Berikut Ini Hal-hal yang Menyebabkan Su'ul Khatimah

Rabu, 17 Februari 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Allah berfirman, “Maka akibat bagi keduanya, adalah bahwa keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang lalim." (QS Al-Hasyr : 17)

4. Iman yang lemah. Iman yang lemah dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam hatinya, dan bahkan lemahnya iman itu dapat menguasai dan mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, sehingga pengaruhnya tidak tampak dalam melawan jiwa dan menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik.

Akibatnya ia terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan perbuatan maksiat, sehingga noda hitam dosa menumpuk di dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang lemah dalam hati. Dan ketika sakaratul maut datang, cinta Allah semakin melemah manakala ia melihat ia akan berpisah dengan dunia yang dicintainya. Kecintaannya pada dunia sangat kuat, sehingga ia tidak rela meninggalkannya dan tak kuasa berpisah dengannya.

Pada saat yang sama timbul rasa khawair dalam dirinya bahwa Allah murka dan tidak mencintainya. Cina Allah ia mati dalam kondisi iman yang seperti ini, maka ua mendapat su'ul khatimah dan sengsara selamanya.

Sebab yang melahirkan su'ul khatimah ini adalah cinta dan cenderung kepada dunia disertai iman yang lemah yang pada gilirannya mengakibatkan lemahnya cinta kepada Allah. Cinta dunia adalah penyakit yang umumnya menimpa kebanyakan manusia. Jadi, orang yang pada saat mati, hatinya didominasi oleh urusan dunia, maka hal itu mengisi seluruh ruangan dalam hatinya.

Selanjutnya, bila dalam kondisi seperti itu roh keluar dari jasadnya maka hainya tunduk pada dunia, dan terhijab dari tuhannya.

Dihikayatkan bahwa Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malik , saat memasuki kota Madinah untuk berziarah, berkata: "Apakah di Madinah masih ada tokoh yang pernah bertemu sahabat?”

Mereka menjawab, “Ya, masih. Namanya Abu Hazim.”

Lalu ia minta diantar ke tempat Abu Hazim. Sesampainya di depan Abu Hazim, Sulaiman berkata, “Hai Abu Hazim, kenapa kami tak suka mati?”

Abu Hazim menjawab, “Kalian memakmurkan dunia dan menghancurkan akhirat. Maka, kalian tak sudi keluar dari kemakmuran menuju kehancuran.”

Sulaiman berkata, “Benar engkau! Lalu bagaimana posisi kami di sisi Allah?”

Abu Hazim menjawab, “Cocokkan amalmu dengan Kitabullah.”

Sulaiman bertanya, “Di mana hal itu kutemukan?”

Jawab Abu Hazim, “Dalam firman Allah, Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.”

Sulaiman bertanya lagi, “Di mana rahmat Allah?”

Abu Hazim menjawab, “Rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Sulaiman berkata, “Lalu bagaimana pengadilan di depan Allah?”

Abu Hazim menjawab, “Orang yang berbuat baik adalah seperti orang yang telah lama hilang kembali ke keluarganya, sedangkan orang yang berbuat jahat seperti budak yang melarikan diri lalu dihadapkan kepada majikannya.”

Lalu Sulaiman menangis sampai-sampai suaranya meninggi dan tangisannya menyayat hati. Kemudian ia berkata, “Berilah aku wasiat!”

Abu Hazim menjawab, “Awas! Jangan sampai Allah melihatmu pada saat Ia melarangmu atau Ia luput darimu pada saat Ia memerintahkanmu.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2365 seconds (0.1#10.140)