Jalan Menjadi Muslimah Kaffah : Ikhlas Beramal Hanya Karena Allah
loading...
A
A
A
Saat ini, manusia sedang memasuki zaman penuh fitnah . Era akhir zaman yang penuh huru-hara dalam setiap keadaan. Para muslimah yang tidak mendekat kepada Allah Ta'ala dengan memperkuat ibadah , pelan tapi pasti akan terseret pada pergaulan yang sangat merisaukan dan penuh fitnah seperti era sekarang ini.
Ya, tidak bisa dipungkiri zaman sekarang memang banyak kaum remaja yang lebih memilih untuk mendatangi tempat-tempat yang t idak bermanfaat seperti mall, bioskop, kafé dan lain sebagainya. Mereka lebih memilih tempat seperti itu dibanding tempat-tempat yang bermanfaaat seperti majlis ilmu.
Padahal kalau kita pikirkan dengan baik, majejlis ilmu atau kajian itu sangat bermanfaat, selain kita dapat ilmu mendatanginya memasukinya pun kita tidak dipungut biaya sepeserpun. Lantas, mengapa mereka lebih memilih mall, kafé, bioskop dan lain sebagainya? Inilah pentingnya muslimah belajar agama. Muslimah harus berjuang dan belajar menjadi muslimah yang kaffah, yaitu yang teguh menjalankan syariat agamanya.
Muslimah kaffah ialah yang baik akhlaknya, luas ilmunya nan indah syar'i pakaiannya, pergaulannya tejaga serta auratnya senantiasa ia lindungi. Kulitnya yang bercahaya dengan air wudhu dan bibirnya yang indah yang tidak pernah berhenti menyebut kalimat thoyyibah, mata yang jernih karena selalu membaca lembaran-lembaran ayat suci Al-Qur’an, telinganya yang senantiasa mendengar perkataan yang baik-baik serta kakinya yang selalu ia langkah kan ke tempat-tempat majelis ilmu.
Perempuan juga harus cerdas sebab setiap perempuan akan menjadi Ibu madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Sebagaimana dalam peribahasa al-ummu madrasatul ula, yang artinya bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Sehingga seorang Ibu itu dapat mengayomi anak-anaknya sesuai syariat islam.
Muslimah harus menjadikan amal perbuatannya adalah untuk kebaikan akhiratnya. Dan dalam beramal, muslimah harus mengikuti jalur yang telah disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya. Yakni sesuai dengan tuntunan hidayah dan agama yang hak yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Kedua syarat ini harus dipenuhi oleh seseorang bila ia menginginkan amalnya diterima; suatu amal perbuatan tanpa keduanya tidaklah sah.
Dengan kata lain, amal yang ikhlas lagi benar harus dilandasi dengan kedua syarat ini. Amal yang ikhlas ialah amal yang dilakukan karena Allah, dan amal yang benar ialah amal yang mengikuti ketentuan syariat. Secara lahiriah dinilai sah dengan mengikuti peraturan syariat dan secara batiniah dilandasi dengan ikhlas, keduanya ini saling berkaitan erat.
Maka, manakala salah satu dari kedua syarat ini tidak dipenuhi oleh suatu amal, amal tersebut tidak sah. Bila tidak dilandasi oleh ikhlas, berarti pelakunya adalah munafik, yaitu orang-orang yang suka pamer (riya). Orang yang dalam amalnya tidak mengikuti tuntunan syariat, berarti dia sesat dan bodoh. Tetapi bila kedua syarat tersebut terpenuhi, maka amal perbuatannya itu termasuk amal perbuatan orang-orang yang mukmin.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْراهِيمَ خَلِيلاً
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (QS An Nisa:125).
Muslimah yang kaffah akan menjadikan syariat Islam sebagai sistem kehidupannya, bukan hanya sebatas agama ritual semata. Muslimah akan meyakini, di samping memiliki sejumlah konsepsi (fikrah) tentang kebaikan dunia dan akhirat, Islam juga dilengkapi dengan metode operasional (thariqah) untuk menerapkannya, menyebarluaskannya, dan mempertahankan fikrah tersebut.
Thariqah untuk menerapkan Islam adalah dengan membentengi diri dengan syariat Allah Ta'ala, sedangkan thariqah untuk menyebarluaskan Islam adalah dengan dakwah, dan thariqah untuk mempertahankan fikrah Islam adalah dengan uqubat (menerapkan sanksi). Maka dari itu, selain sebagai agama, para muslimah kaffah akan menjadikan syariat Islam sebagai sebuah pegangan hidup, yaitu akidah rasional yang memancarkan aturan ilahi.
