebutkan bahwa Fakhitah mengucapkan salam pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berarti hal ini menunjukkan bahwa boleh wanita mengucapkan salam pada pria selama aman dari godaan.

Dijelaskan juga bahwa dibolehkan melakukan salat Dhuha mulai dari meningginya matahari sampai tergelincirnya. Namun yang lebih utama dilakukan ketika hari makin panas (menjelang makin siang atau beberapa menit sebelum dzuhur) dan meningginya waktu Dhuha.

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia melihat satu kaum yang melakukan salat Dhuha , Zain pun berkata, “Tidakkah mereka tahu bahwa salat di waktu selain ini lebih utama, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Salat orang-orang yang bertaubat itu adalah ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan (karena matahari)." (HR. Muslim).
Tarmadhu adalah panas yang sangat (menjelang makin siang).



Makna hadis adalah salat Dhuha disebut dengan salat awwabin, yaitu salat orang-orang yang kembali kepada Allah setelah sebelumnya lalai, penuh dosa, akhirnya mengingat-Nya dan bertaubat. Dahulu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa merutinkan salat Dhuha. Boleh memuji orang yang taat selama tidak keluar dari aturan syariat. Waktu salat Dhuha yang paling afdol adalah makin panas (menjelang makin siang). Salat badiyah Maghrib (enam rakaat setelah Maghrib) ada yang menyebutnya pula dengan salat awwabin, namun hadisnya tidak shahih. Namun salat badiyah Maghrib yang dua rakaat tetap ada tuntunan karena termasuk salat sunnah rawatib yang dianjurkan dijaga. Masih boleh melakukan salat sunnah di masjid.

Sedangkan hadis dari Zaid bin Tsabit yang menyatakan “Salatlah kalian, wahai manusia, di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baiknya salat adalah salat seseorang di rumahnya, kecuali salat wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka yang dimaksud hadis Zaid ini menunjukkan afdaliyah, yaitu salat sunnah lebih afdol di rumah. Namun di masjid, tetap masih dibolehkan.



Manfaat dan Keutamaan Salat Dhuha

Dari rangkaian hadis di atas, tergambarkan bahwa banyak manfaat dan keutamaan bagi setiap muslim yang mengerjakan Salat Dhuha. Beberapa manfaat di antaranya adalah untuk memperlancarkan, melapangkan dan mempermudahkan rezeki, menghapus dosa-dosa, mendapatkan pahala salat sunnah dan masih banyak lagi.

Dinukil dari buku 'Shalat Seperti Nabi: Petunjuk Pelaksanaan Shalat Sejak Takbir Hingga Salam' karya Hasan bin Ali as-Saqqaf, disebutkan beberapa keutamaan dari Salat Dhuha ini sebagai berikut:

1. Wasiat Khusus dari Rasulullah

Salat dhuha diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk menjadi amal harian.

“Kekasihku –Rasulullah SAW- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan salat dhuha dua raka’at dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)



2. Salat Awwabin

Salat dhuha adalah salat awwabin, yakni salatnya orang-orang yang taat. Merutinkan salat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat salat Dhuha karena ia adalah salat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)

3. Dua rakaat dhuha senilai 360 sedekah

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan salat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)



4. Empat rakaat Dhuha membawa kecukupan

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

5. Ghanimah (Keuntungan) banyak

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).

6. Berpahala umrah

Mengerjakan salat dhuha tentunya akan mendapatkan pahala. Pahala dari shalat dhuha setara dengan pahala mengerjakan umrah.



Sesuai dengan isi hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah. (Shahih al-Targhib : 673)

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2486 seconds (0.1#10.140)