Hati-hati dengan Istidraj dan Ini 5 Ciri-cirinya

Kamis, 18 Februari 2021 - 06:58 WIB
loading...
Hati-hati dengan Istidraj dan Ini 5 Ciri-cirinya
Gemerlapnya dunia, banyak membuat silau manusia sehingga mereka banyak yang lupa untuk ibadah kepada Rabb-nya. Foto ilustrasi/istimewa
A A A
Segala kesenangan dan kemegahan dunia seringkali membuat manusia silau hingga tenggelam serta sibuk dalam buaian kebahagiaan. Sebagai mukmin yang memiliki jiwa bersih hendaknya lebih jeli kala menghadapi saat-saat indah ini, karena jika ia tak menyadari semua itu bisa berubah menjadi prahara . Realitanya, tak sedikit manusia terlena dengan kesenangan semu itu, bahkan melakukan dosa, maka inilah yang dinamakan istidraj.



Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:

فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخذنا هم بغتة فإذا هم مبلسون

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa” (QS. Al-An’am : 44).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewanti-wanti tentang istidraj ini. Dalam salah satu hadis Beliau bersabda:

“Apabila engkau melihat seorang hamba masih mendapatkan karunia dunia dari Allah sesuka hatinya sementara ia masih gemar melakukan maksiat sesungguhnya karunia itu tidak lain adalah istidraj” (HR. Ahmad)

Baca Juga


Ketika seorang mukmin diuji dengan istidraj ini, bagaimana ciri dan tanda-tandanya ? Rasulullah Shallallau alaihi wa sallam bersabda:

”Apabila kamu melihat bahawa Allah Taala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat(durhaka), ketahuilah bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT.”(HR At-Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi)

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri istidraj:

1. Diberi kenikmatan duniawi yang melimpah, tetapi keimanan terus menurun

Kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh seseorang yang beriman dengan yang tidak beriman rasanya akan berbeda. Seseorang yang beriman akan senantiasa bersyukur dan mendapati ketenangan yang sangat menentramkan dalam hidupnya akan tetapi hal tersebut tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak beriman, mereka hanya akan merasa kurang dan gelisah walaupun tengah menikmati semua kemudahan dan kebahagiaan yang Allah berikan.



2. Rejeki lancar, ibadah diabaikan

Tidak semua orang terlahir dalam keadaan yang serba berkecukupan. Sebagian orang harus berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan dan mendekatkan diri kepada Allah agar Allah membantu melancarkan pintu rejekinya. Namun ketika seseorang yang selalu meninggalkan ibadahnya secara sengaja namun rejekinya terus mengalir lancar maka hal tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri dari istidraj. Dimana kelancaran rejeki yang didapat tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar semakin banyak rejeki yang didapat, semakin kita mengabaikan ibadah dan perintah Allah maka akan semakin berat juga dosa yang kita tanggung.

Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”.

3. Hidupnya sukses padahal selalu bermaksiat

Ali Bin Abi Thalib rhadiyallahu'anhu berkata : “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya”.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3021 seconds (0.1#10.140)