5 Sifat Manusia yang Membuat Harta Menjadi Tercela

Kamis, 18 Maret 2021 - 16:23 WIB
loading...
5 Sifat Manusia yang Membuat Harta Menjadi Tercela
Harta itu tercela jika didapatkan dengan cara-cara yang haram. Ini salah sati dari kondisi akhir zaman yang Nabi ceritakan agar diwaspadai. Foto ilustrasi/ist
A A A
Al-Qur’an memandang harta sebagai sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Khaliq-Nya, bukan tujuan utama yang dicari dalam kehidupan . Namun, ada sifat manusia yang justru menjadi celaan terhadap harta itu sendiri.

Sebenarnya, dengan keberadaan harta, manusia diharapkan memiliki sikap derma yang memperkokoh sifat kemanusiannya. Jika sikap derma ini berkembang, maka akan mengantarkan manusia kepada derajat yang mulia, baik di sisi Tuhan maupun terhadap sesama manusia.



Akan tetapi, karena ada sifat tercela manusialah, keberadaan harta juga menjadi ikut tercela. Ahmad bin Muhammad bin Abdurrahmān bin Qudāmah al-Maqdisi, dalam kitabnya 'Mukhtashar Minhāj al-Qāshidīn, tahqīq Zuhair asy-Syāwīsy' menyebutkan, ada lima sikap manusia terhadap harta yang tercela ini, di antaranya:

1. Sifat rakus

Orang yang rakus dengan harta menjadikan harta dan dunia sebagai orientasi hidupnya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “…. Dan siapa saja yang dunia menjadi orientasi hidupnya Allah akan meletakkan kefakiran di antara kedua matanya. Allah akan cerai beraikan urusannya dan dia tidaklah mendapatkan dunia kecuali sebesar yang Allah takdirkan untuknya” (HR Tirmidzi).



Di antara doa yang sering Nabi panjatkan sebelum beranjak meninggalkan tempat duduknya adalah kalimat sebagai berikut:

وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا

“…. Ya Allah janganlah Kau timpakan kepada kami musibah agama dan janganlah Kau jadikan dunia sebagai orientasi terbesar kami dalam hidup dan maksimal pengetahuan kami. …” (HR Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Sikap rakus dengan harta Allah gambarkan dalam firmanNya,

الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ

“Orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya” (QS al-Humazah: 104]:



Ketika menjelaskan kata wa’addadahu Ibnu Utsaimīn mengatakan, “Maksudnya karena demikian besar rasa cintanya dengan harta berulang kali orang tersebut mendatangi tempat penyimpanan hartanya dan menghitung-hitungnya. Pada pagi hari dia hitung uang yang ada di tempat penyimpanan. Pada sore hari kembali dia hitung uang tersebut padahal dia mengetahui dan menyadari bahwa uang yang ada di tempat penyimpanan tersebut sedikit pun belum diambil dan belum ditambahi.

Akan tetapi karena demikian dalam rasa cintanya dengan harta berulang kali dia mendatangi tempat penyimpanan harta dan menghitung-hitungnya. Oleh karena itu digunakan bentuk hiperbola. Orang tersebut bolak balik menghitung harta karena sangat cinta dengan harta dan khawatir hartanya berkurang atau sekedar agar semakin menenangkan hati dengan jumlah harta yang dimiliki. Oleh karena itu orang tersebut bolak balik menghitung hartanya.

2. Mendapatkan harta tidak melalui jalan yang halal

Harta itu tercela jika didapatkan dengan cara-cara yang haram. Itulah kondisi akhir zaman yang Nabi ceritakan agar diwaspadai.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)