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Surat Al-Ma’idah, Ayat 3)
Termasuk bagian dari muslimah yang kaffah adalah dirinya akan menutup auratnya dengan sempurna sesuai standar Al-Qur’an.
وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ
"..Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.. (QS An-Nur : 31)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Al-Ahzab : 59)
Wallahu 'Alam.
Ya, tidak bisa dipungkiri zaman sekarang memang banyak kaum remaja yang lebih memilih untuk mendatangi tempat-tempat yang t idak bermanfaat seperti mall, bioskop, kafé dan lain sebagainya. Mereka lebih memilih tempat seperti itu dibanding tempat-tempat yang bermanfaaat seperti majlis ilmu.
Baca Juga
Padahal kalau kita pikirkan dengan baik, majejlis ilmu atau kajian itu sangat bermanfaat, selain kita dapat ilmu mendatanginya memasukinya pun kita tidak dipungut biaya sepeserpun. Lantas, mengapa mereka lebih memilih mall, kafé, bioskop dan lain sebagainya? Inilah pentingnya muslimah belajar agama. Muslimah harus berjuang dan belajar menjadi muslimah yang kaffah, yaitu yang teguh menjalankan syariat agamanya.
Muslimah kaffah ialah yang baik akhlaknya, luas ilmunya nan indah syar'i pakaiannya, pergaulannya tejaga serta auratnya senantiasa ia lindungi. Kulitnya yang bercahaya dengan air wudhu dan bibirnya yang indah yang tidak pernah berhenti menyebut kalimat thoyyibah, mata yang jernih karena selalu membaca lembaran-lembaran ayat suci Al-Qur’an, telinganya yang senantiasa mendengar perkataan yang baik-baik serta kakinya yang selalu ia langkah kan ke tempat-tempat majelis ilmu.
Perempuan juga harus cerdas sebab setiap perempuan akan menjadi Ibu madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Sebagaimana dalam peribahasa al-ummu madrasatul ula, yang artinya bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Sehingga seorang Ibu itu dapat mengayomi anak-anaknya sesuai syariat islam.
Muslimah harus menjadikan amal perbuatannya adalah untuk kebaikan akhiratnya. Dan dalam beramal, muslimah harus mengikuti jalur yang telah disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya. Yakni sesuai dengan tuntunan hidayah dan agama yang hak yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Kedua syarat ini harus dipenuhi oleh seseorang bila ia menginginkan amalnya diterima; suatu amal perbuatan tanpa keduanya tidaklah sah.
Dengan kata lain, amal yang ikhlas lagi benar harus dilandasi dengan kedua syarat ini. Amal yang ikhlas ialah amal yang dilakukan karena Allah, dan amal yang benar ialah amal yang mengikuti ketentuan syariat. Secara lahiriah dinilai sah dengan mengikuti peraturan syariat dan secara batiniah dilandasi dengan ikhlas, keduanya ini saling berkaitan erat.
Maka, manakala salah satu dari kedua syarat ini tidak dipenuhi oleh suatu amal, amal tersebut tidak sah. Bila tidak dilandasi oleh ikhlas, berarti pelakunya adalah munafik, yaitu orang-orang yang suka pamer (riya). Orang yang dalam amalnya tidak mengikuti tuntunan syariat, berarti dia sesat dan bodoh. Tetapi bila kedua syarat tersebut terpenuhi, maka amal perbuatannya itu termasuk amal perbuatan orang-orang yang mukmin.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْراهِيمَ خَلِيلاً
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (QS An Nisa:125).
Muslimah yang kaffah akan menjadikan syariat Islam sebagai sistem kehidupannya, bukan hanya sebatas agama ritual semata. Muslimah akan meyakini, di samping memiliki sejumlah konsepsi (fikrah) tentang kebaikan dunia dan akhirat, Islam juga dilengkapi dengan metode operasional (thariqah) untuk menerapkannya, menyebarluaskannya, dan mempertahankan fikrah tersebut.
Thariqah untuk menerapkan Islam adalah dengan membentengi diri dengan syariat Allah Ta'ala, sedangkan thariqah untuk menyebarluaskan Islam adalah dengan dakwah, dan thariqah untuk mempertahankan fikrah Islam adalah dengan uqubat (menerapkan sanksi). Maka dari itu, selain sebagai agama, para muslimah kaffah akan menjadikan syariat Islam sebagai sebuah pegangan hidup, yaitu akidah rasional yang memancarkan aturan ilahi.
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Surat Al-Ma’idah, Ayat 3)
Termasuk bagian dari muslimah yang kaffah adalah dirinya akan menutup auratnya dengan sempurna sesuai standar Al-Qur’an.
وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ
"..Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.. (QS An-Nur : 31)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Al-Ahzab : 59)
Wallahu 'Alam.
(wid)