Kiamat Sudah Dekat (2): Jarak Gunung Emas Itu 4.774 km dari Sungai Eufrat

Selasa, 16 Maret 2021 - 05:00 WIB
loading...
Kiamat Sudah Dekat (2):...
Puluhan orang membanjiri gunung di Luhihi, di provinsi Kivu Selatan, Kongo, menyusul penemuan biji emas pada akhir Februari 2021/Foto/Ist
A A A
RASULULLAH SAW bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو

Kiamat tidak akan terjadi sampai al-furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat,” (HR Muslim).



Hadis ini mengabarkan bahwa keringnya Sungai Eufrat dan munculnya gunung emas sebagai pertanda kiamat akan segera datang .

Kini, debit air di Sungai Eufrat sudah ada tanda-tanda sangat menurun. Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun dari 2003, cekungan sungai Tigris dan Eufrat di bagian Turki, Suriah, Irak, dan Iran kehilangan 117 juta kaki acre (144 kilometer kubik) air tawar

Di sisi lain, di Kongo muncul gunung emas. Kedua peristiwa ini dikaitkan oleh banyak pihak dengan hadis tersebut.

Masalahnya, sepertinya ada pemaksaan untuk mengaitkan Sungai Eufrat dengan gunung emas di Kongo. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.

Sungai itu membelah Pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di Kota Jarablus, melewati Irak di Kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab. Panjang sungai itu mencapai 2.375 kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan Al-Khabur, sudah mengering.

Sementara gunung emas di Kongo, Afrika, berjarak sekira 4.774 km dari Sungai Eufrat. Antara Sungai Eufrat dan Gunung Emas di Kongo amatlah berjauhan. Padahal hadis itu jelas menyebut gunung emas itu berada di Sungai Eufrat, setelah sungai itu mengering,

Satu Tema
Memang sih, memahami hadis tak cukup dengan membaca satu hadis saja. Perlu juga dilakukan takhrij agar ditemukan hadis-hadis lain yang satu tema.

Ada hadis lain yang hampir mirip namun dengan redaksi yang berbeda. Hadis ini juga sama-sama diriwayatkan oleh Imam Muslim.

عن أبي بن كعب قال: "لا يزال الناس مختلفة أعناقهم في طلب الدنيا سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: يوشك أن ينحسر الفرات عن جبل من ذهب فإذا سمع به الناس ساروا إليه فيقول من عنده لئن تركنا الناس يأخذون منه ليذهبن به كله قال: فيقتتلون عليه فيقتل من كل مائة تسعة وتسعون

Artinya, “Dari Ubai bin Ka'ab berkata, ‘Orang-orang terus sibuk mencari dunia. ‘Hampir saja Furat terbuka dan banyak simpanan emas. Saat mendengarnya, orang-orang menghampirinya lalu orang yang didekatnya berkata, ‘Bila kita biarkan orang-orang mengambilnya, mereka akan menghabiskan semuanya.’

Rasul bersabda, ‘Mereka berperang karenanya, dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilannya terbunuh.’

Oleh para ulama, hadis ini dijadikan sebagai penjelas atas hadis sebelumnya. Ubai bin Ka’ab memperinci bahwa inti dari hadis tersebut adalah manusia akan selalu sibuk mencari dunia.



Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa Rasul SAW melarang siapa pun yang menemukan emas tersebut dilarang untuk mengambilnya. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari jalur Abu Hurairah, berbeda dengan hadis sebelumnya.

عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: "يُوشِكُ الفُرَاتُ يَحْسِرُ عن كَنْزِ مِنْ ذّهَبِ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئاً" .

“Hampir terbuka al-furat dengan (beirisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya,” (HR At-Tirmidzi).

Jadi, setidaknya ada tiga hadis yang berkaitan dengan hal ini dengan redaksi hadis yang agak berbeda.

Ini pula yang memunculkan tafsir yang berbeda di kalangan ulama. Pertama terkait al-Furat yang disebutkan dalam hadis tersebut. Para ulama sendiri berbeda-beda terkait maknanya. Selain menyebutkan bahwa Furat adalah sungai di Kufah, ada juga yang mengatakan bahwa Furat berarti laut.

Ada juga yang mengatakan bahwa Furat adalah air yang rasanya sangat tawar sekali. Dari makna-makna ini, sebenarnya belum ada kesepakatan di antara para ulama hadis atas makna Furat yang sebenarnya.

Dengan demikian, jika ada yang mengatakan bahwa keringnya sungai Eufrat sekarang termasuk bagian dari tanda kiamat, maka bisa jadi benar, bisa jadi juga salah.

Kedua terkait makna jabal min dzahab dan kanz min dzahab.

Tiga hadits tersebut menggunakan dua redaksi yang berbeda. Pertama menggunakan kata ‘gunung’ dan yang kedua hanya menggunakan kata ‘simpanan’.

Lalu mana yang benar? Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa perbedaan tersebut berdasarkan waktu sebelum dan sesudah ditemukan.

Menurutnya, sebelum ditemukan oleh seratus orang, emas tersebut disebut simpanan (kanzun) namun setelah ditemukan banyak emas disebut gunung (jabal). “Penamaan ‘kanzun’ merupakan sebutan sebelum ditemukan. Sedangkan penamaan ‘jabal’ menunjukkan banyaknya emas tersebut,” (Lihat Al-Mubarakfuri, Tuḥfatul Aḥwadzi, [Madinah, Maktabah Salafiyah: 1963 M], juz VII, halaman 291).

Berdasarkan hadis ini, jika benar yang dimaksud dengan Furat adalah memang benar sungai Eufrat, maka keringnya sungai tersebut tidak cukup menjadi tanda kiamat. Karena sebenarnya yang menjadi pokok dan inti dari hadis tersebut adalah mencegah pertikaian banyak orang untuk memperebutkan emas tersebut, bukan saja karena sungainya yang mengering.

Maka dari itu, Rasul mencegah kehancuran akibat pertikaian itu (yang disebut sebagai al-sa’ah atau kehancuran) dengan mengimbau agar tidak mengambil emas itu jika telah ditemukan.

Menurut Al-Mubarakfuri, sebagaimana dikutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) substansi hadis tersebut (mencegah terjadinya pertikaian dan kehancuran akibat saling membunuh) sesuai dengan hadits Muslim yang lain dari Abu Hurairah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقِيءُ الْأَرْضُ أَفْلَاذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ الْأُسْطُوَانِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَتَلْتُ وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَطَعْتُ رَحِمِي وَيَجِيءُ السَّارِقُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قُطِعَتْ يَدِي ثُمَّ يَدَعُونَهُ فَلَا يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا

Artinya, “Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda, ‘Kelak bumi akan mengeluarkan semua isi perutnya semisal tiang dari emas dan perak lalu akan datang seorang pembunuh seraya berkata, 'Karena benda inilah aku membunuh.' Lalu datang pula orang yang memutuskan tali silaturrahmi seraya berkata, 'Karena benda inilah aku memutuskan tali silaturrahmi.'

Lalu datang pula seorang pencuri seraya berkata, 'Karena benda inilah tanganku dipotong.' Kemudian mereka semua meninggalkannya begitu saja dan tidak mengambilnya sedikitpun,’” (HR Muslim).

Ini menunjukkan bahwa tanda kiamat itu bukan terletak pada mengeringnya sungai Eufrat, melainkan perebutan harta dari perut bumi yang membuat banyak orang berperilaku buruk, seperti mencuri, membunuh, dan memutus silaturrahmi. Wallahu'alam.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2328 seconds (0.1#10.140)